*
*
Bagaimana lagi harus menjelaskan sementara semua argumen dan tindakan sudah ia lakukan? Lesti lagi-lagi harus melepaskan jeratan tangannya meskipun berulang kali ia menemui kegagalan karena Rizki menggenggam tangannya begitu erat, Lesti berusaha beberapa kali tapi tetap saja, Rizki tidak akan pernah melepaskannya sampai ia menyetujui permintaannya.
"Kau tau kak, dirimu yang sekarang membuatku takut, kau menakutkan kak."
Rizki tau Lesti tidak suka pria posesif, semua pria atau wanita yang dekat dengannya dan bertingkah posesif padanya, Lesti tidak akan segan-segan untuk menendang namannya keluar dari circle orang yang ada didekatnya.
Bagi Lesti orang seperti itu sangat menakutkan, dia bukan hanya mebuatnya sakit kepala tapi juga membuat ia merasa tak nyaman, Lesti benci orang yang seperti itu dan Rizki sudah pasti mengetauinnya, tapi kenapa ia justru bertingkah menjadi seseorang yang Lesti benci?
"Aku tidak bermaksud seperti itu Lesti, aku hanya tidak tau lagi bagaimana caranya supaya kau menerimaku kembali. Kau tau betapa besaranya cintaku padamu dan aku ingin kita seperti dulu. Sudah cukup 6 bulan aku menahan diri dan sekarang aku sudah diambat batas pertahananku. Aku sudah tidak bisa menahannya lagi, akutidak sanggup kehilangan kamu lagi. Please Lesti percaya padaku! Tidak ada cinta diantara aku dann Nadya dan tidak mungkin ada anak antara aku dan dia. Semua yang Dinda ucapkan itu semua bohong, percaya padaku! Aku bahkan tidak pernah menyentuhnya."
"Kau pikir aku peduli? Sudah aku katakan aku tak peduli! Ada ataupun tidak ada cinta ataupun anak diantara kalian, semuannya tidak berpengaru apapun padaku, aku mash dengan keputusanku jadi kumohon lepaskan aku! Kau menyakitiku kak."
"Dan u juga menyakitiku Lesti!"
Lesti memang mengeraskan suarannya tapi ia sama sekali tidak menyangka Rizki akan melakukan hal yang sama padanya bahkan suaranya jauh lebih nyaring dibandingkan dirinya.
Lesti benar-benar frustasi, rasa nyeri yang ia rasakan dipergelangan tangannya bahkan tidak ia pedulikan lagi, hanya satu keinginan yang Lesti inginkan saat ini, yaitu lepas dari jeratannya.
Demi Tuhan Lesti tidak bisa menahannya terlalu lama,kakinya terasa lemah dan Lesti tidak terputuk disaat seperti ini, ia tidak ingin itu terjadi.
"Kenapa kau jadi seperti ini? Kenapa kau sama sekali tidak mengerti aku? Lihat aku Lesti! Apa kau pikir selama ini aku bahagia? Tidak Lesti, aku sama sekali tidak bahagia, aku tertekan dan sekarang disaat aku butuh kau ntuk membuatku bangkit tapi kau justru memperlakukanku sepeti ini. Aku tau u salah, an aku minta maaf. Tidak cukupkah kau mengerti bagaimana perasaanku?"
"Hentikan!"
Lesti tidak ingin mendengar.
"Aku hanya minta satu kesempatan lagi tapi kenapa kau sama sekali tidak memberikan peluang untuk aku melakukannya? Sebenci itukah kau padaku? Apa begitu hina aku dimatamu?"
"Sudah cukup, aku mohon hentikan!"
Lesti benar-benar tidak ingin mendengarnya.
"Lihat aku Lesti! Apa dimatamu aku terlihat bercanda? aku benar-benar frustasi Lesti, melihatmu yang seperti ini membuatku sakit."
"Dan kau pikir aku tidak sakit hah?"
Lesti menatap Rizki, mata merahnya menandakan kalau wanita itu benar-benar kesakitan.
"Aku sakit, dari awal aku kesakitan Apa kau tidak ingat apa yang aku lakukan dulu? Aku memohon padamu, aku menjatuhkan harga diriku untukmu tapi apa yang kau lakukan saat itu? Kau menunduk, melepaskan tanganku lalu meninggalkanku bersama kata maaf yang kau ucapkan dulu."