Typo!!
•
•
•
•
•Mengetahui Lesti mengandung dan selama ini menutupi perutnya yang besar dengan menggunakan baju berlapis lima size sekaligus. Pantas saja dia tidak menyadari perubahan yang ada pada tubuh kakaknya jadi selama ini dia melakukan berbagai cara untuk menyembunyikannya.
"Maaf, bukan maksud aku ingin menutupinya sampai akhir, hanya saja, aku tidak ingin semua orang memandangmu tidak suka karena memiliki seorang kakak yang hamil tanpa seorang suami. Aku tidak ingin orang-orang mengejekmu"
Rara tidak bisa menahan tangisnya, dia menyesal karena sudah meragukan kakaknya.Dalam isakan tangisnya, dipeluknya tubuh kakaknya, dia meminta maaf karena kesalahannya.
"Maafkan aku"
Tidak seharusnya dia seperti ini seharusnya dia mempercayai kakaknya tanpa harus menunggu Lesti membuktikannya.
Rara menyesal, sangat menyesal. Dia merasa menjadi adik yang tidak berguna, kondisi kakaknya saja dia tidak mengetahuinya padahal selama ini dia tinggal satu atap dengan kakaknya.
Jika memang ada orang lain yang harus mengetahui perubahan kakaknya seharusnya orang itu dirinya tapi apa sekarang, dia mungkin menjadi orang kesekian yang mengetahui kondisi kakaknya.
"Maaf, maaf karena aku tidak mempercayaimu, maaf karena aku tidak mengetahui kondismu, maaf karena aku terlalu acuh padamu, maafkan segala kebodohanku kak... "
Lesti menghentikan penyesalan adiknya dengan membalas pelukan dari Rara dengan penuh kasih sayang dia bahkan membelai lembut rambutnya."Kau tidak salah Rara, justru aku yang seharusnya meminta maaf padamu. Tidak seharusnya aku menutupi kondisiku padamu"
Seharusnya dari awal dia mengatakannya bukan justru menutupi kehamilannya tapi Lesti terlalu takut, dia takut jika Rara tahu maka temannya juga akan mengetahuinya jika sudah seperti itu lambat laun kehamilannya juga akan diketahui publik dan semua orang akan membicarakan kehamilannya dan imbasnya, dia yakin Rara juga akan menerima konsekuensinya juga.
Lesti tidak ingin itu terjadi.
Tapi bagi Rara, keterdiaman Lesti justru membuat wanita itu menyesal.
Dia tidak menyalahkan Lesti melainkan menyalahkan dirinya sendiri.
Seharusnya tanpa Lesti berbicara dia sudah melihat perubahan bentuk tubuh kakaknya tapi selama ini dia justru berpikir kakaknya melampiaskan rasa sakit atas penghianatan Rizki melalui makanan, dia sama sekali tidak memikirkan kakaknya sedang mengandung sekarang ini.
Tapi tunggu!
Jika memang Lesti tengah mengandung, itu artinya kakaknya pernah melakukan hubungan intim dengan Rizki? Jika seperti itu, berarti anak yang di kandung kakaknya itu anak Rizki? Bagaimana ini? Jika itu benar, kakaknya tidak bisa meminta pertanggungjawaban dari Rizki karena dia yakin Lesti tidak akan pernah mau merusak hubungan orang lain terlebih mereka yang sudah menikah, demi Tuhan kakaknya bukan wanita seperti itu."Lalu, bagaimana selanjutnya?"
Rara benar-benar mencemaskan kakaknya, dia takut Lesti akan kembali terluka saat menahan perasaannya."Bagaimana apanya?"
Lesti tidak mengerti, Rara melepaskan pelukannya sembari memberinya pertanyaan seperti itu."Mengenai ayah bayi yang kau kandung, kau tidak mungkin meminta pertanggungjawaban kak Rizki, benarkan?"
Iya, Lesti tidak akan pernah melakukannya, sampai kapanpun dia tidak akan pernah melakukannya. Dia tidak akan memberi tahu Rizki mengenai kondisinya tapi jika Rara berpikir ayah dari bayi yang dia kandung milik Rizki, lalu bagaimana dengan Billar? Tidak mungkin dia mengeluarkan Billar dari kandidat ayah bayinya sementara dia tahu, baik benih Rizki ataupun Billar tertanam di rahimnya.