•••
Pagi ini Jeimin sedang bersiap siap pergi ke taman hanya untuk sekedar berjalan pagi dengan sang kekasih, seperti yang dia katakan kemarin pada kakak nya.
"Hah~" Jeimin menghela nafas nya kasar, lalu kembali menatap diri nya di cermin. Wajah nya yang tirus dan tubuh nya yang terlihat sedikit kurus membuat nya sedih seketika.
"Apakah aku bisa hidup lebih lama lagi? atau malah mungkin besok aku akan meninggalkan semuanya?" monolog nya di depan kaca. "hah~ Jeno.. maafkan aku. Sepertinya aku harus membohongimu agar kau tidak bersedih ketika mendengar kabar kematian ku nanti," lanjut nya lagi.
Setelah bersiap Jeimin pun segera pergi berangkat ke taman tempat yang sudah di tetapkan oleh kekasih nya, yaitu Jung Jeno.
Disana Jeimin hanya berkeliling-keliling sembari menaikki sepeda dan sekedar jajan makanan yang ada di pinggir jalan menikmati masa berdua nya itu dengan ke romantisannya.
Saat ini mereka sedang beristirahat di sebuah bangku sambil memandangi pohon yang rindang yang membuat suasana semakin Damai dan tenang, apalagi hari ini taman terlihat sangat sepi, seperti dunia milik berdua.
"Jen," panggil Jeimin.
"Hm? kenapa sayang? mau sesuatu? aku akan membelikan nya," jawab Jeno. Jeimin menoleh ke arah Jeno lalu segera menggelengkan kepalanya.
Jeimin meraih kedua tangan Jeno dan menggenggam kedua tangan Jeno dengan sangat erat, lalu Jeimin beralih menatap mata sang kekasih nya itu dengan tatapan dalam nya.
"Jika aku pergi, apa yang akan kau lakukan?" tanya Jeimin.
Jeno mengerutkan kening nya, pertanyaan macam apa itu? Jeimin ingin meninggalkan Jeno? untuk apa?
Bukannya menjawab, Jeno malah beratnya balik kepada sang kekasih. "apa yang kau katakan sayang, kau ingin meninggalkan ku?"
Jeimin menggelengkan kepala nya. "Tidak.. aku hanya bertanya," sanggah Jeimin.
"Baiklah, aku akan menjawab pertanyaan mu. Jika kau pergi dari hidupku, aku tidak akan bisa melupakan mu. Mungkin nanti ada pengganti dirimu, tapi aku tidak akan melupakan kenangan yang telah kita buat bersama," jelas nya. Penjelasan dari Jeno sukses membuat Jeimin meneteskan air mata nya seketika.
"Kau menangis? hey sayang, kenapa kau menangis?" Jeno beralih mendekap tubuh mungil Jeimin dengan erat lalu mengelus-elus punggung kekasihnya dengan lembut.
"Kau benar benar mencintaiku?" tanya Jeimin, lagi.
"Tentu saja! Pertanyaan macam apa itu? Jika aku tidak mencintaimu, untuk apa aku menjadikan mu sebagai kekasih ku? jangan menanyakan hal hal aneh seperti itu sayang," rutuk nya.
'Maafkan aku Jeno, sepertinya keputusanku ini sudah bulat, aku tidak akan hidup lebih lama lagi dengan penyakitku ini, aku sangat lelah,' batin Jeimin berucap.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Substitution | NoMin
Fanfiction[ COMPLETED ] ❝terimakasih atas pengorbananmu Hyung, aku mencintai kalian berdua.❞ Na Jeimin. [LEE JENO X NA JAEMIN] ⚠BIG NO SEBAR LUASKAN CERITA AUTHOR KE TIKTOK! ⚠BXB, YAOI, BL, NOMIN! ⚠tidak di sarankan untuk homophobic ⚠angst, sad romance ⚠...