30. Khawatir

2.2K 294 5
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Saat Jeno sudah pulang ke rumah, dia langsung diberitahu oleh Haechan bahwa istrinya itu sedang sakit dan berada di kamar. Dengan perasaan khawatirnya Jeno langsung bergegas pergi ke kamar untuk menemui Jaemin.

"Sayang.." panggil Jeno lalu duduk di pinggir kasur.

"Hah? Kau sudah pulang? kenapa tidak memberitahuku Jeno? Aku belum bersiap!" kesal Jaemin dan dia pun langsung duduk.

"Tidak sayang tidak.. Kau harus beristirahat, Haechan mengatakan kalau kau sedang sakit, sakit apa? kenapa kau tidak memberitahuku?" tanya Jeno dengan nada yang sedikit bergetar dan tatapan khawatirnya itu.

"Aku hanya tidak enak badan saja Jeno, mungkin karena kelelahan akhir akhir ini. Aku baik baik saja, jadi kau tenang saja," tutur Jaemin sembari tersenyum.

"Kau membuatku khawatir! sangat menyebalkan. Kemarilah peluk aku, katanya kau merindukanku," Jeno merentangkan tangannya dan dibalas senyuman tipis dari Jaemin.

Jaemin pun segera mendekat pada Jeno dan memeluk tubuh Jeno dengan sangat erat melepaskan rindu sudah 4 hari tidak bertemu.

Padahal baru saja 4 hari tidak bertemu, rasanya Jaemin sudah seperti menunggu 4 bulan saja. Dia sangat merindukan suaminya itu, entah kenapa.. Jaemin itu ingin bermanja manjaan dengan Jeno.

"Apa yang kau rasakan?"

"Aku hanya merasa pusing dan mual saja, nanti juga sembuh. Mungkin ini efek aku terlalu keras bekerja, karena aku merindukanmu jadi aku terus bekerja mengerjakan pekerjaan rumah sendirian saat Haechan dan mommy keluar rumah," jelas Jaemin lalu dia pun mengeratkan pelukannya menaruh kepalanya di dada bidang milik suaminya itu.

"Sampai seperti itu? Kau betul betul merindukanku ternyata," Jeno terkekeh pelan lalu mengusap surai hitam milik istrinya itu.

"Ya! Memangnya kau kira aku berbohong begitu??!" tanya Jaemin dengan nada tingginya.

"Bukan begitu sayang, maksudku.. Kau hanya sekedar merindukanku saja, tidak sangat sangat sangat merindukanku," elak Jeno agar Jaemin tidak mengamuk.

"Ck! menyebalkan."

"Kau sudah makan?"

"Sudah, tadi Haechan mengantarkan bubur ke kamarku. Tapi tidak habis," ungkap Jaemin, dia pun menunjuk nampan yang berisi bubur berada di atas nakas.

"Kenapa tidak habis?"

"Mual Jeno, aku tidak suka!"

"Kalau aku yang suapkan bagaimana?" Jeno pun beralih mengambil nampan yang berisikan semangkuk bubur lalu membawanya ke hadapan Jaemin.

"Tetap tidak mau!" tolak Jaemin lagi.

"Paksakan sedikit lagi ya sayang? Aku tidak mau jika kau sakit seperti ini, aku ingin kau sehat sehat seperti kemarin itu," tutur Jeno sembari menyiapkan satu sendok bubur ke arah mulut Jaemin.

[✔] Substitution | NoMin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang