28. sibuk

1.9K 264 13
                                    

••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

setelah Qtime beberapa minggu yang lalu, Jeno sudah mulai sibuk kembali dengan pekerjaannya. Sama seperti Jaemin yang sibuk dengan pekerjaan rumah tangga nya, memang terasa sedikit berat karena Jaemin sendiri tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tidak seperti adiknya itu yang sudah bisa sejak kecil.

Jaemin lebih ke mengurus pekerjaan di luar ketimbang adiknya 'Jeimin' yang sering mengurus pekerjaan rumah, jadi wajar saja jika Jaemin keberatan akan hal ini.

Ini sudah terhitung 1 bulan Jeno selalu sibuk dengan pekerjaannya hingga terkadang dia tidak memiliki waktu bersama dengan Jaemin.

"Jaemin," panggil mommy Taeyong dan Jaemin pun langsung menoleh, sekarang ini Jaemin sedang mencuci piring.

"Kenapa mom? Apa ada yang perlu aku lakukan?"

"Tidak ada, kau setuju tidak jika mommy menyewa pembantu untuk mengurus rumah ini?"

"Aku setuju setuju saja mommy, itu terserah pada mommy. Mommy sudah bertanya pada Haechan tentang hal ini?"

"Sudah, dan dia juga setuju. Memang seharusnya mommy menyewa pembantu agar kalian tidak terlalu lelah mengurus pekerjaan rumah," kata Taeyong sembari duduk di bangku meja makan dan mengupas buah.

Jaemin mengangguk anggukkan kepalanya paham. "Itu terserah pada mommy saja, aku ikut apa kata mommy dan Haechan," Jaemin tersenyum lalu melanjutkan pekerjaannya itu.

Siang ini Jaemin beristirahat di halaman belakang sembari membaca buku kesukaannya, pekerjaan rumah semuanya sudah selesai. Hari ini juga Jeno tidak ingin di hantarkan makanan oleh Jaemin, jadi Jaemin bisa bersantai sejenak meregangkan otot untuk melepas penatnya itu.

"Jaemin, aku membawakan jus untuk kita." Haechan tersenyum lalu duduk di samping Jaemin, ia menaruh jus buah tersebut di meja.

"Terimakasih Haechan," ucap Jaemin sembari tersenyum lalu melanjutkan baca bukunya itu.

"Kau sedang membaca apa?" tanya Haechan memulai topik agar tidak terlalu hening.

"Entahlah, aku hanya membaca buku-buku sajak dan juga puisi. Aku sedikit menyukainya," ungkap Jaemin lalu menaruh buku tersebut di meja.

"Benarkah? kita sama! kalau begitu mau kah kau melihat senja bersamaku nanti sore di atas teras rumah?" ajakan Haechan sukses membuat Jaemin menoleh ke arah nya sembari menaikkan kedua alisnya.

"Kau sering melihat senja disana?" tanya Jaemin dan diikuti anggukkan cepat oleh Haechan.

"Senja itu mengandung banyak arti Jaem, terutama bagi yang menyukai sajak atau pun puisi," tutur Haechan tanpa memudarkan senyum tipis nya itu.

"Kau benar, baiklah nanti setelah memasak sembari menunggu malam, kita pergi ke teras atas untuk melihat senja." senang Jaemin dan diikuti anggukkan cepat oleh Haechan.

...

Seperti apa yang Haechan dan Jaemin obrolkan di halaman belakang tadi siang, kini mereka bersantai sembari menatap senja yang cukup indah untuk di pandang pada sore hari ini.

"Jaemin, apakah kau pernah memikirkan bagaimana kehidupan kita selanjutnya?"

"Tidak pernah, apakah kau selalu memikirkan hal itu?" tanya Jaemin lalu menoleh ke arah Haechan.

Haechan tersenyum lalu menundukkan kepalanya sebentar setelahnya dia pun menatap Jaemin yang berada tidak jauh di sebelahnya.

"Selalu, aku sangat takut. Aku selalu memikirkan hal apa yang akan terjadi selanjutnya, bisa saja aku kehilangan Mark hyung, atau bahkan aku yang pergi dari sini. Aku juga sering memikirkan bagaimana kalau sebenarnya aku itu tidak pernah memberikan kebahagiaan pada Mark hyung, aku hanya membuatnya sedih saja karena kehadiranku," Haechan menghela nafasnya lalu melihat kembali ke arah matahari yang sudah mulai tenggelam itu.

"Aku selalu memikirkan bagaimana caranya aku bisa hamil Jaemin, aku juga selalu memikirkan apakah aku sudah menjadi istri yang baik untuk Mark hyung? aku sangat takut jika aku hanya menyusahkan saja," lanjut Haechan.

Jaemin tersenyum lalu memeluk Haechan dari samping, "kau sudah menjadi istri yang baik untuk Mark hyung, Haechan. Masalah kau hamil ituu.. semuanya sudah di atur oleh Tuhan, dan jika Tuhan belum memberikan kepercayaan kepada kalian? lantas harus berbuat apa lagi? kalian hanya bisa menunggu, bukan? Kau juga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi istri dan menantu yang baik di keluarga ini. Aku saja sangat bangga pada dirimu padahal aku baru saja mengenalmu beberapa bulan(?) atau beberapa minggu yang lalu, tapi kau sudah membuatku bangga sekaligus kagum. Kau bisa mengerjakan pekerjaan rumah dengan sabar dan juga menghadapi sikap mommy yang tidak beraturan itu," tutur Jaemin sembari tersenyum menatap Haechan.

"Kata-katamu sungguh menghiburku."

"Eyy aku berbicara fakta, itu sama sekali bukan hiburan! kau ini benar benar hebat kakak ipar, aku bangga padamu. Maka dari itu aku memintamu untuk mengajariku segala hal, agar aku bisa membantumu agar kau tidak kelelahan," sambung Jaemin.

"Ahaha, kau ini adik ipar yang sangat manis sekali. Jeno tidak salah memilihmu, kau manis dan juga memiliki hati yang lembut, semoga kau dan Jeno selalu diberikan kebahagiaan!" Haechan tersenyum lalu mencubit pipi Jaemin gemas.

"Aishh kau membuatku malu!"

Haechan hanya bisa tertawa melihat kelakuan Jaemin, Jaemin akan menjadi adik ipar kesayangan Haechan.

Malam ini setelah makan malam, Jeno langsung mengajak Jaemin ke kamar. Karena Jeno ingin membicarakan sesuatu yang sangat penting. Tidak terlewatkan pasti Jeno juga mengajak Jaemin untuk berpelukan di kasur sembari membicarakan hal ini tentu nya.

"Kau mau bicara apa?" tanya Jaemin sembari menatap Jeno dari bawah.

"Aku ingin keluar kota beberapa hari sayang, tidak apa, 'kan? aku benar benar sibuk dan ada kendala di perusahaan. Kau pasti mengerti bukan?" ungkap Jeno dengan hati hati, karena dia takut jika Jaemin marah atau sedih mendengar hal ini.

Tetapi Jaemin malah tersenyum lalu melepaskan pelukannya perlahan membalikkan badannya menghadap ke arah Jeno.

"Tentu saja tidak apa, lagipula kau juga kesana untuk bekerja bukan? bukan untuk berjalan jalan ataupun berselingkuh—"

"Sstt! Aku sangat mencintaimu mana mungkin aku selingkuh? huh!" kesal Jeno sembari melipat kedua tangannya di perutnya.

Jaemin terkekeh gemas lalu kembali memeluk Jeno dengan erat. "Iya aku percaya padamu, aku juga mencintaiku," ungkap Jaemin setelahnya dia pun menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik suaminya itu.

"Hey, tumben sekali?" Jeno pun membalas pelukan Jaemin sangat erat.

"Entahlah, aku hanya ingin saja.."

"Ahaha baiklah, besok aku akan berangkat. Mau membantuku untuk merapikan beberapa pakaian ke koper? tenang saja aku pergi bersama dengan Mark hyung."

"Tentu saja, ayo!" ajak Jaemin lalu berdiri dari duduknya dan segera berjalan ke lemari Jeno.

Setelah membereskan beberapa pakaian dan kebutuhan yang pasti akan di pakai oleh Jeno, Jaemin dan juga suaminya itu kembali ke atas ranjang lalu kembali berpelukan.

"Aku ingin meminta sesuatu boleh?" tanya Jeno.

"Apa itu?"

"aku ingin menyentuh mu sebelum aku berangkat besok."

"Tapi jika kau kesiangan bagaimana?"

"Hanya 1 ronde saja, boleh ya sayang?"

"Ck! baiklah baiklah terserah kau saja." pasrah Jaemin pada akhirnya, Jeno memekik kegirangan dan setelahnya pun dia mengambil posisi yang enak untuk bermain pada malam hari ini.

TBC.

[✔] Substitution | NoMin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang