13. Cukur rambut

2.1K 293 8
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Pagi ini Jaemin sudah diperbolehkan dokter untuk pulang. Jeno pun segera mengantar Jaemin untuk pulang, tapi Jaemin menolaknya. Dengan alasan Jeno harus segera pergi ke kantor sekarang juga.

"Tidak apa Jeno, aku bisa pulang sendiri," tolak Jaemin, lagi.

"Tapi aku khawatir padamu," ungkap Jeno.

"Aku benar-benar sudah baik-baik saja, Jeno. Percayalah padaku, ya? sekarang kau pergi saja ke kantor, bekerjalah yang rajin," Jaemin tersenyum lalu mengusap lembut pipi Jeno.

"Baiklah, aku pesankan taksi online ya?" Jaemin menggelengkan kepalanya.

"Tidak perlu, Jeno. Hyung ku sebentar lagi akan menjemput ku," tolak Jaemin sekali lagi.

"Huh! baiklah baiklah, kalau begitu aku akan pulang ya, kau hati hati."

chup~

Jeno mengecup kening Jaemin sekilas, setelahnya dia pun pamit untuk pulang, tidak lama setelah itu, Jaemin pun langsung menyusul ke ruangan sang adik kesayangannya itu.

ceklek

"Hyung?" ujar Jeimin saat melihat hyung nya yang membuka pintu ruang rawatnya itu.

Jaemin pun langsung menghampiri adiknya itu dan memeluknya sebentar, "kau baik baik saja kan?" tanya Jaemin sembari mengecupi pipi Jeimin.

"Hanya pusing saja hyung, tadi sakit nya kambuh. Tapi sekarang aku sudah tidak apa, kau tenang saja. Oh iya bagaimana dengan keadaan mu?" Tanya Jeimin dan dibalas tersenyum tipis oleh hyungnya itu.

"Hyung sudah baik baik saja. Hanya tinggal lemas nya saja. Hari ini jadi, 'kan? mencukur rambutmu hingga tidak ada yang tersisa sehelai pun?"

Jeimin melipat kedua bibir nya itu lalu menganggukkan kepalanya mengiyakan perkataan hyung nya, sebenarnya dia tidak rela mencukur rambutnya hingga tidak ada yang tersisa satupun. Tapi mau gimana lagi? daripada rontok dan malah terbuang buang berserakan dimana mana, lebih baik dicukur saja bukan?

"Baiklah, jam 10 kita pergi ke salon untuk mencukur rambutmu, ya?" lagi lagi Jeimin menganggukkan kepalanya menurut pada sang kakak.

Tidak ada yang bisa Jeimin lakukan lagi selain menurut dengan kakak nya, karena dia hanya memiliki Doyoung dan juga Jaemin di dunia ini, ah.. Jeno juga.

"Anak pintar," ucap Jaemin sembari tersenyum ke arah adiknya itu.

...

Pukul 10 Jaemin dan juga adiknya itu segera pergi ke salon, ya tentu saja untuk mengukur rambut Jeimin hingga tidak tersisa sehelai rambut pun.

"Hufth," Jeimin menghela nafas nya saat dia berkaca.

"Tidak apa ya?" ucap Jaemin sembari menggenggam tangan adiknya itu, Jeimin hanya bisa tersenyum terpaksa, setelah itu pun Jaemin menunggu di bangku dan memainkan ponsel nya untuk menunggu Jeimin.

[✔] Substitution | NoMin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang