33. Maaf

2.8K 297 4
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Jeno dan juga Jaemin sama-sama terdiam, sekarang ini hanya ada keheningan di antara mereka, hanya ada kesunyian di ruang rawat Jaemin. Jaemin masih terdengar sedikit terisak karena dia memang menangis sedari tadi.

Jeno hanya bisa memeluk istrinya itu dengan sangat erat agar dia bisa merasa lebih tenang dari sebelumnya. Ini memang salah Jeno, iya salah Jeno. Jeno terlalu mementingkan pekerjaannya sampai lupa pada Jaemin, sampai lupa kalau Jaemin juga butuh perhatiannya, Jeno juga merasa bersalah karena kejadian tadi siang. Hal itu benar benar tidak disengaja karena Jeno sendiri pun terkejut saat Ryujin menubruk tubuhnya karena ada karyawan yang menyenggol nya.

Harusnya Jeno menjelaskan masalah itu saat itu juga, tapi Jeno malah menganggap remeh hal ini. Berakhir Jaemin seperti ini.

"Aku sungguh minta maaf sayang, aku mohon maafkan aku. Biar aku jelaskan semuanya agar kau tidak salah paham, penglihatan mu itu jauh berbeda dengan apa yang yang sebenarnya terjadi," penuturan Jeno itu membawanya perlahan melepas pelukannya lalu menangkup kedua pipi milik istrinya itu sembari menghapus air mata di pipi tirus milik istrinya.

Jaemin masih terdiam, walaupun Jaemin masih terdiam Jeno menganggap bahwa Jaemin itu menjawab mau mendengarkannya.

"Aku akan jelaskan, Ryujin itu adalah sekretaris baruku, dia baru saja diangkat menjadi sekretaris oleh daddy. Dan mengenai masalah tadi siang, itu tidak seperti apa yang kau lihat sayang, Ryujin itu tidak sengaja terjatuh karena ada karyawan yang sedang terburu buru lalu karyawan itu pun menubruk nya. Tidak sengaja, aku mohon percayalah padaku. Jika kau tidak percaya aku tunjukkan rekaman CCTV ya? agar kau percaya padaku," jelas Jeno panjang lebar.

Jaemin menggelengkan kepalanya lalu menunduk sejenak, Jeno mengerutkan keningnya lalu melihat ke arah Jaemin yang sedang menunduk.

"Kenapa sayang? Apakah aku salah berbicara? Kalau begitu maafkan aku.."

"Tidak Jeno, berhentilah meminta maaf. semua ini bukan sepenuhnya kesalahanmu, ini hanya sebuah kesalah pahaman saja. Memang akunya saja yang terlalu sensitif dan mudah sakit hati.. Jeno aku mencintaimu, tolong jangan dekati siapapun—aku.. Aku benar benar mencintaimu Jung Jeno," balas Jaemin dengan menatap Jeno sangat lekat membuat Jeno ikut menatap Jaemin dengan lekat juga, manik mata mereka bersatu saling menatap sendu satu sama lain.

"sayang, aku benar benar melihat cinta di matamu," ucap Jeno pelan.

Jeno beralih memeluk Jaemin dengan sangat erat, Jaemin pun membalasnya dengan sangat erat. Jaemin sudah benar benar jatuh cinta dengan pria yang bermarga Jung ini. Oh my god Jeimin, maafkan hyungmu ini, cinta bisa datang kapan saja dan tidak ada seorang pun yang dapat mencegahnya.

"I—i love you.." ucap Jaemin walau agak sedikit terbata bata karena dia mengucapkan kata itu sembari menangis.

"I love you more Jung Jaemin, aku lebih lebih mencintaimu," balas Jeno lalu ia pun melepaskan pelukannya beralih mengusap pipi Jaemin untuk menghapus sisa air matanya.

Jeno tersenyum. "Berhentilah menangis, maafkan aku ya? aku berjanji tidak akan membuatmu menangis seperti ini lagi. Ingat baby, kasihan jika kau tidak sehat dia juga akan ikut tidak sehat di dalam sana," tuturan dari Jeno membuat Jaemin menunduk malu lalu mengusap perutnya itu yang terasa seperti ada kupu kupu berterbangan begitu saja di perutnya.

"Aku boleh menyapa nya?" tanya Jeno dan dibalas anggukkan oleh Jaemin.

"Tentu saja."

Jeno pun menempelkan tangannya pada perut Jaemin lalu mengelus perut rata istrinya itu dengan sangat lembut, Jeno masih tidak percaya bahwa sebentar lagi ia akan menjadi seorang papa.

"Sayang aku masih tidak percaya akan hal ini.." lirih Jeno lalu duduk di bangku samping ranjang Jaemin.

"Aku pun tidak percaya Jeno, aku bisa hamil secepat ini," tambah Jaemin sembari mengelusi perutnya juga.

"Istirahat yang cukup, aku tidak mau melihatmu sakit seperti ini lagi Jaemin.." lirih Jeno di akhir kalimatnya itu.

"Benar itu Jaem, Jeno kalau sudah khawatir tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri," sahut Mark di dekat pintu.

Mark pun berjalan menghampiri Jeno dan juga Jaemin. "Kau sudah lama bersama dengan Jeno, jadi tidak mungkin jika Jeno memiliki kecemasan yang berlebihan jika orang terdekatnya itu sakit. Semoga kau bisa mengerti itu Jaemin," sambung Mark lalu duduk di sofa.

Jaemin menoleh. "Apakah Jeno bisa menenangkan dirinya sendiri?"

"Entahlah, tanya saja pada orangnya."

"Bisa, jika aku bisa mengatur kecemasan ku, tapi saat ini aku belum terbiasa melihatmu sakit, jadi maafkan aku ya?"

"Tidak apa sayang, aku bisa memahaminya. Oh iya mommy tidak kemari?"

"Aku sudah menelponnya, dan dia akan segera kemari. Ini kejutan sangat besar untuknya," jawab Mark.

"Kau sudah memberitahukan mommy tentang kehamilan Jaemin?" tanya Jeno pada hyungnya itu.

Mark menggelengkan kepalanya. "Belum, aku sengaja tidak memberitahunya agar kalian berdua saja yang memberitahukan pada mommy tentang ini. Aku ikut senang dan selamat atas kehamilan istrimu Jeno. Jaga baik baik, kau itu sebentar lagi akan menjadi papa, jangan manja lagi pada mommy."

"Iya Mark hyung, aku akan berusaha menjadi dewasa."

"Good boy—"

ceklek!

Pintu ruang rawat Jaemin terbuka menampilkan Taeyong, Haechan, dan juga Jaehyun di sana. Wajah Taeyong terlihat panik dan langsung menghampiri menantunya itu.

"Jaemin, kau benar baik baik saja?" tanya Taeyong sembari mengusap pipi Jaemin dan menatapnya dengan tatapan khawatirnya itu.

Jaemin tersenyum lalu meraih tanya Taeyong untuk di genggam, "aku tidak apa apa mommy kau tenang saja ya.." jawab Jaemin lembut.

"Kau sudah membuat 1 keluarga khawatir Jaemin," celetuk Jaehyun dan membuat Jeno terkekeh pelan akan hal itu, ternyata daddy nya ini juga bisa khawatir kepada menantu nya.

"Mark, katamu ada kejutan? Dimana kejutannya?" tanya Taeyong sembari menoleh ke arah Mark yang sedang duduk di sofa bersama Haechan. Iya saat sampai tadi Haechan langsung menghampiri Mark.

"Kejutannya ada pada Jeno dan Jaemin, mommy. Jangan tanyakan padaku," ketus Mark sembari kembali fokus bersandar kepada pundak sang istri.

Taeyong mengerutkan keningnya, dia kembali menoleh ke arah Jaemin dan juga Jeno, menanti jawaban dari mereka berdua. Kejutan apa? Taeyong tidak mengerti akan hal ini.

"Jangan menunda-nunda, kejutan apa yang ingin kalian berikan?" tanya Jaehyun, dia sudah mulai kesal karena sadari tadi Jeno dan Jaemin hanya tersenyum saja.

"Kejutannya ada disini mom," jawab Jeno sembari memegang perut Jaemin lalu terkekeh pelan.

"Hah? Maksudmu apa Jeno?" tanya Taeyong tidak paham apa yang sedang Jeno maksud.

"Mommy tidak peka? Kejutan itu ada di perut Jaemin, apa menurutmu? Ayolah tebak," Jeno pun jahil, dia tidak mau memberitahukan to the point kepada daddy dan juga mommy nya itu.

"Tunggu sebentar.. Maksudmu? Menantuku ini hamil?!" tanya Taeyong sembari membulatkan matanya sempurna.

TBC.

[✔] Substitution | NoMin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang