36. Marah

2.2K 283 1
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Cepatlah ganti baju! Lalu kembali kesini mommy ingin bicara dengan kalian berdua," titah Taeyong.

Jaemin meneguk saliva nya, apakah mommy mertuanya ini marah? jika tau Taeyong akan marah mungkin Jaemin tidak akan jujur tadi. Huh bagaimana ini??

Jeno pun menganggukkan kepalanya lalu segera bergegas pergi ke kamar tanpa menurunkan Jaemin dari gendongannya itu, Jeno pun tampak diam sedari tadi. Jaemin jadi merasa bersalah akan hal ini, apakah bersenang senang sedikit saja tidak boleh?? Hey Jaemin hanya ingin menyenangkan hatinya dengan caranya sendiri saja, lagi pula mood dia tadi sangat berantakan sebelum berenang.

"Jeno apakah mommy marah?" tanya Jaemin menatap Jeno dengan tatapan puppy eyes nya.

"Iya dia akan marah pada kita dan menceramahi kita berdua, apapun yang mommy katakan nanti.. Jangan kau ambil hati ya? Mommy memang seperti itu orangnya," jelas Jeno sembari membantu Jaemin melepaskan bajunya itu.

"Maafkan aku Jeno.. habisnya aku merasa bosan, semua orang sibuk mengerjakan pekerjaan mereka masing masing, sedangkan aku? Aku hanya berdiam diri di kamar seharian bahkan tidak boleh melakukan apapun," adu Jaemin pada suaminya itu.

Jeno terdiam, dia tahu apa yang Jaemin rasakan. Jaemin pasti sangat bosan seharian ini apalagi Haechan pun sibuk tidak bisa menemaninya mengobrol, mommy Taeyong juga pergi ke luar rumah seharian ini, Jeno dan Mark sibuk bekerja, begitupula Jaehyun. Wajar saja jika Jaemin tekad melakukan hal seperti ini untuk menghilangkan kebosanannya.

"Aku akan berusaha membelamu di depan mommy nanti, cepat pakai bajumu sebelum kau masuk angin," setelah mengucapkan kata itu pun Jeno segera bergegas pergi ke dalam kamar mandi untuk sekedar mencuci badannya saja.

Setelah Jeno selesai mandi pun dia melihat Jaemin yang duduk mani di tepi kasur dan sudah rapi dengan baju piyama tidurnya itu.

"Ayo turun sebelum mommy lebih marah lagi nantinya!" ajak Jeno dan setelahnya pun ia berjalan terlebih dahulu dari Jaemin, Jaemin mengikuti Jeno dari belakang.

Saat Jeno dan Jaemin turun ke bawah, di ruang tamu sudah berkumpul Taeyong, Jaehyun, Haechan, bahkan Mark juga. Jaemin jadi tambah takut, dia takut akan dimarahi habis habisan hanya karena masalah ini saja.

"Duduk!" titah Mommy Taeyong pada Jeno dan juga Jaemin.

Mereka berdua pun segera duduk di sofa.

hening~

Semuanya terdiam seketika, membuat kesunyian pada malam hari ini. Sebenarnya Jaehyun masih tidak paham kenapa ia dikumpulkan disini.

"Jaemin," panggil Taeyong.

Jaemin langsung mendonggakkan kepalanya menatap Taeyong, "i-iya Mommy?" jawab Jaemin.

"Kenapa kau berenang malam-malam begini? Bukankah kau sudah tahu bahwa dirimu ini tengah mengandung? bahkan kandunganmu masih rentan," Jaemin meneguk salivanya, dia kembali menundukkan kepalanya karena sangat takut dengan mommy mertuanya itu.

"Maafkan aku mommy.. Aku hanya merasa bosan saja seharian di kamar, lagipula aku berenang hanya beberapa menit saja tidak sampai berjam-jam.." jelas Jaemin dan masih menundukkan kepalanya.

"Ya tetap saja, ini malam malam buta, dan kau tengah hamil muda, kandunganmu masih rentan. Bagaimana orang orang tidak mengkhawatirkanmu Jung Jaemin? Jika terjadi sesuatu pada kandunganmu apa kau akan bertanggung jawab??" bentak Taeyong dengan meninggikan suaranya itu.

Jaemin tersentak, dia pun reflek memeluk Jeno karena merasa sedikit takut. Baru kali ini Jaemin dimarahi seperti ini, karena dulu dia terlalu bebas.

"Sudahlah mommy.. lagipula Jaemin baik baik saja.." sahut Jeno sembari mengusap usap lembut punggung Jaemin.

"Saat ini dia baik baik saja, tapi tidak tahu kedepannya jika dia berbuat seperti itu. Apa yang akan terjadi pada cucu mommy nanti hah?"

"Taeyong sudah cukup, lebih baik kita ke kamar saja. Jeno, ajak Jaemin istirahat di kamar! mommy biar daddy yang urus," titah Jaehyun dan dibalas anggukkan oleh Jeno, Jeno pun segera membawa Jaemin ke kamar dan begitupula Jaehyun, dia langsung membawa Taeyong ke kamar walau Taeyong sempat tidak mau.

"Hah~ aku harap Jaemin tidak drop nantinya. Baru kali ini dia dimarahi oleh mommy.." lirih Haechan sembari menatap kepergian Jaemin dan Jeno.

"Seandainya mommy tidak seperti itu.. Kau tahu sendiri bukan mommy memang seperti itu?" sahut Mark sembari merangkul pinggang istrinya itu dari samping.

"Ck! kau ini memang mau modus bukan?"

Mark terkekeh, "sudahlah Jaemin akan baik baik saja, Jja ke kamar, kita juga harus menikmati malam ini."

"Mesum!"

Haechan pun pergi terlebih dahulu dari Mark ke kamarnya, sedangkan Mark tertawa melihat tingkah laku istrinya itu yang cukup menggemaskan baginya.

ceklek!

Perlahan Jaehyun pun menutup pintu kamar setelahnya pun dia kembali menghampiri Taeyong yang duduk di pinggir kasur, raut wajahnya itu masih tampak kesal.

Jaehyun hanya bisa menghela nafasnya lalu tersenyum tipis, dia pun meraih tangan Taeyong laku menggenggamnya membuat Taeyong reflek menoleh ke arah Jaehyun.

"Sudahlah Tae, Jaemin juga sudah baik baik saja bukan? Tidak akan terjadi apa apa pada calon cucu kita," ujar Jaehyun.

"ck! kau ini, aku ini sangat khawatir pada menantu dan juga cucuku, apakah kau tidak paham??"

Jaehyun berusaha bersabar, dia selalu bersabar menghadapi sikap istrinya itu yang keras kepala dan juga ketus, Taeyong memang seperti itu sejak ia keguguran anak ketiganya.

"Iya Tae, aku sangat mengerti hal itu. Tapi jika kau memarahi Jaemin seperti itu, apakah kau tidak memikirkan jika Jaemin merasa sedih nanti? bisa saja dia menjadi stres dan selalu berfikiran negatif. Kau tahu bukan orang hamil itu pasti sensitif?" tutur Jaehyun selembut mungkin agar Taeyong mengerti keadaan Jaemin yang saat ini.

"Tapi Jae-"

"ssst, wajar saja jika Jaemin seperti itu, kau ingat dulu? saat kau hamil muda juga kau menginginkan hal yang tidak tidak, kau ingin memakan buah apel tapi kau malah memanjat pohon sendiri, itu ketika kau hamil Jeno, apakah kau ingat?"

"Ingat.."

"Nah sama seperti Jaemin juga begitu. Sudahlah Tae, Jaemin juga pasti sedari tadi menahan rasa keinginannya itu, tapi dia sedang hamil, jadi tidak ada yang bisa mencegahnya. Lagipula dari tadi pagi dia tidak melakukan apapun bukan? dia hanya berdiam diri di kamar tidak ada yang menemaninya. Bukanlah itu akan membuatnya merasa bosan? jadi itu hal yang wajar untuknya." lanjut Jaehyun lagi.

"Kau benar Jae, aku salah.. Aku harus minta maaf pada menantuku.."

"Tunggu dulu Tae! Biarkan Jaemin lebih tenang dulu, dia juga pasti sangat sedih karena tadi kau membentak nya. Biarkan Jeno menenangkannya dulu, besok pagi baru kau minta maaf padanya. Okay?"

"Tapi Jae, aku merasa tidak enak padanya.."

"Tidak apa, Jeno pasti bisa menenangkan istrinya itu sama seperti daddy nya."

"Kenapa kau jadi memuji dirimu?"

"Ya memang benar??"

"Ck! Menyebalkan."

Jaehyun terkekeh pelan lalu menarik pinggang Taeyong agar lebih dekat lagi dengannya, Taeyong sedikit terkejut namun Taeyong malah memeluk leher Jaehyun lalu tersenyum menatap Jaehyun.

"Mau bermain?" tanya Taeyong dengan senyum smirknya itu.

"Boleh, aku juga sedang menginginkannya."

TBC.

[✔] Substitution | NoMin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang