Waktu berlalu begitu cepat. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Rumah tangga Kim Taehyung dan Kim Shia tenang-tenang saja layaknya air danau. Tidak ada desas desus atau rumor tentang mereka. Sampai-sampai army begitu iri melihat kemesraan yang terkadang Shia dan Taehyung perlihatkan ke publik.
Kandungan Shia sudah masuk bulan ke delapan, satu bulan lagi baby Kim akan lahir ke dunia bertemu dengan eomma appa nya. Keamanan yang Taehyung berikan juga tidak main-main. Jika Shia pergi keluar sekitar sepuluh bodyguard mengawalnya bahkan saat Shia pergi ke rumah orangtuanya. Shia merasa itu terlalu berlebihan untuknya. Dua bodyguard saja sudah pas, tapi jika itu sudah menjadi perintah Taehyung mau bagaimana lagi? Meski Shia sampai mengeluh seribu kali pun, Taehyung tidak akan menuruti keinginannya. Karena itu untuk keamanan dan keselamatan sang istri.
"Oppa, mau temani aku belanja baju bayi?"
Taehyung yang sedang bersantai di sofa menggunakan paha Shia sebagai bantal sambil bermain game pun langsung mendongakan kepalanya menatap sang istri.
"Bukannya saat itu sudah beli banyak?
"Masih kurang. Aku tadi melihat toko tempat biasanya aku beli baju bayi, mengeluarkan produk barunya dan itu sangat lucu. Aku ingin membelinya"
Taehyung meletakkan handphonenya ke atas meja Memfokuskan atensinya kepada sang istri. Merasa ajakannya belum juga di jawab oleh sang suami, Shia mendorong paksa kepala Taehyung menjauh dari pahanya.
"Jika tidak mau tidak apa. Aku bisa pergi sendiri"
"Siapa yang tidak mau? Ayo sayang...." Bangun dari posisi tidur, Taehyung memeluk tubuh istrinya dan memberikan kecupan sayang di perut buncit istrinya.
"Apapun akan appa lakukan untuk baby Kim dan eomma mu. Karena kalian harta yang paling berharga bagiku"
Senyum bahagia terukir di bibir ranum keduanya. Membayangkan bagaimana buah hati mereka lahir ke dunia membuat semua orang bahagia. Kebahagiaan mereka akan lengkap ketika hati mereka lahir. Shia mengelus surai hitam suaminya dengan lembut. Melihat bagaimana antusias Taehyung dengan kehamilannya, shia merasa bersyukur karena Kim Taehyung adalah suaminya.
"Oppa yakin ingin anak kembar?"
"Sangat ingin..."
"Bagaimana jika tidak kembar?"
"Gwaenchanha.. aku tetap bahagia"
Taehyung memeluk shia kembali memberikan kecupan kecupan kecil di pucuk kepala istrinya. Taehyung sangat menyayangi Shia, meski terkadang Taehyung membaca komentar yang menilai hubungan mereka dan menjelekkan istrinya, Taehyung tidak perduli. Ini hidupnya dan ialah yang menjalani hidup bukan mereka.
🐻🐻
"ini bagus?"
"Bagaimana dengan yang ini?"
"Oppa ini juga bagus"
"Kenapa semua bagus?"
"Kita beli yang ini atau yang ini?"
"Oppa jawablah... Jangan diam saja"
Bukannya Taehyung tidak mau menjawab atau tidak mau memberikan pendapat. Hanya saja Taehyung sedang menahan Rasa sakit diperutnya.
"Aku sakit perut sayang" jujur Taehyung kepada istrinya yang masih sibuk memasukkan segala peralatan bayi ke dalam troli. Mendengar itu Shia menghampiri Taehyung dan memegang perut Taehyung.
"Kenapa bisa sakit, oppa ada salah makan?" Tanya shia khawatir.
"Aku ingin buang air besar"
"Buang air besar?" Tanya Shia sekali lagi memastikan apa yang telah ia dengar. Shia pikir Taehyung salah makan sesuatu karena sejak pagi tadi, Taehyung terus saja makan. "Kalau begitu cepat keluarkan sebelum tai nya keluar ke celana. Kan tidak lucu jika oppa buang besar di celana" ledek Shia menahan tawanya melihat bagaimana eskpresi Taehyung sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You [M] || KTH
FanfictionMature [Complete] High rank: #1-taehyung(13 September 2021) #1-junghoseok(21 Desember 2021) "Pilihanku lah yang menentukan takdir ku" "Ini akan sangat menyenangkan jika hari-hariku, ku habiskan bersamamu..." Pertemuan yang tidak sengaja dan singkat...