Bagaikan mimpi buruk segala benang kusut melilit otaknya yang lelah. Rumah sakit adalah sebuah tempat yang sangat Shia benci karena rumah sakit selalu menjadi tempat awal mula kesedihan dan penderitaan hidupnya. Rumah sakit memang tempat yang digunakan untuk mengobati orang sakit tapi tempat itu menyimpan banyak kesedihan setiap orang yang datang ke sana.
Dua hari sudah berlalu sejak tragedi mengerikan itu berlalu dan selama dua hari itu Shia setia berada di rumah sakit menemani suami dan buah hatinya. Bayangkan bagaimana perasaan Shia melihat suami dan buah hatinya berada dalam kondisi buruk. Hatinya sangat hancur setiap harinya ia mencari kebahagiaan melalui Taeyun.
Kondisi Taeya sudah membaik tapi tidak dengan Taehyung. Selama dua hari Taehyung belum siuman karena pukulan keras di bagian kepalanya. Shia hampir selalu terjaga setiap malam sebab Taeya sangat rewel belum lagi ketika orangtua Taehyung mengajak Taeyun ke rumah sakit sebab Taeyun juga membutuhkan perhatian Shia, maka Shia akan sangat sibuk.
Jika boleh jujur Shia sangat lelah. Ia juga memerlukan perhatian memerlukan kasih sayang dan yang paling penting ia memerlukan kasih sayang Taehyung dan pelukan Taehyung.
Hari sudah menjelang sore, Shia masih berada di ruang rawat Taeya seorang diri. Taeyun baru saja pulang bersama halmoni dan halbeoji-nya Taeyun tidak boleh terlalu lama berada di rumah sakit guna mencegah penularan virus dari pasien lain.
Shia duduk seorang diri dekat jendela menikmati keindahan sinar mentari yang kembali bersembunyi. Detik kemudian ia mendengar pintu terbuka tapi ia enggan melihat siapa gerangan yang datang. Shia tidak khawatir kalau orang yang masuk tadi adalah orang asing karena itu sangat mustahil. Bodyguard menjaga ketat ruang rawat Taeya dan Taehyung.
"Kasus Yoona sudah di urus polisi"
Soobin mendekati Shia karena ucapannya belum mendapatkan respon apapun. Soobin berdiri didepan Shia menghalangi keindahan matahari tenggelam.
"Setidaknya bicaralah denganku keluarkan isi hatimu. Kami semua mengkhawatirkan mu karena tidak mau bicara" keluh Soobin.
Memang benar selama dua hari Shia seperti puasa bicara. Ia akan bicara jika penting sisanya ia pendam sendiri. Soobin tahu setiap malam saudara kembarnya itu menangis dan Soobin terpaksa pura-pura tidak tahu. Namun hari ini kesabaran Soobin mulai habis ia tidak tega melihat seorang Shia kehilangan senyum dan semangat hidupnya.
"Taehyung-hyung sudah siuman" Shia memberikan respon sorot matanya berbinar menatap Soobin. "Dia sudah siuman setengah jam yang lalu"
"Kenapa kau baru memberitahu ku?!" Marah Shia, ia bangun melangkah menuju pintu keluar. Sebelum keluar Shia minta tolong supaya soobin menjaga Taeya sebentar.
Tungkai Shia berlari cepat menuju ruang rawat Taehyung yang berada di lantai tiga beda satu tingkat dengan Taeya. Mendadak ruang Taehyung terasa jauh padahal ia berlari sekencang mungkin. Syukurnya lorong rumah sakit sepi hanya Shia berlari di sana memecah keheningan dengan suara langkah kaki dan nafasnya.
Setibanya di depan pintu segera Shia memutar kenop pintu melesat masuk ke dalam. Tidak isi mengatur nafas lagi Shia sedikit bersimpuh menjadikan pinggir ranjang Taehyung sebagai tumpuannya.
"Oppa aku datang" ujarnya terengah-engah. Ia tidak sempat melihat Taehyung meski sudah berada di sebelahnya.
"Siapa?"
Tidak terasa tangan Shia meremas seprai putih ranjang rawat Taehyung ketika indra pendengarannya mendengar suara Taehyung bertanya siapa dirinya. Bagai di tikam pisau hati Shia di tusuk-tusuk bulir beningnya jatuh tak kuasa menahan sakit hatinya.
"Jaebal oppa....." Lirih Shia sedih. Kepalanya terasa berat untuk menatap Taehyung.
"Aku tanya kau siapa" kembali Taehyung bertanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/277895717-288-k271187.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
With You [M] || KTH
FanfictionMature [Complete] High rank: #1-taehyung(13 September 2021) #1-junghoseok(21 Desember 2021) "Pilihanku lah yang menentukan takdir ku" "Ini akan sangat menyenangkan jika hari-hariku, ku habiskan bersamamu..." Pertemuan yang tidak sengaja dan singkat...