Chapter 7

3K 221 24
                                    

Terbitnya matahari menandakan pagi akan segera menyapa dunia. Cahayanya yang nakal masuk ke dalam kamar melalui celah-celah tirai milik putri uchiha. Merasa terganggu perlahan ia mendudukkan dirinya dan memegang kepalanya. Kepalanya sakit sekali karena terlalu banyak menangis tadi malam. Dia ingat bagaimana dia melampiaskan semuanya di pelukan sang ayah.

" Sarada, sarapan sudah siap "

Terdengar suara sakura memanggilnya. Sarada bergegas bangkit dan tak lupa merapikan kamarnya mengingat sang ayah sangatlah disiplin walaupun dia jarang sekali di rumah. Dia masih ingat bagaimana ayahnya memarahi Sachi dan Sachihiro karena kamar mereka berantakan dan mainan bertebaran di lantai.

Sepertinya sikap displin ayahnya menurun dari sang kakek. Fugaku Uchiha karena mendengar cerita dari ibunya kakek cukup keras dalam mendidik ayahnya dan juga pamannya. Itachi Uchiha. Ya sang ninja pelarian dan juga orang yang membantai seluruh klan dan juga orang tuanya sendiri. Sarada tau itu, ayahnya sudah memberi tahu segalanya tentang betapa kelamnya klan yang dia pakai di namanya. Tetapi bagi Sarada, pamannya adalah pahlawan. Melindungi desa dari balik bayang, mungkin inilah alasan ayahnya selalu berpergian untuk melindungi desa dari luar mengikuti jejak pamannya.

Uchiha di kenal sebagai klan terkutuk sekaligus klan yang sangat menghormati ikatan kasih sayang. Saat Uchiha mengetahui emosi yang kuat terhadap seseorang, seperti cinta dan persahabatan, kondisi stres atau kehilangan orang yang berharga baginya menyebabkan otak melepaskan bentuk khusus dari chakra yang mempengaruhi saraf optik dan mengubah mata menjadi Sharingan.

' butuh banyak pengorbanan untuk melindungi desa ini '

Itulah yang ada di pikiran Sarada. Matanya melihat ke arah meja yang terdapat fotonya bersama tim 7. Melangkah mendekati meja itu lalu mengambil foto tersebut dan fokus pada laki-laki berambut kuning dengan mata biru yang indah.

" Kau tau.. kau benar-benar jahat, Boruto " ucap Sarada seraya mengusap dengan lembut foto tersebut.

" Aku pergi dulu " ucapnya. Memeluk foto itu singkat kemudian melangkah keluar untuk memulai sarapan dengan keluarganya. Kehilangan memang menyakitkan tetapi orang yang di tinggalkan harus bisa bangkit kembali dan meneruskan kehidupan sehari-hari walaupun tidak akan terasa sama lagi seperti sebelumnya. Memang tidak mudah, tetapi kita harus berusaha.

Boruto sudah mengorbankan dirinya sendiri untuk melindungi desa dan juga dunia ini. Sekarang giliran Sarada dan teman-temannya yang melanjutkan apa yang sudah di korbankan oleh Boruto.

" Papa tidak ikut sarapan? " tanya Sarada saat mendapati tempat duduk yang biasa ayahnya tempati kosong.

" Ada urusan di kantor hokage jadi dia berangkat pagi-pagi sekali.. Sachihiro cuci tanganmu dulu " ucap Sakura. Sachihiro yang tertangkap basah ingin mencuri lauk pun mendengus kesal dan segera pergi untuk mencuci tangannya.

Sarada berjalan duduk di sebelah Sachi dan mulai memakan sarapannya.

" Nee-chan baik-baik saja? " Tanya Sachi yang membuat Sakura berhenti melakukan kegiatannya.

" Sarada? " Tanya Sakura cemas karena sang putri tidak menjawab pertanyaan dari putranya.

" Aku baik-baik saja " ucap Sarada dengan senyum di paksakan. Sakura berjalan mendekati Sarada kemudian memeluknya.

" Kau adalah orang yang kuat " ucap Sakura. Sarada membalas pelukan sang ibu.

" Aku juga mau di peluk ka-chan " ucap Sachihiro yang berdiri di belakang sakura. Bocah berumur 6 tahun itu ikut bergabung dalam acara pelukan ini. Sachi hanya tersenyum kecil melihatnya.

" Oh iya, ka-chan ingin menujukkan sesuatu, tunggu sebentar " ucap Sakura kemudian dia mengambil sesuatu dari dalam laci.

" Wah sebuah foto, aku mah lihat " Sachihiro berlari menyusul Sakura yang sudah berjalan ke arah ruang tamu diikuti Sachi dan Sarada yang ikut penasaran.

I'll Be Waiting For You || Uzumaki Boruto x Uchiha Sarada Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang