| ATSA |Penasaran dengan akhir ketegangan yang menggantung itu? Well, yang pasti aku baik-baik saja, tenang saja. Hanya pergelangan tangan dan kaki yang lecet akibat gesekan besi yang sekarang sudah terbalut dengan rapi.
Terlalu banyak informasi yang kudapat dari kejadian menakutkan itu. Butuh waktu untuk mengatur informasi ini pada bilik-bilik yang sesuai. Itulah mengapa sulit mengalihkan pandanganku dari tubuh Cheon yang belum sadarkan diri. Tidak hanya sekarang aku tahu kami memiliki hubungan darah, tetapi ...
... ini semua mengingatku pada Ryuka. Kenyataan bahwa kematian sangat dekat dibandingkan apapun, membuat mentalku terpukul keras.
Tiiiiiiit Tiiiiit Tiiiiit
Suara detektor jantung berbunyi dengan normal, menandakan bahwa kondisinya cukup stabil.
Luka yang ia dapat tidak mematikan, tetapi ia kehilangan cukup banyak darah hingga membuatnya tidak sadarkan diri. Dokter mengatakan bahwa tubuhnya baik-baik saja dan kami hanya perlu menunggunya tersadar. Kini sudah dua puluh delapan jam setelah kejadian itu dan ia belum juga sadarkan diri.
Aku menggenggam tangan besarnya sangat erat. Dan menyadarinya, bahwa tangan inilah yang menggenggamku dulu saat IO sialan itu menghabisiku. Tidak hanya itu, ia juga ada di sana, berteriak memanggil saat aku sekarat oleh kematian Ryuka. Melihatnya terbaring seperti ini membuatku merasa sangat bodoh sekarang. Dibandingkan Sister Shelva, Cheon sangat jelas menjauhkanku dari permasalahan ini.
"Atsa akan selalu mati dan kau tidak akan bisa menghentikan hal itu."
"Meskipun kau sudah mengulangnya berkali-kali."
Percakapan yang ia tukar dengan Sister Shelva memberikan banyak informasi. Ia selalu melindungiku dengan caranya, bagaimana aku bisa buta akan hal itu.
"Yeah, pemikiranmu hanya fokus pada apa yang bisa kita lakukan, tidak berpikir apakah itu hal yang harus kita lakukan!"
Kini perkataannya terngiang jelas dalam kepala. Yang selama ini terlampau keras kepala hingga tidak ingin mencoba untuk memahaminya adalah aku. Kurasa akan banyak percakapan yang harus kita tukar untuk saling memahami satu sama lain ketika ia sadar. Maka dari itu.
Kumohon, cepat sadar Cheon.
Kemudian sebuah gerakan lembut terasa pada tanganku.
"Hmm ..."
Cheon menggeram ringan dan matanya perlahan terbuka.
Melihatnya sangat dekat seperti ini membuatku menyadari seberapa banyak kemiripannya dengan Dad, aku tidak mengerti mengapa diriku tidak menyadari hal ini saat pertama kali bertemu dengannya. Matanya kini sudah terbuka penuh dan dia menyapu perlahan ruangan ini hingga menatapku terkejut.
"Atsa."
"Kau tidak perlu memaksakan diri, beristirahatlah kembali."
Kuusap lembut punggung tangan itu untuk menenangkannya.
"Atsa."
Dia kembali memanggilku pelan.
"Ya. Aku akan menjagamu di sini, beristirahatlah kembali."

KAMU SEDANG MEMBACA
Revolusioner [END]
Science Fiction| Fiksi Ilmiah | Petualangan | Aksi | "Aku ini masih kecil. Dan kalian memintaku untuk menyelamatkan dunia?!" "Kurasa itu sangat lucu karena harus meminta bantuan anak kecil untuk masalah sebesar ini. Apa orang dewasa sekarang sepayah itu?" Atsa Rem...