| ATSA |Setelah satu perjalanan panjang penuh tanya, kami kini berada di lab dengan Kansha yang sudah dilarikan tim medis. Keadaan Kansha lebih buruk dibandingkan yang terlihat, aku percaya Petra juga menyadarinya. Aku mengatakan 'dia akan baik-baik saja', hanya karena aku melihat bagaimana mereka semua menyalahkan diri sendiri pada keadaan Kansha, terutama Rian. Dan sebagian diriku tidak ingin melihat raut gelap di wajah itu.
"Aku sangat lemah padanya."
Aku akhirnya paham makna dari kalimat itu.
Aku sadar semua orang ingin mengarahkan panah kesalahan pada seseorang, tetapi hal itu tidak akan mengubah apapun. Itulah mengapa, mau tidak mau Atsa-yang-menyebalkan harus mengalihkan perhatian semua orang agar tidak ada lagi orang yang terluka. Aku hanya berharap Kansha dapat cepat pulih dan dapat bercanda bersama kami kembali.
Meski sebuah penyerangan besar baru saja mereda, yang tersisa dari itu tidaklah terlihat seperti sebuah bencana. Tidak ada komputer yang terbalik, tidak ada tablet yang berjatuhan, tidak ada pintu yang dipaksa terbuka, dan tidak ada peralatan yang hancur. Yang kudapat hanyalah kursi-kursi yang berada pada posisi yang canggung akibat semua peneliti yang tergesa-gesa mengevakuasi. Semua ini terlihat seperti sebuah latihan bencana alam, dimana semua orang terpaksa mengakhiri apapun yang sedang dilakukan, hanya untuk berkumpul di lokasi aman. Benar-benar menunjukkan bagaimana harga akan diriku lebih besar dibandingkan semua orang dan peralatan yang dapat mengacaukan lini waktu ini.
Kami semua—lebih kepada diriku—melakukan pengecekan. Dimana aku menemukan Rian sama sekali—aku serius mengatakan ini, benar-benar tidak bisa menjauh lebih dari satu meter dariku. Aku tahu sekarang ada sesuatu di antara kami berdua, tetapi tetap saja.
"Tunggu! Kau tidak mungkin ikut masuk ke dalam, kan?"
Aku menghentikannya dengan cukup panik, ketika aku akan masuk ke dalam sebuah ruangan yang ditunjukkan Keyla untuk mengganti baju. Dia hanya membalas dengan tatapan heran seakan aku baru mengatakan hal aneh. Akh! Yang benar saja.
"Hei! Aku mau ganti baju di dalam sana!"
Aku kembali berteriak, berharap pada siapapun yang dapat menghentikan orang keras kepala satu ini.
"Ayo. Ayo. Lover boy aku tahu kau khawatir, tapi untuk sekarang sampai di sini batasnya," ucap Petra dengan wajah yang menahan tawa.
Dia dan Uta sudah mengambil kedua lengan Rian dan menariknya menjauh dariku. Aku dengan cepat berbalik karena ucapan Petra juga memberikan efek pada wajahku yang perlahan memanas.
***
Dengan pakaian yang lebih nyaman dan beberapa perban, kami semua kembali berkumpul di ruang koneksi—ruangan berisi kapsul-kapsul besar yang digunakan untuk menghubungkan kesadaran dengan energi astral. Jarum jam kini bertengger di angka enam dan aku menemukan kumpulan orang dengan emosi meledak-ledak yang hanya tertuju kepada Sister Shelva. Aku sebenarnya ingin sekali meredakan kekacauan ini, terutama Felix yang sangat geram melihat kondisi Khansa. Namun, sesuatu mengenai Cheon dan Sister Shelva terlihat cukup janggal di dalam pikiranku.
Dan hanya dibutuhkan satu dan dua bukti untuk memahami apa yang terjadi di antara keduanya, yang membuat mataku membulat sempurna ketika menyadarinya. Dan lihat bagaimana keduanya menghindari pandanganku, terutama Cheon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revolusioner [END]
Science Fiction| Fiksi Ilmiah | Petualangan | Aksi | "Aku ini masih kecil. Dan kalian memintaku untuk menyelamatkan dunia?!" "Kurasa itu sangat lucu karena harus meminta bantuan anak kecil untuk masalah sebesar ini. Apa orang dewasa sekarang sepayah itu?" Atsa Rem...