4 |The Dreamer

105 19 6
                                    


| ??? |

Tidak membutuhkan waktu lama hingga mataku terbuka dan menemukan ruangan besar dengan tirai-tirai kayu yang mengelilingi kasur. Aku duduk tegap untuk meregangkan badan dan terbangun dengan perasaan yang cukup nyaman hingga tidak menyadari bahwa ada seseorang yang masuk ke dalam kamar.

"Anda sudah bangun nona?" tanya ... hmm ... siapa tadi namanya, kenapa aku lupa. Oh, Mia!

"Pagi Mia. Ugh! Itukah pakaianku hari ini, kuning cerah?" jawabku menyuarakan ketidaksukaan pada warna pakaian yang sangat merusak mata.

"Haha ... Anda tidak bisa menggunakan alasan itu untuk lepas dari jamuan pagi ini," jawab Mia dengan senyum manisnya.

"Jamuan pagi?" tanyaku sambil menyingkirkan tirai kayu dari pandangan dan keluar darinya.

"Apakah anda lupa? Hari ini Lord Hopskin akan datang kemari, dan anda akan menghadiri jamuan pagi sebelum tuan besar dan—"

"Ah ya, mereka sering sekali berbincang-bincang dibandingkan bertindak." Aku memotong dengan cepat karena malas mendengar kelanjutan penjelasan Mia.

"Nona muda, anda harus menjaga ucapan anda," ucap Mia sambil menunjukkan wajah khawatir.

"Tenang saja Mia, aku bukan orang yang bertindak sembarangan." Dan aku cukup percaya diri pada hal itu.



Setelah siap berpakaian, aku keluar berjalan menuju ruangan perjamuan. Ketika pintu terbuka, kedua orang tuaku sudah duduk bersama seorang pria tua dengan rambut putih yang dicat dengan hati-hati sehingga menghasilkan abu yang cukup bagus. Semua orang melirik ke arahku, yang membuat pria itu berbalik dan memanggilku dengan senyumannya.

"Ayo masuk, Ryuka!"

Seketika badanku membeku. Ryuka? Siapa? Namaku? Aku merasa cukup kebingungan. entah mengapa otakku berputar cukup keras, hanya karena ... mendengar namaku sendiri?



"Apa yang kau lakukan di sana sayang, ayo masuk," panggil ibuku.

Aku dengan cepat mengatur ekspresi wajah lalu melangkah masuk dan duduk di sebelah ibuku.

"Kau terlihat gugup sekali, ini bukan pertama kalinya kita bertemu, Ryuka," goda pria tua itu padaku.

"Tentu tidak Lord Hopskin. Hanya saja pertemuan kali ini terlihat sangat penting, melihat banyak orang yang ditarik ke pusat, bahkan di tengah hangatnya luar sana. Tentu beban ini membuatku sedikit gugup."

"Hahahahahaha" Lord Hopskin tertawa terbahak-bahak menjawab sindiranku.

"Aku memang tidak pernah bosan dengan candaan pedasmu, Ryuka. Kau pasti cukup bersemangat mengenai pertemuan nanti siang?" jawab Lord Hopskin dengan senyumnya yang cukup mengerikan.



"Pertemuan?" tanyaku.

"Kau akan ikut dalam pertemuan Pemimpin Komite nanti siang, kau tidak lupa kan?" tanya ayahku.

"Benar sekali, kita akan mendiskusikan strategi kita menghadapi 'rumor' yang sedang disiapkan oleh 'tanah terkutuk' itu. Dengan kecerdasanmu kau harus banyak memberikan masukan mengenai strategi paling efektif untuk mengakhiri perang ini," jelas Lord Hopskin sambil memberikan penekanan pada kata 'rumor' dimana hal itu membuatku cukup merinding. Karena apa?



Kemudian ayah dan Lord Hopskin melanjutkan perbincangan mereka dengan sangat menggebu-gebu. Tunggu dulu. Pemimpin Komite? Strategi? Tanah terkutuk? Perang? Kenapa kata-kata ini tidak masuk akal bagiku. Aku menarik napas panjang untuk menenangkan jantung yang berdetak kencang.

Revolusioner [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang