9 |Horrendous

73 13 9
                                    


| ATSA |

Ketika kebodohan menghasilkan kematian seseorang, bagaimana kau menebusnya? Jujur, aku tidak tahu. Bahkan seharusnya ini bukan masalah besar. Karena ia hanya seseorang yang sudah pasti tidak ada di waktuku.

"TIDAK ATSA! ITU TIDAK BENAR!"

Ini bukan mengenai seseorang yang sudah pasti tidak ada di masa sekarang. Namun, ini mengenai kecerobohanmu. Aku mengambil hak utama seseorang, yaitu kehidupan.

Aku penyebab kematiannya.

Aku yang membuat semua ini terjadi.

Aku yang dengan bodoh mengira ini hanya mimpi, tanpa benar-benar memikirkan bahwa ada nyawa manusia yang kumainkan.

Aku yang ...

"Aku yang ...."



JENG!

Aku menekan asal tuts piano dengan seluruh tenaga sehingga menghasilkan nada nyaring yang memenuhi seluruh ruangan. Dan tak lama pandanganku kabur. Setetes demi setetes air mata jatuh mengenai punggung tangan.

"Waaaaaaaaa ...."



Setelah mengeluarkan teriakan dalam satu tarikan napas, aku kemudian menyeka wajah yang cukup berantakan.

"Aku harus menyelamatkannya."

Janjiku pada Ryuka, entah ia sadar akan kehadiranku atau tidak, aku tidak peduli. Saat ini yang terpenting adalah bagaimana cara untuk mengembalikan waktu kematiannya ke tanggal semula. Bahkan ia sudah berjuang agar dunia ini tidak hancur dengan perang bodoh itu, maka aku pun harus berjuang untuk menyelamatkannya.



***

Aku benar-benar serius saat membuat janji itu. Namun, kenyataannya tidak semudah menggerakkan lidah. Beberapa kali kembali menjadi Ryuka dan semua hal menyebalkan itu berulang kembali. Dia selalu mengambil alih semuanya, tidak sedikitpun memberikan tempat untuk ikut campur dalam kehidupannya. Tidak salah bila aku terlalu frustasi pada kemajuan yang memiliki kecepatan layaknya bekicot. Setidaknya memeriksa buku sejarah menjadi kebiasaan bangun pagi. Dan ketika tidak ada perubahan pada tanggal kematiannya, aku berada pada kondisi yang canggung antara depresi dan senang di saat yang sama.

Aku tidak ingin membuang waktu pada dilema mengenai ketidaktahuan Ryuka mengenai diriku. Karena yang paling penting adalah bagaimana mencegah hal buruk ini agar tidak terulang kembali. Mengetahui penyebab kematiannya adalah satu hal penting. Namun, seperti yang kukatakan, kemajuanku selambat bekicot. Ini benar-benar membuatku gila.



"Beberapa hari ini alismu selalu tertekuk. Sesuatu terjadi?" tanya Gion yang tiba-tiba muncul di depanku.

"WAAAH!" Aku berteriak panik.

Pikiranku sedang berpikir keras, jadi tidak salah bila melihat wajah manusia yang muncul tiba-tiba membuat semua putus koneksi. Membuat refleks manusia di saat terancam mendadak aktif.

Kedua tanganku dengan cepat mendorong ancaman yang muncul. Gion bahkan bukan partikel padat, bagaimana aku bisa mendorongnya. Dan begitulah bodohnya aku, mendorong sebuah ilusi dan menemukan wajahku mencium lantai cukup keras.



BUK!

"Aw! Aaaaw ..." rintihku sambil menyentuh hidung yang masih berdenyut.

"Yang benar saja?" sindir Gion sambil melirikku tidak percaya.

"Aaaaaah! Keluar kau!" teriakku dengan suara parau akibat menahan tangis perih. Dan ilusi Gion pun menghilang.

Astaga, aku tidak tahu apa masalahnya. Dan hidungku terlalu perih hingga tidak memberikan waktu untuk kesal kepada. Lihat bahkan beberapa tetes air mata sudah bercucuran membasahi pipi. Tidakkah dia merasa bersalah? Aduh perasaan ini, mungkin kah ini efek PMS?



Revolusioner [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang