19 |Regrets

44 10 24
                                    


| CHEON |

"Kembalilah Atsa, semua hal yang terjadi di sini bukanlah urusanmu."

Ketika aku dapat mengatur emosiku kembali, aku dengan cepat berbalik meninggalkannya.

Tidak kusangka bahwa kami berdua bisa sekeras kepala ini. Namun, aku tidak ingin melibatkannya lebih dari ini. Shelva benar-benar sangat mengawasi Atsa hingga ia tahu siapa dirinya di masa lalu. Seaindainya aku sadar akan perubahan kematian Ryuka, aku pasti melindunginya. Tidak mungkin kubiarkan dia mengalami kejadian sialan yang hampir merenggut nyawanya itu.



BRUK!

Aku memukul meja kerja dengan keras, hingga beberapa barang berjatuhan.

"Kau tidak baik-baik saja," ucap Rakansha, asistenku.

"Apakah kau tidak malu, bertengkar dengan adikmu di lab?"

Aku paham maksud pertanyaan itu. Dengan sisa energi, kuhempaskan badan ke bangku dan mengistirahatkan kepala di kedua tangan.

"Tidak ada sedikitpun keinginan untuk memberi tahu hubungan kami berdua—"

"Apa gunanya, dia sudah menemukanmu." potongnya.

"Hhhhh ..."

Desahan kasar kembali terselip keluar dari mulutku.

"Awasi Atsa, pastikan dia kembali ke rumah dengan aman," perintahku padanya, lebih pada menghentikan debat yang membuatku semakin pening.

"Baik."

Kemudian diikuti dengan suara pintu yang menutup.



Shelva sialan!

Aku tidak tahu bagaimana dia melakukan hal itu. Membunuh Ryuka? Bagaimana dia bisa tahu bahwa Atsa kembali ke masa lalu dan menjadi Ryuka. Kalau bukan karena masalah IO-nya saat itu, aku tidak akan pernah tahu mengenai dirinya yang secara mengejutkan bersinergi dengan energi astral. Dia bahkan tidak memilki sinergi ini di kehidupan sebelum ini.

Aku benci dengan diriku yang tidak bisa melindunginya. Seberapa kalipun aku mencoba dan mengulang kehidupan ini. Aku akan terus bersilang pedang dengan takdir, bila itu yang harus terjadi. Namun, mengingat setiap kematian itu benar-benar menghancurkan sebagian logikaku. Apakah aku harus terus melewati ini atau membiarkan takdir mengambil alih.

Ah. Aku menarik kedua tangan yang bergetar dengan kuat. Tidak dapat dipercaya, orang sepertiku ... ketakutan seperti anak kecil.

Atsa, kumohon ... biarkan aku melindungimu di kehidupan ini.

Rasa takut ini sangat mirip dengan yang kurasa saat itu. Tidak percaya aku akan kembali mengingat kejadian enam bulan yang lalu.



***

"Semua persiapan telah selesai," ucap Rico, salah satu peneliti yang bertanggung jawab dalam mengawasi energi astral.

"Kau tidak ikut kembali?" tanya Rian yang tiba-tiba mendekatiku.

"Tidak, hanya kalian saja saat ini. Jangan lupa untuk selalu memperhatikan setiap anggota Revolusioner! Kalian akan kembali satu bulan sebelum bom nuklir meledak. Shelva pasti mempunyai rencana untuk mengagalkan ini semua."

Revolusioner [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang