Ya, dengan sangat-sangat berat hati, Lalisa harus kehilangan Jennie meski tidak sepenuhnya. Lisa hanya kehilangan Jennie untuk saat ini. Jennie Ruby Jane, gadis yang berhasil membuat dunia Lisa bercahaya lalu kini gadis itu juga yang membuat dunia Lisa gelap tak terlihat lagi.
Lisa datang ke rumah sakit, namun ia tidak melihat orang yang ia cintai lagi. Ruangan yang sangat ia kenali itu kosong, tidak ada siapapun di sana. Pihak rumah sakit mengatakan pasien telah keluar sejak satu jam yang lalu. Dan hal yang menyakitkan adalah, Taehyung tidak meninggalkan pesan apapun padanya. Semuanya tiba-tiba.
Tiba-tiba Jennie pergi darinya. Jennie-nya telah jauh, Lisa merasa kehilangan separuh dirinya.
Gadis pemilik senyum terbaik di dunia ini yang pernah Lisa temui, gadis yang telah membawa cinta Lisa pergi ke luar negri, gadis yang membuat Lisa tidak bisa berhenti berdebar saat berada di dekatnya dan sekarang, jantung Lisa seolah ingin berhenti saat Jennie pergi darinya.
Taehyung telah membawa Jennie pergi ke Jerman untuk melakukan pengobatan lebih lanjut dan canggih. Semua yang ia lakukan demi kesembuhan sang adik. Lisa hanyalah orang luar, ia tidak mampu melakukan apapun sebab semua keputusan terbesar ada di tangan Taehyung.
Taehyung membawa Jennie pergi tanpa memberi Lisa kesempatan untuk bertatap muka dengan Jennie atau mengucapkan salam perpisahan walau Jennie mungkin tak bisa mendengar Lisa.
Dan kini, yang hanya mampu Lisa lakukan merenung, berusaha menerima kepergian Jennie darinya. Kedua itu tak terpisahkan, selalu bersama-sama. Bagi Lalisa, Jennie adalah hidupnya karena memang cuman Jennie yang ia punya. Lisa tinggal sendiri, kedua orangtuanya meninggalkan dan telah berpisah sejak Lisa kecil. Jennie, adalah alasan terbesar Lisa bahagia di dunia ini.
Langkah kaki lesu membawa Lisa turun dari taksi, melangkah lunglai ke sebuah rumah yang ia datangi beberapa saat yang lalu. Rumah Chaeyoung. Gadis yang akhir-akhir cukup dekat dengannya. Entah bagaimana jalan pikiran terciptakan hingga Lalisa berakhir di depan pintu rumah ini.
///////////////////////
Gadis dengan balutan piyama berwarna merah maroon menuruni tangga dengan cepat. Yoongi sempat tersentak kaget melihat putrinya menuruni tangga dengan terburu-buru. Pasalnya, Chaeyoung tadi sempat pingsan.
"Chaeng, kau mau kemana?!" Ucap Yoongi panik dan langsung berdiri dari bangkunya. Mengabaikan pekerjaan yang berserakan diatas meja.
"Lisa ada di depan, Appa." Jawab Chaeyoung cepat dan mengabaikan Yoongi, ia berlari ke depan pintu.
"Jangan lari-lari, Chaeng. Kau baru saja siuman." Ingat Yoongi setengah berteriak karena Chaeyoung sudah jauh darinya.
Yoongi menyusul Chaeyoung, ia takut jika terjadi sesuatu dengan putrinya. Keadaan Chaeyoung masih sangat lemas. Ia sangat tidak ingin putrinya tumbang lagi.
Chaeyoung ingin segera melihat Lisa, ia membuka pintu utama dengan kuat karena saking khawatirnya dan senang bukan main ketika Lisa mengabarinya bahwa ia sudah berada di depan.
Lisa berdiri dengan pelipis yang mengeluarkan darah segar yang telah mengering. Wajahnya terlihat sangat lelah tetapi ia berusaha menunjukkan senyumnya untuk Chaeyoung, senyum yang tipis, amat sangat tipis.
Helaan nafas lega dari Chaeyoung saat melihat Lisa dihadapannya saat ini. Jiwanya benar-benar lega dan tenang sekarang. Sejak tadi ia tak berhenti memikirkan Lisa. Disaat ia baru sadar dari pingsannya pun, orang yang dipikirkan adalab Lisa.
Chaeyoung hampir menangis, genangan airmata berkumpul di pelupuk matanya. Chaeyoung membalas senyuman Lisa dengan lebar. Melihat Lisa berada di hadapannya sudah membuat Chaeyoung merasa begitu tenang dan bersyukur.
KAMU SEDANG MEMBACA
THANKYOU, LALISA (CHAELISA)
FanfictionPark Chaeyoung atau biasa dipanggil Chaeng akhirnya bisa duduk di bangku sekolah setelah bersusah payah membujuk kedua orangtuanya. Penyakit jantung yang ia alami membuat ia harus tetap berada di dalam rumah dan tidak boleh melakukan banyak hal. Me...