CHAPTER 44

667 85 6
                                    

Beberapa hari kemudian...

Bandara pukul 22.53

Hanbin tengah berjalan mondar-mondir cemas. Ia tidak bisa bersikap tenang seperti Jisoo. Petugas bandara sudah melaporkan dan meng-update data terbaru penumpang tapi lagi-lagi nama Lisa tidak tercantum disana.

Namun Hanbin tidak akan menyerah menunggu di bandara hanya untuk mendapatkan kabar Lisa karena harapan dan percayanya begitu besar pada Lisa yang pasti akan kembali.

Entah itu hanya sebuah harapan untuk menenangkan diri atau justru berbanding terbalik bahwa Lisa tidak akan kembali lagi.

"Jisoo, sudah tiga hari dan Lisa belum juga ditemukan!" ujar Hanbin gelisah, berjalan mondar-mandir sedaritadi, ia berhenti dan menatap Jisoo yang duduk di kursi besi itu.

"Sabar, Mbin... kita harus percaya Lisa pasti baik-baik saja! Tenang dikit dong!" Jisoo mengusap wajahnya kasar. Ia meminta Hanbin untuk tenang, tapi sebenarnya di dalam hatinya sangat gusar sekali.

Hanbin memegang kedua bahu Jisoo kuat-kuat. "Jis, sekarang Lisa belum diketahui keberadannya, dan jika kita udah menemukan informasi Lisa, bagaimana kalau Lisa dinyatakan tidak dapat diselamatkan?" desak Hanbin cemas seraya mengguncang bahu Jisoo.

"Setiap malam aku tidak bisa memejamkan mata karena memikirkan ini, Jis. Lisa! Aku tidak siap jika harus kehilangan dia, Jisoo!" Hanbin semakin emosional.

Jisoo melepaskan tangan Hanbin darinya dan menatapnya tajam, "Paling tidak kau harus percaya kalau Lisa baik-baik saja! Bukan malah berpikir hal buruk seperti ini! Kita semua juga takut dan tidak akan pernah siap untuk kehilangan Lisa."

"Aku satu-satunya orang yang sangat percaya kalau Lisa pasti kembali, Mbin." ucap Jisoo lagi, penuh keyakinan.

"Meski dengan keadaan yang tidak bernyawa?" balas Hanbin.

"Hanbin!" bentak Jisoo tak terima dengan ucapan sahabatnya itu.

"Sudah tiga hari, Jis! Tiga hari! Kemungkinan Lisa masih hidup sangat kecil! Aku menyesal karena tidak ikut dengannya, Jis!"

Jisoo pun sama dengan Hanbin, sudah lewat tiga hari sejak kecelakaan itu dan tanda-tanda Lisa ditemukan belum juga terlihat. Ia mengangkat kepalanya yang menunduk sejenak dan kembali menatap Hanbin dengan mata yang berkaca.

"Selagi Lisa belum ditemukan, maka aku menganggap Lisa masih hidup di dunia ini!" tegas Jisoo.

"Aku hanya butuh melihat Lisa. Setidaknya jika Lisa benar-benar tak terselamatkan, ada jasadnya dan itu bukti yang cukup kuat untuk kita menerima kenyataan. Meskipun aku ragu apakah kita bisa nerima kenyataan itu?" ujar Jisoo lirih dan pandangannya yang nanar.

//////////////////

Setelah semalam bersikeras memaksa Hanbin pulang, akhirnya pria itu menurut dan pulang dengan keadaan yang kacau. Mereka memutuskan untuk kembali ke bandara pada keesokkan harinya.

Kemarin malam Yeri dan juga Mina kondisinya masih sangat lemah sehingga jika lelah sedikit saja maka mereka akan tumbang, pingsan seperti yang terjadi pada Yeri.

Tengah malam, Mina menggigil, badannya memanas akibat terlalu syok. Jisoo menghabiskan malamnya dengan menjaga dua gadis itu sehingga ia kekurangan tidur. Menyebabkan kantong matanya terlihat menghitam sekali.

Mereka masuk ke sekolah seperti biasa karena tidak dibolehkan ke bandara oleh nenek dan ibu Lisa karena mereka yang akan menunggu kabar Lisa di sana, jadi Jisoo, Mina, Yeri dan Hanbin harus berangkat ke sekolah. Mereka tidak mau menganggu waktu belajar anak-anak muda itu.

THANKYOU, LALISA (CHAELISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang