CHAPTER 20

733 81 0
                                    

"Hai Lisa..." Sapa Joy segan. Meskipun satu kelas tetapi ia merasa canggung karena mereka memang tidak pernah bertukar sapa, hanya sebatas tahu.

"Oh ternyata kau ya Lisa? Aku tidak menyangka kita akan berjumpa disini selain di lapangan basket." Ucap Sehun menampilkan senyum ramahnya.

Beda dengan Lisa yang menampakkan raut wajah dingin dan berkesan tidak suka pada Sehun. Jelas sekali, bahkan Sehun dan Joy pun merasakannya.

Suasana di sana mendadak menjadi canggung sejak kehadiran Lisa. Mereka duduk kembali di sofa. Saling diam, menatap satu sama lain. Sedangkan Lisa, ia memainkan ponselnya santai seolah tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya.

Yoongi menghampiri mereka disana. Tampaknya ia akan pergi ke suatu tempat karena di tangannya terdapat sebuah kunci mobil. Yoongi mengernyit heran karena mereka hanya diam-diaman disana. Aneh.

"Kalian sariawan atau sakit gigi? Kenapa diam saja? Berbincang lah, tak usah tegang begini."

Sehun dan Joy hanya menyunggingkan senyum tipisnya. Sedangkan Lisa, ia membenarkan posisi duduknya karena menghormati Yoongi.

"Appa mau pergi kemana?" Tanya Chaeyoung mengalihkan.

"Balik ke kantor sebentar, ada berkas yang ketinggalan. Chaeng ingin nitip sesuatu? Appa akan membawanya nanti."

"Apakah lama? Sampai larut malam lagi?" Chaeyoung menatap Yoongi datar.

"Tidak, hanya sebentar saja Chaeng. Boleh kan? Ayolah, jangan seperti itu. Appa janji, sebentar saja, tidak akan lama, okay?"

"Baiklah. Chaeng tidak ingin apa-apa saat ini."

Yoongi mengusap puncak rambut Chaeyoung lembut sebelum pergi. Yang diusap rambutnya hanya diam tak minat. Kecewa? Iya. Kedua orang tuanya selalu saja seperti itu. Chaeyoung capek. Lihat saja, walaupun Yoongi mengatakan tidak akan lama, itu hanyalah kalimat penenang saja.

"Ah yaa, aku ingin membuka kado dari Sehun oppa. Oppa, bolehkan aku membukanya sekarang?" Chaeyoung memecahkan keheningan yang terjadi diantara mereka.

"Tentu saja, Rose. Aku juga ingin melihat reaksimu apakah kau menyukai pemberian ku atau tidak." Kata sehun bersemangat.

"Setelah punya Sehun oppa, buka punya ku Chaeng." Ujar Joy dengan suara pelannya. Sebenarnya ia juga sama seperti Sehun, tapi karena ada Lisa ia sedikit malu.

Chaeyoung membuka pemberian dari mereka dengan senang hati. Karena ia memang suka sekali membuka-buka kado, bagi Chaeyoung itu adalah hal yang menyenangkan.

Ia mendapatkan sebuah syal berwarna hijau dari brand ternama yang diberikan oleh Sehun sebagai kado di hari ulang tahunnya. Warnanya sedikit norak menurut Chaeyoung dan bukan seleranya sama sekali tapi ia menghargai pemberian dari Sehun. Ia menyunggingkan senyumnya dan mengucap terimakasih.

Chaeyoung juga membuka kado dari Joy dan ja mendapatkan sebuah tas yang juga merupakan dari brand yang sangat terkenal saat ini. Tasnya cukup cantik dan tidak terlalu besar, terlihat elegan dan tidak berlebihan, Chaeyoung menyukainya.

"Lisa, kau tak membawakan kado untuk Rose?" Tanya Sehun pada Lisa yang sedaritadi asik dengan benda pipihnya itu.

"Lisa sudah memberikannya pagi tadi." Jawab Chaeyoung saat Lisa masih terdiam dan enggan berucap.

"Ohh begitu." Sehun mengangguk singkat.

Suasana kembali canggung. Lisa masih setia dengan ponsel canggihnya. Mengabaikan mereka semua. Kalau begitu, untuk apa ia kemari jika hanya berdiam diri seperti ini?

"Oppa, kau ingin makan sesuatu? Biar aku yang mengambilkan untukmu." Tawar Joy yang berdiri dari duduknya.

"Silahkan di makan ya, jangan malu-malu, dihabisin juga tak apa." Kata Chaeyoung.

THANKYOU, LALISA (CHAELISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang