"Ketahuilah,aku tidak pernah menyesal atas semua yang pernah ku lakukan untukmu dan semuayang pernah kita lalui bersama, aku senang. Berbahagialah. Sampaikan salam ku pada Ahjumma."
.
.
.
Lisa mengedarkan pandangannya ke seisi kelasnya. Saat ia kembali dari kelas Hanbin dan Jisoo, ia tak melihat sosok Chaeyoung dan Sehun yang awalnya berada di dalam kelasnya. Bel jam istrihat sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lain. Ia bertanya kepada teman sekelasnya tapi mereka menjawab tidak terlalu memperhatikan karena memilik kegiatan masing-masing.
"Kemana gadis itu pergi? Tidak seperti biasanya. Apakah dia bolos? Ah, tapi tidak mungkin dia bolos, dia bukan anak nakal."
Akhirnya karena merasa cemas, Lisa melangkah keluar dari kelas untuk mencari Chaeyoung, si gadis blonde itu. Tidak bisa dipungkiri, ia sangat takut terjadi sesuatu dengannya. Lisa mulai menyusuri lorong-lorong, mencari ke setiap kamar mandi takutnya Chaeyoung dikunci di dalam atau pingsan tak sadarkan diri.
Satu per satu pintu Lisa dobrak, tetapi hasilnya nihil. Sepi. Tidak ada satu orang pun yang ada di dalam sana. Lisa berlari ke ruang musik yang biasa di datangi oleh Chaeyoung. Langkah kaki panjangnya menaiki tangga dengan sangat-sangat cepat, berpaduan dengan detak jantungnya yang tidak kalah cepat.
Chaeyoung pun tidak ada di ruang musik. Lisa sudah mencari ke seluruh penjuru ruangan yang memungkinnya untuk bersembunyi seperti yang Lisa lakukan pada waktu itu dan benar-benar tidak ada satu orang pun di dalam sana selain dirinya sendiri. Lisa menghela napasnya gusar.
Lisa belum putus asa. Ia segera menaiki tangga lagi, mendatangi rooftop. Tempat yang pernah mereka kunjungi berdua, saat Lisa mengobati pipi Chaeyoung yang ditampar oleh Taeyeon, mantan Sehun. Barangkali Chaeyoung ada disana. Semoga ada.
Angin kencang menerpa wajah Lisa, membuat rambutnya berantakan. Matanya spontan memicing silau. Lagi-lagi gadis itu tidak ada. Lantas dia kemana? Chaeyoung benar-benar membuatnya cemas dan bingung.
"Chaeyoung-ahh, kau dimana?"
Lisa mencoba menghubungi Chaeyoung lewat telepon. Persetan dengan harga dirinya, persetan dengan ucapan Chaeyoung yang menyuruhnya tak perlu lagi mencemaskannya dan pergi dari hidupnya. Lisa tidak bisa tidak mencemaskan Chaeyoung.
Gadis itu selalu berhasil membuat Lisa cemas, panik setengah mati seperti saat ini. Menghilang entah kemana, tidak bisa ditemukan.
Lisa mengerang kesal ketika ponsel Chaeyoung tidak aktif sama sekali. Ia sedang kalut, tenggelam dalam perasaan cemas yang sangat besar. Dengan cepat ia meninggalkan rooftop dan memilih kembali ke kelas. Lisa mensugesti pikirannya sendiri bahwa gadis itu pasti telah duduk anteng di dalam kelas dan sedang mengikuti kegiatan belajar seperti biasa. Itu harapan Lisa.
"Kau kemana saja? Kau telat hampir setengah jam, untung saja kau tidak dihukum." tanya Mina setengah berbisik karena saat ini pelajaran sedang berjalanan, ia tidak ingin sampai ditegur.
"Kau liat kemana Chaeng pergi?" Lisa tidak menjawab pertanyaan Mina, melainkan melemparkan pertanyaan kepadanya.
Mina menggeleng pelan, "Kau tau aku baru saja bangun tidur." Mina melihat ke bangku Chaeyoung, memang tidak ada orang di sana. "Mungkin dia bolos."
"Dia tidak mungkin bolos, Mina. Aku tau dia bukan orang seperti itu." pungkas Lisa semakin cemas. Ia tampak sangat gelisah di tempat duduknya.
"Kau lupa? Mungkin si Sehun fuck boy itu mengajaknya bolos. Jadi mungkin saja, Lisa. Orang yang sedang dimabuk asmara pasti ingin menempel terus menerus." Mina berusaha menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THANKYOU, LALISA (CHAELISA)
FanfictionPark Chaeyoung atau biasa dipanggil Chaeng akhirnya bisa duduk di bangku sekolah setelah bersusah payah membujuk kedua orangtuanya. Penyakit jantung yang ia alami membuat ia harus tetap berada di dalam rumah dan tidak boleh melakukan banyak hal. Me...