Pelajaran telah dimulai. Semua murid memperhatikan Mr. Suho yang sedang menerangkan di papan tulis dengan penuh keseriusan dan konsentrasi. Seperti yang diketahui, Suho adalah guru yang paling killer disekolah ini, mengajar di bidang bahasa inggris sekaligus merangkup menjadi wali kelas mereka. Begitu malangnya nasib kelas X IPA 1 ini yang mendapatkan wali kelas se-killer Suho untuk satu tahun ke depan. Ini seperti sebuah kesialan bagi mereka.
"Oh maaf saya lupa absen. Sebentar." Katanya, lalu beralih ke mejanya mengambil buku absen dan mulai memanggil satu per satu.
"Sir." Joy mengangkat tangannya, membuat dirinya menjadi pusat perhatian teman-temannya. Joi merasa malu dan jantungnya berdegup kencang saat semua orang menatapnya. Di dalam situasi seperti ini sangat membuatnya tidak nyaman.
"Ya, Joy ada apa?"
"Sir, saya ingin memberi tahu kalau Park Chaeyoung tidak bisa hadir karena ia sedang dirawat di rumah sakit, saya mendapat kabar ini dari Appa nya tadi pagi." Joy menunduk dalam dan meremas ujung roknya gugup.
"Baik, terimakasih kabarnya Joy."
Lisa yang mendengar itu samar-samar mengangkat wajahnya yang hampir tertidur. Ia tidak salah dengar. Pantas saja belakangan ini Lisa hampir tidak pernah melihat Chaeyoung di sekolah ini. Gadis itu sedang sakit dan dirawat di rumah sakit.
Sepanjang pelajaran di mulai, Lisa hanya menghabiskan waktu untuk mencoba tidur. Lisa sama sekali tidak peduli dengan wali kelasnya itu.
Di sekolah ini, Lisa hanya takut dengan guru yang memiliki marga Yang. Terlepas dari beliau yang menakutkan, sebenarnya dia adalah kakek angkat Lisa. Tidak ada yang tahu fakta ini selain sahabat-sahabat Lisa, Hanbin, Mina, Yeri dan Jisoo.
Lisa sama sekali tidak bisa memejamkan matanya. Pikirannya terganggu membuat ia sulit untuk terlelap. Mencoba untuk terus terlelap namun tidak mampu. Mata dan pikirannya tidak dapat diajak kerja sama. Sepanjang pelajaran, yang Lisa lakukan hanya melamun. Matanya memang memandang papan tulis seolah benar-benar memperhatikan.
Mina sampai terheran melihatnya. Ia sedang merencanakan untuk memberitahu keajaiban langka ini pada teman-temannya. Lisa yang tidak tertidur di jam pelajaran adalah keajaiban.
Mina yang mengira Lisa sedang mencerna penjelasan dari sang wali kelas itu pun menggeleng kepala takjub. Sebab, Lisa terpaksa melanjutkan pendidikannya jika bukan karena janji yang telah ia ucapkan pada seseorang sehingga ia mengikuti pelajaran dengan tidak niat sama sekali.
Yang Lisa pikirkan ialah ia hanya perlu bertahan sampai tahap akhir sesuai dengan janjinya. Lisa bukan tipe orang yang ingkar janji. Ia tidak peduli dengan nilainya. Selagi ia masih bisa bertahan di sekolah ini, nilai bukan menjadi masalahnya.
Bel istirahat berbunyi, mengejutkan Lisa yang segera tersadar dari lamunannya. Satu persatu siswa mulai meninggalkan kelas dan menuju ke kantin untuk mengisi perut yang kelaparan. Lisa sedang tidak niat ke kantin, ia memilih di kelas dan memainkan ponselnya sambil mendengarkan lagu menggunakan earphone yang selalu ia bawa.
Saat hampir semua teman kelasnya telah keluar, Lisa tidak sengaja menangkap sosok yang sedang duduk manis di bangkunya. Ia sedang menikmati bekalnya dengan lahap dan membaca buku.
Lisa berdiri dari duduknya dan menghampiri mejanya. Lisa menatap gadis itu dengan lekat. Lisa kenal dengannya akan tetapi jarang berinteraksi.
"Joy." Lisa menyentuh pundak Joy membuat Joy terkejut dan hampir tersedak.
"Hm?"
"Kau teman dekatnya Chaeyoung kan?"
Lisa jelas tahu. Sejak awal Chaeyoung masuk ke kelas ini, dia dan Joy berteman baik malah duduk bersebelahan. Tak bisa dipungkiri bahwa sejak Chaeyoung masuk ke sekolah ini, gadis blonde itu telah berhasil menyita seluruh atensi Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
THANKYOU, LALISA (CHAELISA)
Fiksi PenggemarPark Chaeyoung atau biasa dipanggil Chaeng akhirnya bisa duduk di bangku sekolah setelah bersusah payah membujuk kedua orangtuanya. Penyakit jantung yang ia alami membuat ia harus tetap berada di dalam rumah dan tidak boleh melakukan banyak hal. Me...