"Eh coba lihat. Apakah itu Lisa?"
"Seperti Lisa tapi tidak mungkin ia berpenampilan seperti itu,"
"Benar benar benarr!!! Itu Lisaaa. Astaga aku baru melihatnya!"
"Ku pikir dia sudah keluar dari sekolah ini, tapi melihat dia disini juga penampilannya, aku sangat-sangat tidak percaya!"
"Daebakk! Dan lihat sebelahnya! Gadis itu seperti tidak asing,"
"Lisa benar-benar mempesona!"
"Aku tiba-tiba jadi ingin berada di posisi gadis berambut pirang itu!"
"Bukankah mereka terlihat serasi?"
"Bisa-bisa Momo mengamuk jika melihat pemandangan ini,"
Bisik-bisik para siswa maupun siswi samar-samar terdengar oleh kedua remaja itu. Lisa tampak risih. Wajahnya datar dan menyeramkan, membuat mereka yang terus memandangi Lisa dan Chaeyoung berhenti karena takut. Tapi, mereka masih mencoba untuk melirik Lisa.
Pagi ini Lisa terlihat berbeda dan amat sangat menawan. Semua ini berkat gadis di sampingnya, Park Chaeyoung. Gadis itu tersenyum bangga, tangannya mengalung di pergelangan kekasihnya. Iya, kekasihnya.
Lisa mengenakan seragamnya dengan lengkap dan rapi. Rok kotak-kotak selutut, tidak terlalu pendek, kemeja yang pas di tubuhnya juga dasi yang rapi melekat pada kerahnya, Lisa sesekali menyentuh lehernya karena tidak terbiasa mengenakan dasi.
Lalisa mengikat rambutnya setengah. Rambutnya yang mulai panjang terlihat sangat indah dengan keriting alami di bagian bawahnya. Apalagi poninya, selalu rapi dan membuat ia terlihat cantik. Tak ingin berpenampilan terlalu feminim, Lisa mengenakan jaket kulit berwarna hitam dan tas hitam yang menyamping di belakang bahunya.
Chaeyoung selalu kagum melihat Lalisa. Kekasihnya itu bisa terlihat ganteng dan cantik di waktu yang bersamaan. Lisa menyadari Chaeyoung terus menatapnya dari samping, ia pun menoleh, menarik bibirnya dan terciptalah senyuman manis di bibir Lisa.
Sorakan mulai terdengar jelas karena jeritan para siswi. Senyum Lisa sangatlah langka dan berkat Chaeyoung lagi, senyum itu kembali terlihat. Lisa dengan santainya mengenggam tangan Chaeyoung, merasa telapak tangan kekasihnya dingin, Lisa memasukkan ke dalam saku jaketnya.
"Kau akan hangat. Perbaiki scraff lehermu, jangan sampai masuk angin," kata Lisa.
Chaeyoung mengangguk senang. Perlakuan kecil yang manis seperti ini sering kali Lisa lakukan padanya. Ahh bagaimana ia tidak semakin cinta dengan Lalisa ini?
"Aku antar mengantarmu sampai di kelas," ucap Lisa.
"Iya, Li. Hari pertama kembali ke sekolah kau jangan membuat ulah atau aku akan marah padamu!" Chaeyoung mengingatkan Lisa sekaligus mengancamnya.
Lisa menghentikan langkahnya, memegang kedua pundak kekasihnya dan sedikit menunduk. "Tidak janji. Jika ada yang mengusikmu atau menggodamu, mereka akan menyesal karena tanganku ini," ucap Lisa serius.
"Ck... tidak ada yang mengusikku,"
"Kata siapa? Kau tidak tahu, Chaeng. Sepanjang jalan tadi banyak sekali pria-pria yang menatap ke arahmu, tatapan yang memuji kecantikanmu secara terang-terangan itu terlihat jelas sekali olehku, Chaeng." Lisa berucap khawatir.
"Jinjja? Aku bahkan tidak menyadarinya. Kau tahu kenapa?"
"Apa?"
"Aku hanya menatapmu," jawab Chaeyoung tersenyum lebar.
"Gombal," ujar Lisa menoel hidung mancung milik Chaeyoung. "Ingat, jangan dekat-dekat dengan pria lain saat di kelas. Aku tidak bisa mengawasimu di dalam nanti. Aku kesal sekali mengapa kelas kita berbeda."
KAMU SEDANG MEMBACA
THANKYOU, LALISA (CHAELISA)
FanfictionPark Chaeyoung atau biasa dipanggil Chaeng akhirnya bisa duduk di bangku sekolah setelah bersusah payah membujuk kedua orangtuanya. Penyakit jantung yang ia alami membuat ia harus tetap berada di dalam rumah dan tidak boleh melakukan banyak hal. Me...