Chaeyoung dikabarkan akan segera dipindahkan ke ruang rawat setelah melakukan perawatan intensif selama hampir dua minggu. Sejak hari dimana Chaeyoung keluar dari ruang operasi, Lalisa kembali hidup. Maksudnya, Lisa terlihat lebih hidup lagi karena waktu itu, ia begitu terpuruk dan lemah bagaikan mayat hidup.
"Lihatlah anak itu, dia sudah bertenaga untuk berlari," celutuk Jisoo melihat Lisa yang berlari menghampiri mereka dengan bunga mawar besar di tangannya.
Poni Lisa sedikit terangkat oleh angin, memperlihatkan jidat silaunya yang jarang terekspos ke muka bumi. Lalisa berlari sambil tersenyum lebar.
"Eonni, eonni, Chaeng dimana?!" tanyanya begitu tiba di hadapan Jisoo dan Bobby.
"Lagi diperiksa sama dokter. Hei, kau tak mandi langsung datang ke sini? Bau asam!" hina Jisoo tak berdosa.
Lalisa masih mengenakan baju sekolahnya. Gadis poni itu telah kembali ke sekolah setelah di perintah oleh Chaeyoung. Padahal sebelum itu, Hanbin dan yang lainnya sampai kehabisan cara untuk membujuk Lisa kembali ke sekolah lagi. Ia sudah terlalu lama cuti, bisa-bisa ia tidak naik kelas lagi.
Memang, Lalisa yang dingin dan kejam seperti preman itu akan bucin pada waktunya.
"Tenang saja, aku sudah siapkan pakaian di lemari Chaeng. Jadi aku akan membersihkan diri di sini. Jangan lupa dengan rencana kita, eonni. Aku tak ingin semuanya gagal, jika gagal, pria disampingmu akan ku rontokkan giginya!" ancam Lisa bercanda.
Jisoo melangkah maju, menyembunyikan Bobby di belakangnya. "Yaa! Jangan sembarangan. Kau tahu? Bobby dengan gigi kelincinya lah yang membuat ia terlihat manis!"
"Lebih baik kau segera bersiap-siap karena Mina dan Yeri sudah dekat,Hanbin juga sudah sampai di parkiran, jadi tidak ada waktu lagi untuk menghina gigiku, Lalisa Manoban." Bobby memutar bola matanya malas.
Lisa tertawa pelan. Lalu ia menepuk pundak Jisoo cukup keras. "Jaga baik-baik Jisoo eonni, jika kau berani mempermainkannya, gigimu akan benar-benar menghilang. Bukan hanya dua, tapi semuanya,"
"Cukup, Lalisa! Cepat masuk atau rencanamu akan kami gagalkan?!" tegas Jisoo dengan wajahnya yang memerah, tersipu malu.
"Baiklah, baiklah. Uri eonni yang baru berpacaran untuk pertama kalinya. Semoga bahagia dan tolong pegangkan bunga ini karena aku ingin bertemu calon kekasihku dan mandi lebih dulu sebelum rencana ini di mulai."
Jisoo hampir terjatuh karena Lisa menyodorkan sebuket bunga mawar berukuran besar itu padanya secara tiba-tiba. Ia mendengus kesal, bocah itu benar-benar menyebalkan. Padahal ini rencananya tetapi malah dirinya dan Bobby yang dibuat ribet.
"Shi-bal!" umpat Jisoo kesal dan Lalisa malah terkekeh karenanya.
Hari ini, Lalisa Manoban akan memantapkan hatinya serta memberanikan diri untuk menyatakan perasaan serta mengharuskan Chaeyoung menjadi kekasihnya. Iya, harus. Memang terkesan memaksa, tapi Lalisa benar-benar ingin menjadikan satu-satunya wanita miliknya, Chaeyoung miliknya.
Lalisa bukan hanya meminta Chaeyoung menjadi kekasihnya, tetapi ia menginginkan hubungan yang lebih dari itu. Sebuah kotak berwarna merah tersimpan di saku Lisa. Tiba-tiba saja, ia merasa gugup setengah mati begitu memasuki kamar rawat Chaeyoung.
Mendapati Chaeyoung yang tengah memetik senar gitar dengan begitu seriusanya, membuat Lisa tak bisa memalingkan mata darinya.
"Cantik."
Lisa tak percaya ada sosok wanita yang begitu cantik di hadapannya. Dan, sebentar lagi wanita itu akan segera miliknya. Lisa sangat percaya diri dengan itu, tapi tetap saja ia tidak bisa menenangkan jantungnya yang berpacu sangat cepat sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THANKYOU, LALISA (CHAELISA)
FanfictionPark Chaeyoung atau biasa dipanggil Chaeng akhirnya bisa duduk di bangku sekolah setelah bersusah payah membujuk kedua orangtuanya. Penyakit jantung yang ia alami membuat ia harus tetap berada di dalam rumah dan tidak boleh melakukan banyak hal. Me...