Kala matahari semakin terbenam menyisakan langit ke oren-orenannya. Daun-daun yang lahir dari pohon rindang bergoyang hingga jatuh dari dahannya karena angin sore yang berhembus cukup kencang dan memberikan kesejukan bagi siapapun yang masih berada di luar seperti dua remaja ini.
"Aku tidak mungkin melukai orang ku cintai, Jennie-yaa. Dengan aku mencoba singkirkan Chaeng, hal itu justru akan membuat Lisa semakin terluka. Aku tak menyangka kau akan menjadi seobsesi ini pada Lisa."
Hanbin tidak mungkin melakukan hal gila yang Jennie katakan. Jennie ingin menyingkarkan Chaeyoung dengan caranya sendiri dan ia mengajak Hanbin untuk bekerja sama. Rencana demi rencana yang telah ia susun mendadak lenyap ketika pria yang memiliki hidung mancung itu menolak untuk bersekongkol dengannya.
"Tidak tahukah kau bahwa aku sangat-sangat mencintai Lalisa? Tidak ada yang bias merebutnya dariku. Aku enggak mungkin kalah saing dengan wanita cacat itu! Hanbin! Apapun itu, kau harus bekerja sama denganku untuk menghancurkan wanita itu dan setelah itu, kita lihat diantara kita siapa yang dipilih Lisa." Jennie terus mendesak Hanbin dengan mengguncang kedua pundaknya.
Hanbin tak goyah. Dirinya memang tidak akan pernah menyetujui ide gila Jennie. Menyuntikkan racun pada infus milik Chaeyoung ataupun langsung ia suntikkan ke dalam kulit lalu membiarkan Chaeyoung terlelap perlahan-lahan, kemudian Chaeyoung akan meninggal dalam beberapa waktu ke depan.
Jika Chaeyoung meninggal, maka ia akan dengan mudahnya memiliki Lalisa kembali. Jennie sungguh tidak sabar untuk itu. Ia membutuhkan bantuan Hanbin sebagai orang dalam karena saat ini, Lisa bahkan tidak mau menemuinya lagi. Dirinya akan sangat kesusahan untuk masuk ke dalam ruangan terkutuk itu dan menjalankan rencananya seorang diri.
Lisa pasti selalu menemani wanita lemah itu. Padahal waktu itu, dulu, Lisa melakukan itu untuk dirinya, selalu berada di sisinya, menemaninya, membacakan cerita untuk dirinya dan mengenggam tangannya. Jennie tahu itu dari kakaknya, Kim Taehyung. Tapi kini, Lisa melakukan itu untuk orang lain, bukan dirinya lagi.
"Hanbin," panggil Jennie menatap Hanbin penuh harap.
Lelaki itu membuang pandangannya dari wajah memelasnya Jennie, memilih duduk di bangku panjang yang tersedia. Merenung, berpikir, bagaimana caranya? Cara untuk menyadarkan Jennie dari pikiran jahatnya.
"Aku benar-benar sangat mencintai Lisa, tolong aku..."
"Bukan dengan cara rendah dan licik seperti itu. Semua orang, semua benda, semua yang ada di alam semesta ini pasti akan berubah termasuk perasaan, Jen. Kau tak bisa memaksanya untuk tetap sama," ucap Hanbin lembut.
Jennie mendengus kesal, Hanbin tahu itu. Ia pasti sangat sebal dan marah. Raut wajah Jennie memang mudah sekali untuk ditebak.
Hanbin mencoba meraih tangan Jennie, gadis dengan mata bulat indah itu menoleh pelan ke arah Hanbin yang menatap dirinya teduh dan hangat.
"Dunia ini bukan cuman tentang kau, berhenti menjadi orang egois. Mungkin Lisa salah karena tidak menjadi orang yang setia, tapi semua itu bukan kemauan Lisa apalagi Chaeyoung. Semua ini seolah jalan cerita yang telah tertulis untuk mereka berdua. Jangan memaksa lagi..."
"Tapi aku--"
"Iya, aku tahu... kau sangat menyukai Lisa dan merasa dikhianati. Tapi kembali lagi, perasaan itu ajaib dan sulit diterka. Kau harus mulai mengikhlaskan semuanya, jadilah Jennie yang bijaksana dan baik hati seperti dulu," kata Hanbin.
Tanpa ragu, Hanbin menarik Jennie ke dekapannya. Melihat kedua mata Jennie yang berkaca-kaca membuat Hanbin mengerti dengan suasana. Usapan lembut ia sapukan pada sisi pundak Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
THANKYOU, LALISA (CHAELISA)
FanfictionPark Chaeyoung atau biasa dipanggil Chaeng akhirnya bisa duduk di bangku sekolah setelah bersusah payah membujuk kedua orangtuanya. Penyakit jantung yang ia alami membuat ia harus tetap berada di dalam rumah dan tidak boleh melakukan banyak hal. Me...