CHAPTER 34

557 69 4
                                    

Flashback On

Hanbin mencengkram stir mobilnya dengan erat dan sangat khawatir. Jika bukan karena ucapannya yang mengatakan akan menunggu di mobil saja dan tidak ikut campur urusan Lisa, maka detik ini juga ia turun dari mobil dan menghampiri Lisa dan pria licik itu.

Tapi sayangnya, Hanbin tahu, Lisa tidak suka dengan orang yang tidak memegang ucapannya sendiri.

Hanbin berusaha menghubungi Bobby, menyuruhnya untuk menjaga emosi Lisa yang tidak bisa ia kendalikan agar tidak terjadi sesuatu yang buruk tetapi ponsel pria berambut gondrong itu tidak aktif sama sekali.

Saat Sehun dan Lisa bersiap-siap dan memainkan suara mesin motornya, Hanbin memukul stirnya keras. Ia mengumpat kesal di dalam mobil tatkala meliat dua orang itu akan melakukan balapan tanpa menggunakan pelindung kepala. Hanbin tahu Lisa tersulut emosi karena dipancing oleh Sehun.

Dia tidak tahu apa yang Sehun katakan hingga membuat Lisa mengepal tangannya kuat dan rahanganya bergetar. Mata Lisa menatap Sehun dengan sangat nyalang dan tajam, Hanbin bisa melihatnya dari mobil.

Firasat Hanbin mengatakan sesuatu yang buruk akan terjadi. Ia membuka pintu mobil dan turun dari sana.

Dan sayangnya, Sehun dan Lisa telah melesatkan motornya jauh meninggalkan tempat awal. Hanbin terlambat mencegah Lisa. Ia mengepal tangannya di sisi celananya, berharap Lisa akan baik-baik saja. Akan tetapi, jika dalam suasana seperti ini, akan membahayakan Lisa.

Hanbin mendudukkan tubuhnya di depan mobil putih miliknya sembari menunggu Lisa. Sampai sebuah suara yang sangat keras membuat Hanbin berdiri dan jantungnya berpacu sangat-sangat cepat.

Lalu tak lama setelah itu, Sehun dengan motornya melaju melewati tempat awal bersama dua rekannya yang sudah bersiap dengan motornya.

Mereka pergi begitu saja. Ada sesuatu yang tidak beres.

Sontak Hanbin segera berlari menghampiri Bobby, hanya lewat tatap mata saja keduanya paham dan segera menyusul Lisa. Keduanya tampak sangat panik. Berlari sekuat tenaga yang mereka punya, bersamaan dengan jantung Hanbin yang memompa cepat. Keringat mulai membasahi rambutnya, menetes ke wajah.

Hanbin terhenti, tubuhnya melemas, jantungnya seperti berhenti berdetak saat itu juga. Melihat Lisa yang terbaring meringkuk melindungi kepalanya yang menabrak trotoar di ujung sana. Darah Lisa berserakan dari motor hingga di tempat ia berbaring. Motor Lisa terpelanting cukup jauh dan Lisa telah tidak sadarkan diri.

"LISA!"

Keringat Hanbin sudah membasahi seluruh wajahnya. Berlari mengangkat tubuh Lisa dan memangkunya, Ia sibak rambut Lisa yang basah oleh darah dan seluruh wajah Lisa memerah karena dibaluti oleh darah yang mengucur dari kepalanya.

"Lisa..." panggil Hanbin, suaranya bergetar dan tangisannya pecah detik itu juga. Hanbin menepuk pipi Lisa tetapi gadis itu sama sekali tidak bergerak sedikitpun. Gadis yang ia cintai tak menanggapinya, terbujur dengan bibir yang pucat.

"LISA!" Hanbin menepuk lebih keras pipi Lisa, kini ia mengguncang bahu Lisa dengan sangat kuat. Ia sangat takut jika mata indah itu tidak terbuka lagi selamanya. Hanbin mengerang di dalam tangisannya.

"Lebih baik kita bawa Lisa ke rumah sakit. Ayo!" Bobby juga sama paniknya, lalu mereka berdua membawa tubuh Lisa ke dalam mobil Hanbin.

"Biar aku menyetir, keadaanmu seperti ini akan membahayakan semua orang." Hanbin mengangguk dan membiarkan Bobby berlari ke kursi pemudi setelah membukakan pintu belakang untuk dirinya dan Lisa.

THANKYOU, LALISA (CHAELISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang