²

539 83 0
                                    

Last CHRISTMAS
- winrina ver -
.
.
.

2

°•°•°•°•°•°•°•°•°

Perayaan kecil dan makan bersama di malam natal merupakan salah satu pilihan terbaik. Ini sudah menjadi rutinitas bagi kami bertiga disetiap tahunnya. Malam ini semua itu berjalan dengan hangat. Meski catatan besar jelas tampak di depan mata, keributan dari kedua manusia itu tidak bisa dihilangkan.

Kini aku tengah berdiri di dapur untuk membersihkan beberapa pelatan makan yang telah kami gunakan. Aku tidak akan membiarkan Ningning melakukannya. Dia tuan rumah untuk malam ini, jadi aku tidak ingin merepotkannya lagi dengan banyak pekerjaan yang menumpuk.

Aku tahu dia sudah berkorban banyak. Dia membeli semua bahan makanan, minuman dan camilan, serta pernak pernik natal. Tapi kekacauan didalam apartemennya merupakan pengorbanan terbesar yang ia lakukan.

Disini aku tidak sendiri, Winter bersamaku. Sejujurnya aku sudah melarang dan menyuruhnya untuk bergabung bersama Ningning sehingga dapat beristirahat. Gadis itu pasti sangat lelah. Tapi bukan Winter jika ia tidak menolak. Dia adalah si keras kepala. Aku tak lagi mempunyai pilihan lain kecuali mengizinkannya untuk membantuku.

Aku hanya berharap jika niat baiknya itu tidak akan mendatangkan masalah seperti sebelumnya. Sebenarnya dia cukup dapat diandalkan dalam beberapa hal. Namun semua itu tidak akan berlaku ketika memasuki urusan dapur dan beberapa hal lain berkaitan dengan pekerjaan rumah tangga.

Winter tidak pernah cukup berhasil untuk hal-hal semacam itu. Dia pernah memecahkan piring dicucian pertamanya ketika bersikeras ingin membantuku satu bulan yang lalu.

Dia juga pernah mengacaukan aku dan Ningning ketika memasak untuk pesta ditengah tahun. Dia penyebab mengapa salah satu dari masakan kami tidak layak lagi untuk dikonsumsi. Semuanya menjadi berantakan saat tangan Winter mulai bekerja.

Aku mengingat betul bagaimana Ningning menjadi kesal dan memarahi anak malang itu tanpa ampun. Winter mengatakan bahwa ia menyesal dan terus meminta maaf. Kepalanya terus menunduk, matanya tidak berani menatap Ningning. Itu benar-benar sangat menggelikan.

“Ekhem” Winter kembali berdiri disampingku dan meletakkan beberapa piring kotor. “Ini yang terakhir” ucapnya sembari tersenyum menatapku.

“Gomawo” dia membuat pekerjaanku menjadi lebih mudah. Dia-lah yang mengambil semua peralatan kotor dan aku yang mencucinya.

“Ya, itu bukan masalah. Tapi eonnie, kenapa sebelumnya kau terkikik dan menggeleng kepala? Apa terjadi sesuatu?”

“Oh? Tentu saja tidak”

“Tapi kau melakukannya, aku melihatnya”

“Kenapa kau ingin tahu?”

“Hanya ingin”

Aku menghentikan pekerjaanku dan menatap lurus kearahnya. “Aku teringat saat kau membuat masalah. Ningning terus memarahimu dan kau ketakutan. Apa kau ingat?”

Winter mengangguk lemah. “Yaa, tentu saja. Tapi kenapa ingatan itu yang ada di otakmu? Apa eonnie tidak mengingat juga hal-hal menyenagkan yang pernah kita lakukan? Seperti ketika aku memelukmu. Aku suka ketika mencium pipimu secara tiba-tiba. Aku senang ket…”

Aku memberinya tatapan tajam sebelum ia mengatakan hal lain lebih banyak lagi.

“Baiklah-baiklah, aku akan diam. Maafkan aku” dan itulah yang dia lakukan untuk beberapa saat. Namun tidak bertahan lama.

“Biarkan aku saja yang menyelesaikannya. Aku bisa melakukannya eonnie”

Aku kembali menghentikan pekerjaanku ketika ia mengatakannya. “Tidak. Berhentilah menjadi keras kepala atau haruskah aku memaksamu untuk bergabung bersama Ningning disana?”

“Tapi aku hanya ingin membantu”

Yaa aku tahu. Tapi pekerjaan ini bukan miliknya. “Dengan hanya berdiri disitu itu artinya kau sudah membantuku. Dan satu lagi, tidak ada penolakan atau pemaksaan untuk membantuku lagi”

“Tapi...”

“Kim Minjeong!” 

“Baiklah, aku akan tetap berdiri disini menemanimu. Tidak ada penolakan dan pemaksaan. Oke, aku mengerti”

Good girl.

Dia melakukannya. Tapi tatapan matanya sedikit menggangguku. Aku bisa merasakan bagaimana mataya terus mengamati wajahku dengan lekat dan dalam. Ketika aku mematiskan, nyatanya ia tidak hanya mengamati wajahku. Tapi ia juga memperhatikan seluruh bagian dari tubuhku. Ia bahkan tersenyum dengan cara yang sedikit aneh.

Oh My God, apa yang sedang dia lakukan?

Apa yang ada dipikirannya sekarang? Tubuhku benar-benar seperti tengah ditelanjangi dengan tatapan itu.

“Jangan menatapku seperti itu Winter”

“Aku hanya menatapmu. Apa itu salah?”

Pukkk….

Aku menampar pelan lengannya yang tertutup sweater. “Pervert”

“Mwo? Kenapa eonnie mengatakan itu?”

“Berhentilah melakukannya atau aku akan menamparmu lebih keras. Apa kau ingin merasakan bagaimana tamparan tanganku ini mengenai wajahmu?”

“Tidak, itu pasti akan sangat menyakitkan” ia berjalan mundur dua langkah ke belakang.

“Jadi?”

“Aku tidak akan melakukannya lagi. Maafkan aku” tangannya membentuk huruf V dengan senyuman konyol di wajahnya.

Aku melanjutkan pekerjaanku. Namun aku masih mendengar bagaimana ucapan lirihnya untuk dirinya sendiri. Itu benar-benar lucu ketika ia mengatakan: Aish, mata sialan. Kendalikan dirimu bodoh.

Aku ingin tertawa, tapi akan lebih baik jika aku menahannya dan berpura-pura tidak mendengar apapun.

~tbc~

Thanks banget yang udah baca. Jangan lupa vote ya klo kalian suka sama cerita ini 😁

Last CHRISTMAS -winrina ver-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang