Last CHRISTMAS
- winrina ver -
.
.
.45
°•°•°•°•°•°•°
Winter memilih untuk duduk sendiri di ruang tengah apartemennya. Kini pikirannya sedang tak karuan, ada banyak hal yang membebani. Sejak ia duduk di sofa empuk itu bermenit-menit yang lalu, tangannya terus memijit pelipisnya tanpa henti. Bahkan sesekali helaan nafas berat terdengar begitu jelas.
Hidupnya sedang di terjangan badai besar, masalah terus datang tanpa kenal lelah. Dan hari ini ia akan menghadapi salah satunya secara langsung.
Flashback...
"Apa yang sudah kau lakukan?" Winter hanya diam ketika pertanyaan itu dikeluarkan oleh Ningning di seberang sana.
"Kau bisa menjelaskannya?"
Winter semakin mematung. Suara Ningning terlampau dingin dan menusuknya secara tak langsung. Gadis di seberang sana benar-benar seperti tengah menginterogasinya dengan caranya sendiri.
"Ningning ak..."
"Kau tahu apa dampak dari kelakuanmu itu?"
"Ak-aku..."
"Aku akan mencarimu besok!" potong Ningning untuk yang kedua kalinya.
Tutt...
Seketika Winter meraup wajahnya dengan tangannya ketika panggilan itu ditutup begitu saja oleh Ningning. Padahal ia belum menjelaskan apapun, tapi Ningning seperti tak memberinya waktu untuk bicara.
Kini ia duduk di tepi ranjang. Perasannya tak enak, hatinya mengungkap jika ada sesuatu yang buruk terjadi pada Karina. Perasaan khawatir dan takut itu kini melebur menjadi satu, memberontak begitu bringas di dalam sana.
Ia juga harus mempersiapkan diri jika Ningning datang menemuinya. Ia harus terima ketika gadis itu melakukan tindakan buruk padanya. Winter sadar apa yang telah dilakukannya, jadi mau tak mau ia harus bertanggungjawab untuk itu semua.
Flashback off
"Winter kau baik-baik saja?" Giselle baru saja keluar dari kamarnya dan kini berjalan mendekat. Ia tampak begitu khawatir.
"Emm, I am ok"
"Kau yakin?" Giselle berdiri di samping sofa, matanya terus menatap gadis itu dengan penuh tanya. Winter tampak tak biasa.
"Ya, jangan mengkhawatirkanku. Aku baik-baik saja eonnie" Winter beranjak dari sofa, Giselle tahu jika gadis itu tengah menghindarinya. Atau lebih tepatnya menghindari pertanyaan-pertanyaannya.
Namun sebelum Winter melangkah lebih jauh, Giselle sudah lebih cepat menahannya dengan menggenggam pergelangan tangan gadis itu.
"Winter" Winter membalikkan badannya, membuat mereka saling berhadapan.
Sejenak mereka hanya diam. Giselle tahu ada sesuatu yang tengah disembunyikan oleh gadis di depannya itu. Tapi mirisnya Winter tak mau membagi beban itu dengannya. Lantas ia mendekat, merengkuh tubuh Winter dengan mengusap punggungnya lembut.
"Jangan simpan semua beban itu sendiri. Kau bisa membaginya denganku. Kau sabahatku Winter, bahkan lebih dari itu. Kau saudaraku, kita keluarga. Kau tahu itu kan?"
Winter mengangguk paham. "Eonnie" lalu melepas pelukan itu.
"Hmm"
"Terimakasih sudah sangat memperhatikanku sejak dulu. Tapi aku rasa ucapan terimakasihku tidak akan cukup untuk membalas semua kebaikanmu. Sepertinya aku harus memberimu hadiah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Last CHRISTMAS -winrina ver-
FanfictionPeringatan!! Jangan dibaca sampai ending jika tidak ingin menyesal dan dibuat kesal 😂 ~•*•~ Hidup memang penuh misteri. Bahkan banyak hal perlu disembunyikan dengan berbagai alasan, dan Winter melakukannya. Ia harus menutup rapat kebenaran mengenai...