²¹

207 38 3
                                    

Last CHRISTMAS
- winrina ver -
.
.
.

21

°•°•°•°•°•°•°

"Justru karena ia tidak tahu maka itu bisa membuatnya berfikir banyak hal. Eonnie harus menjelaskannya secara langsung. Mungkin Winter tidak akan mempermasalahkannya, tapi bukan berarti kau bisa tetap diam"

Aku tidak bisa berhenti memikirkannya bahkan setelah hampir dua jam. Mungkin Ningning benar, aku harus menjelaskannya pada Winter. Jika ia sudah melihat bunga dan surat itu, bisa jadi ia akan berfikir buruk. Dan yang paling mengerikan ia akan berfikir jika aku dekat dengan seorang pria dibelakangnya.

Jika pun nantinya ia bertanya siapa Maerk Lee itu, aku akan menjawabnya dan tidak akan menyangkal kenyataan yang ada. Karena untuk apa aku menutupi sesuatu yang tidak lagi mempunyai arti dalam hidupku? Tidak ada alasan yang dapat dibenarkan ketika aku berbohong.

Kriet...

Suara gesekan pintu terdengar cukup nyaring didalam kamarku yang kini benar-benar hening. Aku sudah berusaha untuk tidak menimbulkan suara keras, tapi suara ketika pintu itu tertutup tetaplah ada.

Aku berhenti, berdiri tepat didepan pintu yang tertutup rapat. Mataku mengarah pada Winter yang kini masih berbaring diatas ranjangku. Aku harus membangunkannya sebelum semua makanan yang kini ada di meja makan menjadi dingin. Ningning juga sudah menunggu disana.

Aku melangkah mendekati ranjang, lalu merangkak naik untuk berbaring disamping tubuhnya. Juga memeluknya. Dan ketika kepalaku mendongak, aku menyadari jika wajahnya tak lagi terlihat pucat. Kini ia tampak lebih segar.

"Sayang" ucapku lalu memberinya satu kecupan di pipi. Disaat itu juga tubuhnya mulai bereaksi dengan gerakan kecil. "Bangun" lanjutku lalu mendaratkan sebuah ciuman di bibirnya.

Ia membuka matanya lalu tersenyum lebar padaku. Tangannya menarik leherku untuk sebuah ciuman lagi.

"Apa aku tidur terlalu lama?" ucapnya setelah ciuman kami berhenti. Ia menuntunku untuk berbaring diatas tubuhnya. Dalam sekejam lengannya sudah membungkus tubuhku dengan erat.

"Tidak, tapi kau harus bangun sekarang. Ningning sudah menunggu di meja makan" kepalaku mendarat diatas dadanya. Jantungnya yang berdetak kencang dapat aku dengar dengan sangat jelas.

"Eoh, dia sudah datang?"

Kepalaku mengangguk. "Bahkan kami sudah selesai menyiapkan semuanya. Ayo bangun dan makan bersama"

Kalimat yang aku ucapkan membuat wajahnya tampak terkejut. "Benarkah? Ahh aku melewatkan kesempatan untuk mengganggu kalian di dapur. Bisakah kita mengulanginya, maksudku memasak lagi setelah ini"

Winter membuatku terkekeh. Untuk apa mengulanginya?

"Jangan konyol. Apa kau ingin membuang-buang waktu dengan hal-hal yang tidak berguna hmm? Akan lebih baik jika kau menggunakannya untuk beristirahat. Apa kau lupa jika sebelumnya kau mengeluh pusing dan lelah? Wajahmu pucat dan kau juga berkeringat banyak"

Winter diam, ia tampak berfikir. Lalu berbicara lagi beberapa saat kemudian. "Arraseo arraseo"

"Apa kau ingin membuat Ningning menunggu lebih lama?" aku mengingatkannya jika seseorang tengah menunggu diluar sana.

"Tidak, tapi bolehkah aku memelukmu lebih lama lagi?"

"Ya, setelah kita menemui Ningning dan makan siang selesai" dia tidak memprotes ketika aku turun dari atas tubuhnya. Ia juga dengan cepat beranjak. Bibirnya melengkung naik sebelum menjauh menuju kamar mandi.

Last CHRISTMAS -winrina ver-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang