²²

188 36 14
                                    

Last CHRISTMAS
- winrina ver -
.
.
.

22

°•°•°•°•°•°•°

"Kau mengatakan padaku jika kau akan pulang malam ini. Apakah kau membohongiku huh? Kau ingin menghindar dari pengawasanku? Jika kau tidak paham dengan waktu, maka biarkan aku mengajarimu. Kau juga membuatku marah karena kau mengabaikan kesehatanmu. Dasar bodoh, apa kau ingin membunuh dirimu sendiri? Pulanglah sekarang. Aku memaksamu Kim Minjeong!!"

Cepat-cepat aku menjauhkan ponsel sialan itu dari telingaku yang berharga. Giselle eonnie berteriak sangat keras tanpa rasa malu. Telingaku akan rusak jika terus membiarkannya berbicara.

"Kya! Bisakah kau mengurangi volume suaramu itu? Telingaku seperti baru saja mendapatkan polusi" ucapku kesal. Tapi ia justru berteriak marah karena ucapanku baru saja. Suaranya melengking tajam. "Aku akan pulang dengan segera. Kau puas?!!" lanjutku.

Mataku melirik pada Ningning yang kini menatapku dengan curiga. Ia menyempatkan diri untuk berhenti disamping mobilnya dan mengamati pergerakanku. Dengan sengaja ia menunda untuk masuk ke dalam mobilnya meskipun tangannya telah berhasil membuka mobil berwarna hitam yang ia miliki itu.

"Aku akan menunggumu" Giselle eonnie menambahkan.

Bola mataku membesar. Gadis itu gila.

"Apa?!! Tidak tidak, jangan menungguku. Tidur saja di kamarmu. Arraseo?" suaraku melemah cukup drastis. Aku tidak ingin Ningning mendengar ini.

Aku menunggu apa yang akan dikatakan oleh gadis diseberang sana itu, tapi tidak ada. Giselle eonnie terus diam.

"Jika tidak ada lagi yang ingin kau katakan, aku akan menutupnya"

Tutt...

Sial, kenapa dia yang menutupnya? Bukankah aku yang mengatakan jika aku akan menutup panggilan ini? Bukan hanya cerewet, tapi Giselle eonnie benar-benar menyebalkan.

Kakiku kembali melangkah setelah menyimpan ponselku ke dalam saku disisi kiri mantel. Mobilku bersebelahan dengan mobil Ningning, jadi secara tidak langsung aku juga akan mendekat padanya.

"Apa ada sesuatu yang tidak beres?"

"Tidak, tidak ada apapun. Semuanya baik-baik saja" aku tersenyum padanya. Namun sepertinya jawaban ini belum cukup untuk meyakinkannya.

"Lalu siapa yang baru saja menelfonmu?"

"Ahh itu... sepupuku, anak dari bibiku memintaku untuk segera pulang. Ia sedang berada di apartemenku untuk menginap"

Aku berharap ia akan percaya, tapi jika melihat dari tatapannya...

Aku tidak yakin.

"Ningning aku mengatakannya dengan jujur. Kau tidak perlu mencurigaiku, aku tidak akan pernah bermain dibelakangnya. Kau bisa mempercayaiku, kau juga bisa memenggalku jika aku berbohong" aku kembali meyakinkan. "Bukankah kita sudah berteman cukup lama? Kau tidak mempercayaiku?" lanjutku dan pada akhirnya tatapan Ningning melembut.

"Aku percaya padamu" itulah kalimat terakhir yang ia ucapkan sebelum masuk ke dalam dan menutup pintu mobilnya.

.
.
.
.
.

Sarapan pagi dengan sesuatu yang begitu sederhana, hanya roti panggang dan satu gelas susu coklat. Giselle eonnie bertanggung jawab pada roti itu, sedangkan aku menyiapkan minuman untuk kami berdua.

Ia datang dengan pakaian rapi dan riasan yang cukup menonjol setelah aku menunggunya sedikit lama. Aku duduk di depan bangku yang ia tempati, menatapnya dengan pikiran penuh tanya. Apa yang akan ia lakukan setelah ini?

Last CHRISTMAS -winrina ver-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang