³⁰

194 34 8
                                    

Last CHRISTMAS
- winrina ver -
.
.
.

30

°•°•°•°•°•°•°

"Siapa namamu?" Giselle eonnie membuka suara untuk yang pertama kalinya setelah kami bertiga duduk disalah satu meja persegi di restoran jepang yang kami datangi. Tempat ini berada tak jauh dari perusahaanku. Ia bertanya pada Mark yang kebetulan duduk tepat didepannya.

Aku bisa merasakan ketidaknyamanan yang ditunjukkan oleh Mark. Pria itu sedikit kikuk, mungkin karena kami orang-orang baru untuknya. Jadi ia begitu sungkan dan sangat berhati-hati dalam melakukan apapun, termasuk dalam berbicara dan bersikap.

"Saya Mark Lee nona" pria itu menjawab dengan sangat sopan dan terkesan formal.

Didepannya Giselle eonnie justru tertawa keras. Pria itu sampai kebingungan dan mengerutkan keningnya. Matanya terus menatapku dan Giselle eonnie secara bergantian, hahaha benar-benar menggelikan. Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku dan menahan tawa.

"Jangan terlalu formal Mark. Kita sedang berada diluar perusahaan, bicaralah dengan sedikit santai. Aku bosan terus-menerus bersikap formal. Ya anggap saja kita adalah teman"

"Ah itu..." Mark sedikit tertawa. Canggung.

Pemandangan ini pasti terlihat sangat menggelikan di mata Giselle eonnie. Ia sangat cerewet dan selalu mengomentari hal-hal kecil. Jika Mark itu adalah aku, maka sudah pasti aku akan habis ditertawai dan diledek olehnya.

"Kenapa? Mudah kan?" tanyaku. Tapi ekspresi wajah Mark tak berubah, masih tetap sama. Juatru ia semakin tampak canggung daripada sebelumnya.

"Kau tampak sangat kaku Mark. Winter gadis yang baik, dia tidak akan menggingitmu atau memakanmu. Dan ya, akan lebih nyaman jika kita bersikap seperti teman. Bukan seperti rekan bisnis yang tampak membosankan itu. Sikapmu itu membuatku ingin terus tertawa" Giselle eonnie kembali bersuara sebelum menyantap sushi miliknya.

Gadis itu sedikit menyeramkan. Aku yakin itu membuat Mark sedikit takut. Kini pria itu tak lagi berani menatap wajahku dan Giselle eonnie, ia menunduk kaku.

"Itu benar Mark. Jadi berhentilah bersikap seperti robot kaku didepanku"

"Ta-tapi..."

Aku menghela nafas lalu meletakkan dua sumpit yang sedari tadi aku bawa ke atas meja. "Buanglah sopan santun yang berlebihan itu Mark, kita bukan lagi di perusahaan. Dengan penuh kejujuran aku tak pernah menyukai suasana canggung semacam ini"

"Kau tampak keren dan gagah ketika di perusahaan. Seperti singa yang tak takut pada apapun. Tapi kini sangat berbanding terbalik, kau seperti kucing kecil yang tengah bertemu dengan harimau besar" Giselle eonnie lagi-lagi berucap tanpa saringan.

Dia benar-benar terlihat tak menyukai Mark. Tidak biasanya Giselle eonnie akan bersikap buruk seperti ini, berbicara asal tanpa memperhatian setiap kata yang ia ucapkan. Pria malang itu pasti tersakiti karena ucapannya.

"Eonnie berhentilah bicara, kau melukainya"

"Tidak Winter, seorang pria tak akan mudah terluka hanya karena ucapan gadis manis sepertiku. Terlebih aku membicarakan fakta. Mark sangat membosankan, sangat tidak menarik"

"Giselle eonnie!" suaraku sedikit meninggi. Jika aku tidak membentaknya ia tak akan berhenti bersikap seenaknya.

"Baiklah baiklah, aku akan berhenti. Huh..."

Mataku menoleh ketika Giselle eonnie justru beranjak dari kursinya. Ia berjalan menjauh dengan wajah kesal menuju kamar mandi.

Kini aku-lah yang tak enak hati pada Mark. Gadis itu keterlaluan. Mataku melirik pada Mark, ia tampak masam dan sedikit menundukkan kepalanya.

Last CHRISTMAS -winrina ver-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang