¹⁰

358 59 7
                                    

Last CHRISTMAS
- winrina ver -
.
.
.

10

°•°•°•°•°•°•°

“Huh…” Ningning membuang nafasnya, seperti ada beban berat disana. “Apa ada yang ingin kalian jelaskan padaku?” raut wajahnya tampak begitu serius. Ia duduk pada sofa yang berseberangan dengan sofa yang aku dan Winter tempati. Ia melipat kedua tangannya didepan dada, juga menyandarkan tubuhnya. Matanya menatap tajam pada kami, terutama pada Winter.

Aku sudah berusaha untuk berhati-hati, aku juga memperingati Winter beberapa kali. Tapi pada akhirnya apa yang aku khawatirkan terjadi juga, tertangkap basah tengah berciuman. Itu benar-benar sangat memalukan.

Ruangan ini kini terasa begitu tegang. Gadis didepanku benar-benar menodong sebuah penjelasan.

“Ak-aku….” Aku tahu perasaan gugup yang tengah dirasakan gadis disampingku ini. Rasanya seperti berubah menjadi makhluk kecil yang tengah ditatap oleh raksasa dengan mata melotot dan bertaring panjang, mengerikan.

“Kenapa kau mengencani sepupuku? Aku tau kau seorang…” Ningning tiba-tiba menghentikan ucapannya.

Lesbian, ya aku tahu ia akan mengucapkan satu kata itu.

“Apa kau tidak bercanda dengan hal ini?” Ningning mengubah posisi badannya menjadi lebih tegak.

Ini adalah kali pertama aku mendengarnya berbicara pada Winter dengan suara yang begitu serius. Matanya menjadi lebih tajam, ia seperti akan membelah Winter dengan tatapannya itu.

Detik itu juga mataku tertuju pada Winter yang menunduk penuh dan melipat bibir ke dalam mulutnya. Ia sedikit membuka kedua kakinya dengan kedua tangan saling bertautan erat diantara kedua pahanya.

Namun beberapa detik kemudian ia mengangkat kepalannya dengan badan tegak. Matanya menatap penuh pada Ningning dengan berani. Aku suka ketika dia berbicara dengan tegas dan tanpa keraguan.

“Ya, aku mengencani sepupumu. Aku tidak bercanda dan aku membangun hubungan ini dengan sungguh-sungguh” ucapnya.

Mataku berbinar menatapku. Jantungku seperti akan meledak karena rasa bahagia, Winter membuatku kagum lagi dengan caranya. Kemudian matanya menatapku dengan lembut. Ada seutas senyum manis dibibirnya. Ia juga mengambil tanganku untuk ia genggam dengan erat.

“Ningning aku minta maaf. Tapi apakah kau akan kecewa?” aku bertanya dengan hati-hati.

Aku cukup khawatir ia akan kecewa dan marah padaku. Tapi aku akan menjelaskan padanya dengan pelan jika itu terjadi. Ia sangat dekat denganku dan kami saling memahami satu sama lain dengan baik, jadi aku rasa ia akan bisa dan beruasaha menerima dan memahami keputusanku meskipun itu sulit.

“Tidak, aku akan selalu berada disampingmu apapun keputusan yang kau pilih eonnie. Sekarang aku hanya terkejut. Maksudku aku tahu bagaimana kedekatan kalian. Tapi melihat kalian berciuman dengan begitu gila didepan mataku, kau tahu…” wajah serius Ningning seketika menghilang, kini hanya ada raut wajah terkejut dan ketidakpercayaan pada apa yang baru saja ia lihat secara langsung dengan matanya itu.

“Apakah itu nyata?” lanjutnya.

Seketika mataku dan Winter bertemu, kami saling pandang. Aku kebingungan harus bereaksi seperti apa.

“Menurutmu apakah sekarang kau tengah bermimpi?” Winter menggoda.

Ningning langsung mencupit salah satu pipinya dengan tangan kanannya. “Aowww” ia meringis kesakitan.

Last CHRISTMAS -winrina ver-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang