387 59 0
                                    

Last CHRISTMAS
- winrina ver -
.
.
.

5

°•°•°•°•°•°•°•°

Karina POV

Aku sudah membawa satu bola ditanganku dan kembali duduk pada sofa yang sebelumnya aku tempati. Hal yang sama juga dilakukan oleh Winter dan Ningning, masing-masing dari mereka membawa satu bola ditangannya.

“Ini sedikit menyedihkan untukku” Winter mengeluh diujung sofa dengan raut wajah cemberut. Aku tidak tahu kata-kata itu benar-benar menggambarkan perasaannya atau tidak, karena disini ada Ningning yang tengah menatapnya penuh selidik. Selain itu, Winter dan Ningning bukanlah seseorang yang akan bersikap serius dalam berbagai keadaan ketika mereka tengah bersama.

“Kenapa bisa seperti itu?” Ningning duduk di lantai disamping pohon natal.

“Bukankah kau juga tahu jika aku orang terakhir yang mendapatkan bola ini? Itu akan memperkecil kesempatanku untuk mendapatkan namamu” Ningning mengerutkan keningnya mendengar kalimat itu.

“Bisakah kita mengulanginya lagi? Aku ingin menjadi yang kedua. Kenapa kau tidak mengalah saja padaku dan mengambil bola yang terakhir?!” protes Winter pada Ningning.

Tapi seharusnya itu tidak akan menjadi masalah bukan? Semua kemungkinan bisa saja terjadi tidak peduli dia berada di urutan pertama, kedua, atau bahkan yang ketiga. 

“Bukankah kita hanya bermain dengan keberuntungan? Kau tetap bisa mendapatkan nama Ningning meskipun kau berada di urutan yang terakhir Winter” jelasku.

Saat ini Winter berada ditengah-tengah sofa. Ia duduk tak jauh dariku. “Ya, kau benar. Tapi…” 

“Tapi?” mataku menatapnya dengan serius. Ningning juga melakukan hal yang sama.

“Bagaimana jika aku benar-benar tidak medapatkan nama Ningning didalam bola ini?” keluhnya lagi.

“Kya! Jika kau mendapatkan namaku dan meminta yang tidak-tidak, jangan salahkan aku jika nantinya aku akan menggantungmu diatas Namsan Tower” ancam Ningning dengan mata melotot.

“Kau pendek, aku lebih tinggi darimu. Jadi bagaimana bisa kau akan menggantungku di Namsan Tower itu. Kau bahkan takut ketinggian”

“Aku tidak pendek bodoh. Kau saja sedikit beruntung karena lebih tinggi satu centi dariku. Ingat itu dan kau perlu menggaris bawahi kata satu centi dengan spidol merah” kesal Ningning.

Gadis itu memang tak akan pernah suka ketika seseorang menyebutnya pendek. Aku dan Winter sangat tahu itu, tapi karena itu juga Winter sering menggunakannya untuk menggoda dan membuatnya kesal.

“Yaa yaa yaa, tapi tetap saja aku lebih tinggi darimu” Winter menjulurkan lidahnya dengan ekspresi menjengkelkan. Aku yakin Ningning pasti akan meledak sebentar lagi.

“Kya, hentikan!!!” teriak Ningning dengan cukup keras.

“Aku hanya membicarakan sebuah kebenaran”

“Kim Minjeong!!”

“Wae wae wae?”

“Apakah seseorang akan memasukkanku ke dalam penjara jika aku mencekikmu sekarang juga?”

“Ahhh yaa, apakah kau bisa melakukannya? Aku hanya ingin menasehatimu agar kau tidak melakukan sesuatu yang akan menyusahkan dirimu sendiri, hahaha” Winter tertawa keras.

Aku juga menertawainya, ini lucu. Winter menggodanya dan kini wajah Ningning memerah menahan amarahnya sendiri.

“Aku tidak ingin marah sekarang, tapi kau terus saja membuatku kesal MINJEONG”

Last CHRISTMAS -winrina ver-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang