³¹

181 39 21
                                    

Last CHRISTMAS
- winrina ver -
.
.
.

31

°•°•°•°•°•°•°

"Eonnie, kau belum menyelesaikan ucapanmu sebelumnya. Apa kau lupa?" aku kembali memasukkan satu sendok makanan ke dalam mulutku.

Saat ini kami tengah duduk di meja makan untuk makan malam. Secara tiba-tiba aku teringat pada apa yang ingin Giselle eonnie katakan ketika kami masih berada di restoran jepang bersama Mark siang tadi.

"Ha?" ia menatapku dengan wajah kebingungan. Aku menelan makananku dan menghela nafas kesal sebelum berbicara lagi untuk memantik ingatannya kembali.

"Siang tadi kau bertanya padaku apakah aku mengingat gadis yang berdiri didepan restoran daging itu atau tidak. Lalu kau ingin mengatakan sesuatu tentang Karina eonnie dan gadis itu, tapi Mark sudah terlebih dahulu muncul dan kau tidak menyelesaikannya. Kau justru menjerit seperti nenek-nenek"

Seketika Giselle eonnie mengerutkan keningnya. "Aku bukan nenek-nenek" ucapnya dengan sebal.

"Ya. Ayo cepat katakan padaku sekarang. Jelaskan semuanya"

"Aku hanya ingin memberitahumu jika kurasa Karina dan gadis yang berdiri didepan restoran itu adalah gadis yang sama. Ya kekasihmu sendiri-lah yang tengah menatapmu saat itu"

Uhukkk... uhukk...

Dengan cepat aku mengambil segelas air putih yang ada dihadapanku dan meminumnya hingga hampir habis.

"Apa? Apa kau yakin?" aku sempat berfikir hal yang sama, tapi ucapan Giselle eonnie itu benar-benar menguatkan pemikiranku selama ini.

"Aku hanya mengatakan apa yang aku lihat Winter. Meskipun aku tak melihatnya secara dekat, tapi aku yakin jika gadis itu adalah Karina" jelasnya

"Ahh, sial" aku mengumpat cukup keras.

"Aku kahwatir tentang hubunganmu dengannya Winter, dan kurasa mengenai sikapnya akhir-akhir ini berkaitan juga dengan hari itu. Jika kau membutuhkan bantuanku untuk menjelaskan padanya, aku akan melakukannya dengan senang hati. Aku akan membantumu, kau tenang saja" ia mengakhiri ucapannya itu dengan tersenyum padaku. Aku yakin ia tidak sedang bercanda.

.
.
.
.
.

Karina POV

"Kau merindukannya, tapi kenapa justru menelfonku?"

"Aku tidak merindukannya" elakku. Aku melangkah ke balkon kamar hotel yang aku tempati, dan secara langsung kini mataku dapat melihat hamparan garis pantai di pulau Jeju pada sore hari.

"Kau berbohong. Jangan membodohiku eonnie"

"Baiklah-baiklah, aku mengakuinya dan kau menang. Kau puas?"

Ningning tertawa keras diseberang sana. "Kenapa menertawaiku?"

"Hahaha... kau konyol. Seharusnya eonnie melakukan panggilan dengannya, bukan aku. Dan untuk apa kau justru melakukannya denganku? Itu tidak akan bisa mengatasi rasa rindumu itu bodoh"

"Aku tidak ingin menelfonnya, dan sekarang aku hanya membutuhkan seorang teman untuk mengobrol. Aku ingin mengalihkannya"

"Omong kosong macam apa itu, eonnie pikir perasaan rindu bisa dialihkan?"

"Aku tidak ingin menjawab" ucapku ketus.

"Apa hubunganmu dengannya masih belum membaik?" aku memutar bola mataku seketika. Kalimat itu terdengar menyebalkan.

Last CHRISTMAS -winrina ver-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang