⁴¹

187 30 3
                                    

Last CHRISTMAS
- winrina ver -
.
.
.

41

°•°•°•°•°•°•°


Winter POV

"Kau akan pergi?" Giselle eonnie bertanya padaku secara tiba-tiba. Badanku berbalik, menatap gadis itu sekilas yang kini tengah berdiri di pintu kamarku. Sedangkan aku berdiri di depan cermin, mempersiapkan diri sebelum pergi.

"He'em" kepalaku mengangguk.

Dari pantulan cermin aku bisa melihat jika keningnya berkerut. "Kemana?"

"Aku akan menemuinya" senyumku terukir tipis sembari berjalan mendekat. Tapi ia justru memberiku ekspresi terkejut.

"Untuk apa?"

"Sesuai rencananku. Seperti apa yang pernah aku ceritakan padamu"

"Tidak tidak. Winter kau yakin dengan apa yang akan kau lakukan?"

"Seribu persen aku yakin eonnie. Aku harus menyelesaikannya" senyumku terukir lagi, sangat tipis.

Miris memang, aku masih saja memaksakan senyum ketika aku harus mengambil keputusan yang teramat berat. Aku benci ini, aku benci diriku dan hidupku.

Kini Giselle eonnie menatapku dengan sorot mata iba. Bibirnya melengkung kebawah. "Itu akan menyakitinya Winter. Kau tahu kan? Dan bukankah itu akan menyakitimu juga?"

Aku menghela nafas. "Aku tahu. Tapi semuanya akan berakhir lebih menyakitkan jika aku tidak melakukan apapun. Aku akan menghindar dan pergi jauh setelah ini. Dia tak akan tahu apapun yang terjadi padaku dan aku tak akan menyakitinya lagi. Tidak lama lagi akan mat..."

"Tidak. Hentikan omong kosong itu. Diamlah atau aku akan menjahit mulutmu rapat-rapat" ia memotong dengan tegas dan penuh ancaman. Matanya melotot tajam padaku, dia tidak suka ketika aku berbicara tentang kematian.

"Okey okey" ucapku sembari mengangkat kedua tanganku setinggi kepala.

"Jadi kau tetap akan pergi?"

Kepalaku mengangguk cepat untuk memberi tanggapan. "Antarkan aku ya?"

"Mwo?!"

"Aku bilang antarkan aku. Ayo, kau tidak boleh menolak" aku mendorong pelan tubuhnya yang menghalangi jalan, ia berdiri tepat pada pintu kamarku. Lalu melewatinya sembari tersenyum tipis.

"Win..."

"Aku akan menunggumu di mobil" teriakku keras sebelum meninggalkannya seorang diri.

.
.
.
.
.

Kami sudah berada di tempat parkir apartemen kekasihku, masih duduk pada bangku masing-masing. Mataku melirik pada Giselle eonnie yang kini memasang raut wajah paling serius. "Emm jangan menungguku pulang. Aku akan menginap disini untuk malam ini"

Giselle eonnie menolehkan kepalanya kepadamu. Aku masih bisa menemukan bagaimana khawatirnya ia sekarang. "Lalu"

"Emm..."

"Baiklah" gadis itu berbicara lagi, juga mengalihkan pandangannya untuk tidak lagi menatapku.

"Padahal aku belum mengatakan apapun" aku mengeluh. Bibirku mengerucut seperti gadis kecil.

"Tidak perlu bersikap seperti anak-anak, aku tidak mau membuang waktu hanya untuk menunggumu berfikir. Cepat keluarlah, aku ingin segera mencari sarapan. Kau belum memberiku makan hari ini" mataku terbelalak. Dia mengusirku hanya untuk satu porsi sarapan. Padahal ini mobilku sendiri.

Last CHRISTMAS -winrina ver-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang