¹⁹

209 43 0
                                    

Last CHRISTMAS
- winrina ver -
.
.
.

19

°•°•°•°•°•°•°

Winter POV

"Jadi aku akan mengawasimu mulai sekarang kan?" dia bertanya didepan almari besar. Gadis itu baru saja menyelesaikan pekerjaannya untuk menata seluruh baju juga berbagai barang lain yang sebelumnya ada didalam empat koper besar itu.

"Emm" mataku hanya menatap sekilas ketika ia berbicara lalu memberi jawaban singkat dan kini kembali fokus pada ponsel yang ada di tanganku. Aku duduk diatas ranjang yang akan ia tempati mulai malam ini, dan terus berkirim pesan dengan kekasihku diseberang sana.

Me:
Maafkan aku untuk hari ini. Aku akan memperbaikinya di hari selanjutnya.

My Karina:
Tidak apa-apa. Aku mengerti.
Baiklah, aku akan menunggumu dan kau harus menepatinya.

Me:
Ya, aku akan melakukannya. Jadi apa yang kau lakukan seharian ini?

My Karina:
Aku terus berada didalam unitku. Tidak banyak aktivitas yang kulakukan, tapi aku membaca buku, dan merapikan beberapa ruangan yang ada di unitku.
Tapi itu cukup membuatku lelah.

Me:
Jika saja aku tetap berada disana. Aku pasti bisa membantumu, kita melakukannya bersama-sama.

"Dan kau harus menuruti apa yang aku katakan, eomma mengatakan itu padaku. Kau harus mematuhiku demi kesehatanmu"

Seketika mataku meolot ke arahnya dengan wajah tak percaya. Benarkah? Apa lagi ini. Gadis itu benar-benar akan membuatku gila.

Tapi lihatlah, ia justru terkekeh geli. Tatapan tajam yang aku berikan untuknya justru dibalas dengan ekspresi konyol. Ia bahkan menjulurkan lidahnya untuk mengejekku.

"Tidak, aku tidak mau mengikuti ucapanmu lagi. Apa kau ingat dulu kau selalu menyuruhku untuk melakukan ini dan itu, melakukan hal-hal bodoh dan tidak masuk akal. Kau bilang itu untuk kesehatanku, tapi nyatanya itu tidak berguna sama sekali" rasanya sangat kesal mengingat masa lalu bodoh itu.

Bagaimana tidak, dulu ia pernah berpura-pura menjadi dokterku saat kita masih menjadi anak-anak. Ia terus menyuruhku melakukan banyak hal dengan mengatakan bahwa aku akan segera sembuh. Tapi disitulah masalahnya, jika aku mengingat itu rasanya aku seperti gadis kecil bodoh yang mudah ditipu dengan mudah.

Flashback...

"Winter, kau baik-baik saja?" seorang gadis kecil menatapku dengan wajah cemas. Ia duduk di lantai, tidak jauh dariku. Tangan mungilnya memegang boneka kelinci putih, dan disampingnya berjajar rapi beberapa boneka dengan bentuk yang beragam, ada bebek, kucing, bahkan ada yang berbentuk seperti bayi kecil.

Aku hanya menatapnya sekilas, tidak berani mengatakan apapun. Sementara boneka beruang yang sebelumnya aku bawa kini sudah tergeletas begitu saja diatas lantai - disamping tubuhku.

Diam-diam aku meringis, dadaku terasa begitu sakit seperti ditekan dengan cukup kuat.

"Bibi" ucapku mulai menangis lirih. Air mata mulai lolos dan mengalir menuruni pipi.

Seketika gadis berusia delapan tahun itu beranjak dan berjalan cepat menghampiriku. Ia berjongkok didepanku lalu bertanya...

"Kau kesakitan? Dibagian mana?" wajahnya tampak lebih khawatir.

Last CHRISTMAS -winrina ver-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang