¹⁴

321 44 0
                                    

Last CHRISTMAS
- winrina ver -
.
.
.

14

°•°•°•°•°•°•°

Sudah lebih dari lima jam aku berada disini seorang diri. Duduk diam dibelakang kemudi, juga menatap kosong pada jalanan yang benar-benar gelap dan sepi. Tidak ada siapapun, hanya ada aku dan mobilku yang terparkir ditepi jalan dalam keadaan tanpa penerangan sedikitpun. Aku bahkan tidak menemukan satupun mobil lain yang melewati jalan ini.

Beberapa jam lalu setelah mengunjungi dokter Park, yang ingin aku lakukan hanyalah menyendiri. Tapi aku menghadapi masalah, aku tidak menemukan tempat yang tepat di kota Seoul.

Seoul bukanlah kota sunyi yang dapat membuat perasaanku membaik. Kota ini begitu sibuk, seperti tidak ada waktu sedetikpun untuk beristirahat. Karena dimanapun aku pergi, maka aku akan menemukan keramaian.

Satu-satunya pilihan yang aku miliki hanyalah menjauh dari pusat kota. Bahkan aku tak peduli dimanapun itu, sejauh apapun itu. Itulah alasan mengapa kini aku berada di tempat yang dipenuhi dengan keheningan dan kegelapan ini.

Tempat terpencil. Jalanan yang entah akan membawaku ke mana. Sebuah tempat yang aku yakini berjarak puluhan kilometer dari pusat kota Seoul.

Yang aku lakukan sebelum ini hanyalah mengendarai mobilku secepat mungkin. Dengan bodoh mengikuti jalanan yang aku sendiri tidak mengetahui menuju kemana. Aku mengikuti emosiku, memilih jalanan sepi.

Flashback…

“Apakah ini jauh lebih buruk dari apa yang aku pikirkan? Tolong katakan padaku apapun yang terjadi”

Ruangan yang kini kami tempati benar-benar berubah menjadi begitu hening. Wanita didepanku bahkan menunduk, aku yakin apa yang akan segera ia sampaikan adalah kabar buruk.

“Tolong jawab aku, dokter Park!!”

“Nde” ia mengangkat kepalanya dengan sorot mata yang begitu redup. Aku menunduk.

“Maafkan aku Winter. Sejujurnya aku tidak ingin mengatakan ini, tapi akan lebih menyakitkan jika aku tidak memberitahumu dengan jujur. Kau tahu, dalam hidupku kau sudah seperti putriku sendiri. Sungguh, ini juga menyakitiku dan membuatku sedih. Hatiku terkoyak jika aku tidak bisa melakukan banyak hal untukmu. Aku akan berusaha sekeras mungkin untuk membuat keadaanmu kembali membaik”

Dengan cepat kepalaku terangkat, dan menemukan wanita didepanku itu tengah meneteskan air matanya. Cara ia berbicara, aku bisa merasakan kesedihannya.

“Tolong dengarkan aku, kau harus menghentikan semua aktivitasmu mulai sekarang Winter” lanjutnya. Aku tahu itu adalah sebuah perintah juga peringatan.

“Tidak, aku tidak bisa. Apa kau memintaku bertindak seperti manekin hidup yang dikurung didalam sebuah ruangan? Aku akan menolak, aku tidak mau” tolakku cepat.

“Winter, kumoh…”

“NO”

“Jantungmu dalam masalah. Aku tidak berbohong jika itu cukup serius. Kau harus mulai mendapatkan perawatan lebih Winter, tolong dengarkan aku. Kau dalam bahaya sekarang. Apa kau tidak mengerti jika nyawamu terancam?”

“Tidak, itu omong kosong. Hentikan dan jangan memerintahku lagi” aku bangkit dan pergi dari sana dengan tergesa-gesa.

Air mataku tak pernah berhenti menetes sepanjang langkah kaki yang semakin menjauh.  Aku tak lagi peduli bagaimana orang lain terus menatapku dengan sorot mata aneh dan penuh tanya.

Last CHRISTMAS -winrina ver-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang