¹³

312 48 1
                                    

Last CHRISTMAS
- winrina ver -
.
.
.

13

°•°•°•°•°•°•°

Hari ini satu minggu sejak malam itu. Aku terus berusaha keras untuk melupakannya. Rasa sakit yang ada didalam dadaku memang terkadang cukup menganggu, namun pikiran-pikiran buruk nyatanya lebih menakutkan dari apapun. Banyak hal terus terlintas bahkan berdiam diri didalam kepalaku.

Meskipun aku berusaha keras untuk mengabaikannya dengan berbagai cara, tapi aku tak menyangkal jika aku sering gagal. Kesibukan dan pekerjaan yang sebelumnya selalu membuatku melupakan waktu dan hal lain nyatanya tak berguna untuk bisa mengalihkan itu semua.

Siang ini aku sudah menyelesaikan satu meeting penting untuk proyek baru di perusahaanku. Sebuah proyek untuk membangun sebuah hunian mewah. Aku rasa ini akan menjadi salah satu pencapaian paling besar yang aku miliki dan akan sangat menguntungkan bagi perusahaanku.

Kami bekerjasama dengan salah satu perusahaan properti yang menjadi pemimpin dari banyaknya perusahaan properti yang ada di negara ini. Aku benar-benar bersemangat untuk memulai dan membangunnya untuk menjadi sesuatu yang luar biasa.

Seperti keinginanku, meeting pertama yang kami lakukan berjalan dengan sangat baik. Aku senang, itulah alasan mengapa kini aku berjalan dengan senyuman merekah di wajahku. Melewati beberapa karyawan yang membungkuk dengan sopan untukku. Bukan hanya karena aku adalah bos mereka, namun juga karena apa yang aku terapkan didalam perusahaan.

Aku akan segera masuk ke dalam ruanganku, tempat paling nyaman yang aku miliki disini.

Huhh…

Dengan menutup mata, aku menyandarkan tubuh dan kepalaku pada kursi yang selalu aku tempati. Aku bisa merasa lebih tenang. Namun lagi, semua yang terjadi pada malam itu kembali muncul di kepalaku. Aku gagal lagi mengabaikan itu.

Aku tahu keadaan ini bukan sesuatu yang baru untukku. Aku pernah mengalaminya didalam hidupku yang lalu.

Kepalaku benar-benar menjadi berdenyut, jantungku berdentum kencang lagi. Aku takut, aku benci seperti ini. Demi tuhan, untuk alasan apapun aku tidak akan membiarkannya menggangguku lebih lama. Apapun kemungkinan yang akan aku dapatkan aku harus memastikannya.

Aku bangkit dengan segera, keluar dari ruanganku dengan langkah cepat. Sekretaris pribadiku – Yuna, ia sudah berdiri di depan pintu dengan setumpuk kertas disalah satu tangannya. Gadis itu menunduk sopan dengan seutas senyum di bibirnya.

“Ma’am, saya sudah membawa berkas-berkas yang anda min…” ucapnya dengan sedikit menyodorkan berkas-berkas itu.

Tapi aku tidak mempunyai waktu untuk memeriksanya satu persatu. Ada sesuatu yang lebih penting dari itu semua. “Terimakasih, tapi aku harus pergi sekarang. Tolong letakkan dulu diatas mejaku, aku akan segera memeriksanya setelah aku kembali” potongku dan ia menganggukkan kepalanya.

Satu hal yang paling mengesankan dari gadis didepanku ini adalah Yuna selalu bersikap baik. Ia juga pekerja keras dan tidak pernah melakukan pekerjaannya dengan akhir yang mengecewakan. Lebih dari itu, yang paling penting bagiku adalah ia seseorang yang disiplin.

“Baik ma’am” ucapnya lembut dan kembali membungkukkan badannya.

Aku pergi dan membiarkan Yuna melakukan pekerjaannya. Kakiku melangkah dengan begitu cepat dan mencapai area parkir beberapa saat kemudian. Mobilku berada ditempat khusus dimana hanya aku yang bisa menempatinya, juga beberapa tamu istimewa yang mengunjungi perusahaan ini.

Last CHRISTMAS -winrina ver-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang