⁴⁰

226 32 12
                                    

Last CHRISTMAS
- winrina ver -
.
.
.

40

°•°•°•°•°•°•°

Beberapa minggu setelahnya...

Giselle POV

Sudah berjam-jam aku duduk bosan diatas sofa dengan menyandarkan punggungku. Menunggu seseorang ternyata juga sangat melelahkan. Lalu mataku melirik pada ponselku, hampir pukul 5 sore.

Tapi kenapa seseorang didepan sana masih saja sibuk dengan pekerjaannya? Matanya terus fokus mengarah pada berlembar-lembar kertas yang tertumpuk dihadapannya. Tangannya tak pernah berhenti bergerak, entah membolak-balikkan kertas itu atau mungkin menuliskan sesuatu diatanya.

Ohh ayolah Winter, aku benci menjadi patung hidup di tempat ini.

"Winter!" aku memanggilnya dengan nada tinggi. Sangat berharap ia akan merasa terganggu dan membawaku pergi dari tempat ini sekarang juga.

"Hmmm..." sedikitpun ia tidak mengalihkan fokusnya, hanya memberi jawaban tak berarti.

"Kapan kita akan pulang?"

"Kau bisa pulang kapan saja eonnie, pulanglah jika kau mau"

Dia lupa akan tugasku? Padahal aku selalu bersamanya karena aku ditugaskan untuk mengawasi dan mengontrol semuanya. Jadi bagaimana bisa aku pulang terlebih dahulu?

Dia gila. Sama saja ia ingin memasukkanku ke dalam kandang singa. Jika ibuku tahu, sudah pasti wanita itu akan memarahiku. Bukan Winter.

"Tidak, aku akan pulang bersamamu"

"Jika begitu kau harus menungguku eonnie. Dan aku tau apa yang sedang kau lakukan disana, berhentilah menggerutu. Aku akan menyelesaikan pekerjaanku sebentar lagi"

"Baiklah, dengan satu syarat"

"Katakan saja, aku akan memenuhinya" ia berbicara masih tanpa menatapku.

"Ice cream, belikan aku ice cream" bibirku tersenyum lebar. Dengan wajah mendung yang kini mendadak cerah, aku menegakkan tubuhku dengan cukup semangat.

Saat itu juga Winter mengerutkan keningnya, lalu menatapku dengan wajah aneh. Perlahan ia mengembangkan seutas senyum di bibirnya.

Itu bukanlah sebuah senyuman manis, tapi ia tengah meledekku. Meskipun bibirnya melengkung naik, namun wajahnya tampak begitu menyebalkan. Sebentar lagi ia pasti akan berulah.

"Uhh baby-ku menginginkan ice cream ternyata. Tunggu sebentar lagi ya? Oke bayi kesayanganku? Aku akan membelikannya satu untukmu" suara kecil yang ia buat dengan sengaja benar-benar terdengar menjijikkan. Aku kesal, Winter berhasil menguji kesabaranku.

"Hanya satu? Kenapa kau tidak membelikanku beserta tokonya saja?" dengusku sembari membuang pandangan.

"Aku sanggup membelikan satu toko untukmu. Dua atau tiga pun aku mau. Tapi kau harus bisa menghabiskan semua ice cream yang ada didalamnya dalam beberapa jam. Apa kau sanggup?"

Dasar gila!!!

.
.
.
.
.

Winter POV

Menghabiskan sebagian besar waktuku di perusahaan merupakan sesuatu yang sangat menyenangkan, tapi itu tidak berlaku untuk Giselle eonnie. Hari ini ia banyak mengeluh, mendesakku untuk segera pulang, dan menggumamkan banyak hal yang membuatku terganggu.

Sesuai janjiku, petang ini aku membawanya ke salah satu kedai ice cream favorite-ku. Satu-satunya penjual ice cream yang sering aku kunjungi bersama Karina eonnie atau ketika aku sendiri.

Last CHRISTMAS -winrina ver-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang