²⁰

228 36 1
                                    

Last CHRISTMAS
- winrina ver -
.
.
.

20

°•°•°•°•°•°•°•°

Pukul 09.26 pagi, dan aku masih sibuk di dalam kamarku. Giselle eonnie sudah pergi sekitar 30 menit yang lalu. Unitku terasa lebih sepi, namun juga lebih tenang tanpa ada suaranya yang berisik.

Jika ia masih berada disini, bukan tidak mungkin ia akan mengangguku dalam mempersiapkan diri sebelum mengunjungi apartemen kekasihku. Sebenarnya tidak ada yang special, aku hanya mengenakan pakaian sederhana dan yang paling penting itu cukup nyaman di tubuhku.

Aku memilih sweeter berwarna merah, celana jeans abu-abu, serta sebuah beani yang akan menghangatkan kepalaku. Aku juga mempersiapkan mantel tebal yang kini tergeletak diatas ranjangku.

“Kau sempurna” ucapku memuji diri sendiri. Tanganku menembak pantulan diri didalam cermin dengan jari telunjuk kanan, mataku mengerling satu serta menyuman lebar terpampang nyata di wajahku.

Memuji diri sendiri bukanlah sesuatu yang salah bukan?

Dan kini aku sudah berdiri didepan unit yang ditempati kekasihku. Kakiku berjalan mengendam-endap ketika memasuki tempat tinggalnya. Aku ingin memberinya kejutan karena aku tidak memberitahunya terlebih dahulu jika aku akan datang lebih awal.

Ketika aku memasuki salah satu ruangan, ia tengah berdiri didepan jendela kaca yang besar – tak jauh dari sofa dan televisi yang menyala. Tubuhnya menghadap penuh menatap ke arah luar. Dari posisinya itu, ia dapat melihat kota Seoul dari ketinggian.

Aku sempat terkikik ketika menghentikan langkahku beberapa meter darinya. Bagaimana tidak, bisa-bisanya ia tidak menyadari kehadiranku sedikit pun. Dan kejutanku berhasil. Bahkan ketika aku sudah berada dibelakangnya, ia masih saja tak menyadarinya. Karina-ku tetap diam di tempatnya.

Bibirku merekah lebar ketika mataku berhasil menatapnya lekat dari belakang. Kakiku semakin mendekat satu langkah, dan dengan cepat tanganku terulur untuk mendekapnya erat. Saat itu juga aku merasakan tubuhnya yang tersentak. Tapi ia menggenggam tanganku, juga memberikan usapan hangat disana. Aku rasa ia tahu siapa yang tengah memeluknya sekarang. Ia tahu bahkan hanya dengan melihat tanganku yang melingkari perut rampingnya.

“Sayang” Ia berbalik dengan pelan, menatapku dengan binar dan tersenyum manis. Cepat tangannya menyentuh salah satu sisi pipiku untuk membelainya dengan lembut. Untuk yang kesekian kali ia berhasil membuat tubuhku bergetar dengan jantung berdebar.

“Aku merindukanmu” ucapnya lalu menjatuhkan dirinya ke dalam pelukanku, aku membalasnya dengan pelukan yang sama hangat. 

“Aku juga merindukanmu. Aku bersyukur bisa memelukmu lagi” ungkapku jujur.

“Aku ingin terus memelukmu. Tapi bisakah dengan berbaring atau dengan cara yang lain saja. Ini sudah cukup lama, aku mengkhawatirkanmu karena berdiri terlalu lama” ucapku lagi setelah pelukan itu sudah berlangsung cukup lama.

Ia menatapku kecewa ketika aku melepaskan tanganku untuk tidak lagi merengkuhnya. Tapi senyumanku mengembang melihat wajahnya yang lucu karena terus cemberut menatapku. Dengan sengaja aku mencuri satu ciuman di bibir ranumnya sebelum menarik salah satu pergelangan tangannya menuju sofa.

Kami berbaring diatas sofa yang cukup lebar dengan saling memeluk. Ia berada disisi kiriku, lebih dari setelah tubuhnya berada diatas tubuhku. Tanganku tak berhenti untuk membelai wajahnya atau sekedar bermain dengan rambutnya yang lembut. Sesekali aku juga menghujani puncak kepalanya dengan kecupan-kecupan ringan.

Last CHRISTMAS -winrina ver-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang