³²

206 36 23
                                    

Last CHRISTMAS
- winrina ver -
.
.
.

32

°•°•°•°•°•°•°

"Kenapa lama sekali?" Winter baru saja masuk dan menutup pintu mobilnya. Namun ia langsung mendengus kesal, membuat Giselle yang duduk dibangku kemudi juga ikut kesal.

"Kau pikir dari rumah sakit ke perusahaanmu itu dekat?" Winter hanya meliriknya sekilas. Ia tidak mau menanggapi.

"Salah sendiri kenapa kau menghubungiku tepat di jam kau ingin pulang. Seharusnya kau menghubungiku beberapa menit sebelumnya. Jadi salahkan dirimu sendiri, bukan aku"

"Mwo?!" Winter membuka lebar kedua matanya. Bagaimana bisa ia menyalahkan dirinya sendiri? itu tidak akan pernah.

"Apa kau tidak mendengar apa yang aku katakan huh? Haruskah aku mengulanginya lagi?"

"Tidak, aku mendengarnya" intonasi suaranya merendah. Winter mengalah kali ini pada gadis cerewet itu. Setidaknya untuk kali ini saja.

"Kya, kenapa kau diam saja. Jalankan mobilnya, kita pulang" Winter kembali melotot pada Giselle yang hanya diam menatapnya tanpa berkedip.

"Terkadang aku sadar jika kau itu aneh Winter" cibir Giselle. Lalu tangannya bergerak untuk memutar kunci yang telah terpasang pada mobil itu.

"Yak, aww..." Giselle meringis kesakitan ketika Winter menyentil salah satu telinganya. Telapak tangannya langsung menutupi telinga itu, melindunginya agar tidak mendapat sentilan lagi untuk yang kedua kalinya. Matanya juga langsung melotot tajam menatap pada si penjahat.

"Sakit bodoh!" lanjut Giselle.

"Dasar manja, cepat jalan"

"Ini mengerikan" Giselle bergidik ngeri ketika Winter tersenyum sembari menatapnya lekat, juga memberinya satu kerlingan genit. Lantas cepat-cepat ia melajukan mobilnya meninggalkan area perusahaan milik Winter.

"Apa yang eonnie lakukan di rumah sakit?" suara Winter terdengar nyaring setelah beberapa menit perjalanan itu hanya ada keheningan. Winter terus menatap ke arah luar jendela disampingnya, sementara Giselle fokus dengan setirnya.

"Aku hanya bosan menunggumu di perusahaan, jadi aku menemui eomma dan mencari suasana baru saja"

"Apa bibi Park tidak sibuk?" tatapan Winter secara penuh beralih pada Giselle yang hanya meliriknya sekilas. Sejujurnya ia ingin mengunjungi wanita itu. Tidak untuk berkonsultasi tentang kesehatannya, tapi benar-benar ingin berkunjung sebagai keluarga.

"Tentu saja dia sibuk, itulah alasan kenapa aku hanya menemuinya sebentar"

"Lalu apa yang eonnie lakukan ketika bibi bekerja? Jika kau hanya diam, bukankah itu juga membosankan?"

Giselle sedikit terkekeh. "Hahaha, aku pergi ke kantin. Disana makanannya sangat enak. Terlebih aku tidak sendiri, ada seseorang yang menghampiri dan menyapaku setelah beberapa menit aku duduk disana"

Ini semakin menarik bagi Winter lantaran ini merupakan kali pertama Giselle bercerita tentang seorang teman setelah kembali ke Korea. "Baguslah jika sekarang kau mempunyai teman selain aku"

"Dia aneh, dan ia baru saja mengajakku berkenalan"

Winter membenarkan sedikit posisi duduknya, kepalanya benar-benar mengarah pada Giselle. "Aneh? Apa maksudmu?"

"Aku benci seseorang yang gagap ketika berbicara. Aku juga tidak nyaman ketika matanya menatapku begitu lekat. Gadis itu benar-benar aneh, aku tidak suka"

Last CHRISTMAS -winrina ver-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang