Last CHRISTMAS
- winrina ver -
.
.
.37
°•°•°•°•°•°•°
Aku tak pernah melepaskan tangan Winter ketika kami jalan bersama, tanganku menggenggam tangannya erat. Tautan itu baru terlepas ketika kami memasuki unitku, ketika tubuhku menghambur begitu saja pada tubuhnya yang berdiri tegak tak jauh dari pintu masuk.
“Aku sangat mencintaimu kau tahu itu kan?”
Winter tetap diam. Ia tak mengangguk, tak menjawab, juga tak membalas pelukanku. Pada akhirnya aku melepasnya, dan saat itu juga mataku tak pernah lepas dari wajahnya yang masih tampak begitu datar.
“Kau marah padaku? Kau melihatku bersama Mark, apa itu melukaimu hmm?” cara dia memandang dan bersikap padaku jelas mengganggu hatiku. Aku tidak menyukainya, aku seperti tengah berhadapan dengan orang lain.
Winter menundukkan kepalanya untuk menghindari tatapanku. Aku bisa melihat bagaimana tangannya mengepal kuat. Lantas tanganku bergerak untuk menyentuh wajahnya, sedikit mengangkatnya agar aku bisa melihat wajah cantik itu yang kini tampak begitu lelah.
Jariku membelai pipinya dengan gerakan lambat. “Maaf jika itu membuatmu tak senang. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Jadi jangan marah, sekarang dia hanyalah temanku dan kau adalah hidupku. Kau adalah masa depanku dan segalanya untukku. Jelas itu sangat berbeda. Kau sangat istimewa untukku sayang, tidak ada siapapun yang memiliki posisi seperti dirimu untukku. Kau percaya padaku kan?”
Winter tak langsung memberi respon. Tapi beberapa saat setelah mata itu menusuk jauh ke dalam bola mataku, ia mengangguk pelan. Kini bibirku melengkung dengan sempurna.
“Apa yang kau bawa? Apa itu untukku?” mataku mengarah pada bingkisan yang sedari tadi berada di tangan kanan Winter.
Ia mengangguk. Cara dia tersenyum tipis membuatku semakin bersemangat untuk mengembangkan seutas senyum yang lebih manis. “Emm aku membawakan makanan kesukaanmu, tonkatsu dari toko bibi Hwang” ia menyerahkan bingkisan tonkatsu itu.
“Bagaimana kau bisa mendapatkannya? Apa bibi Hwang masih disana?” aku menarik tangan Winter untuk mengikuti langkahku. Lalu mendudukkannya ke atas sofa didepan televisi.
“Ya, toko itu masih buka ketika aku melewatinya. Dia menitipkan salam untukmu”
“Hahaha aku menerima salam itu dengan rasa bahagia” aku tertawa kecil, lalu menaruh tonkatsu itu ke atas meja.
Tingg…
Mataku beralih pada Winter. Aku rasa ia baru saja mendapatkan pesan dan kini ia tengah memeriksanya.
“Apa kau sudah makan?” Winter menggeleng sembari memperhatikan ponselnya. “Apa kau mau aku memasakkan sesuatu untukmu?” ia kembali menggeleng.
“Atau makan tonkatsu bersamaku?”
“Tidak, aku rasa aku harus pergi sekarang. Maafkan aku. Ini begitu mendadak dan aku tak bisa mengabaikan sesuatu yang sangat penting untukku” Winter berdiri dari sofa sembari menyimpan ponselnya lagi.
“Apa tentang pekerjaan lagi?”
Ia tampak berfikir. Aku tidak berharap ia akan melakukan kebohongan lagi. “Ya, bisa dibilang seperti itu”
.
.
.
.
.Tingg…
Sebuah pesan baru saja masuk. Ponselku berada diatas nakas, tak jauh dari tempatku berbaring. Jadi bukan hal yang sulit untukku mengulurkan tangan dan meraihnya dengan sekali usaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last CHRISTMAS -winrina ver-
FanfictionPeringatan!! Jangan dibaca sampai ending jika tidak ingin menyesal dan dibuat kesal 😂 ~•*•~ Hidup memang penuh misteri. Bahkan banyak hal perlu disembunyikan dengan berbagai alasan, dan Winter melakukannya. Ia harus menutup rapat kebenaran mengenai...