Liam.

2.4K 207 2
                                    

Hari ini, genap 10 hari Zayn tidak masuk. Kenni masih tetap saja bingung kemana perginya anak itu, tak mungkin hanya karena dating dia tidak sekolah selama 10 hari.
"Hei," sapa Liam.
"Ya?"
"Aku duduk sebelah kamu ya?"
"Mm. yaudah de, silahkan."
"Okay. thanks."
Liam dan Kenni sudah cukup dekat karena tak ada Zayn selama 10 hari. Liam sama sekali tidak merasa keberatan karena Ia punya tujuan tertentu, sebaliknya Kenni juga tidak keberatan karena Ia juga memiliki tujuan tertentu.

*****

"Ken,"
"Mm?"
"I have told to you about almost all of my story, but when will you tell me?"
"When you become my boyfriend. maybe."
"Really?"
"Yeah."
"Okay."

*****

"Would you be my girlfriend?"
Pertanyaan itu masih terngiang di telinga Kenni, Ia memang bertujuan untuk mengubah sifat Liam yang tak karuan, but she feel something wrong here, dan sekarang Ia menyesali keputusannya, menyesali perkataan 'Yes,' yang keluar dari mulutnya, Ia merasa bersalah, Ia merasa tidak nyaman,
Ia merasa benar - benar bersalah kepada.. entahlah.

Kringg... kringg...
Kenni gelisah, dia telpon. Ya, dia.

"Halo?"
"Kau pacaran sama Liam?"
"I..iyaa.."

Mati. Telponnya mati. Zayn menutup telponnya.

Basah, pipi Kenni basah seketika, air mata tipis keluar dari mata Kenni saat orang yang berbicara dengan dingin itu benar - benar Zayn.

Ada apa dengannya?

"Masa dia cemburu? Masa dia marah? Untuk apa? Untuk aku? Tak mungkin! Dia udah punya pacar, buktinya aja dia rela nge-date sama pacarnya seharian daripada sekolah." pikir Kenni jengkel. tetapi Ia melanjutkan tangisannya lebih perih saat menerima pesan singkat dari Zayn.
"Good luck for you two. Ken, but there's no my hand draw in your drawing book anymore, there's no meals that I can serve you anymore, there's no right or left when he drives you home, maybe it'll only straight, because they all broke, ken. I need to fix it first, and beside of that I'm happy for you. Bye!"

*****

"Hai, honey!" Kata Liam sepulang sekolah.
"Ehh, hai."
"Kenapa melamun?"
"Hah? Aku gak melamun kok."
"Yaudah. Makan yuk!"
"Iyaaa"
"Kamu mau makan apa?"
"Terserah." Jawab Kenni cuek.
"Yaudah, fried rice ya?"
"Ya."

*****

Liam angkat bicara saat mereka berdua telah selesai menghabiskan makan siang mereka yang sangat membosankan.
"Yuk, aku bawa kamu ke satu tempat."
"Kemana?"
"Ikut aja."
Ternyata Liam membawa Kenni ke rumahnya. Rumah Liam terlihat cozy, tidak terlalu besar, tapi kalau diperhatikan lumayan besar. (?)

"Duduk disini aja. Bentar aku bawain minum."
"Ehh, gausah. Emangnya kenapa? Kok kamu bawa aku ke rumah?"
"Gpp, cuma mau kamu tau rumah aku aja."
Tiba - tiba Liam mendekatkan mukanya ke muka Kenni, hampir menciumnya tepat dibibir.
"What are you doing Liam?" Tanya Kenni setengah kaget.
"I'm sorry, I just think that we already together, but I haven't even got a kiss."
"Harus ya emangnya?"
"Harus dong." jawab Liam dengan nada yang sedikit memaksa.
"Kok kamu maksa gi-"

Sebelum Kenni selesai bicara, Liam langsung menarik Kenni dengan kasar dan mendorongnya ke dinding, mendekati wajahnya, dan..
Kenni mendorong Liam sebelum bibir Liam tepat mendarat di bibir Kenni dan Ia segera berlari keluar secepat yang Ia bisa, dan ternyata, Liam tidak mengejarnya. Entah mengapa Ia merasa takut dan sangat membutuhkan seseorang sekarang, siapapun, terutama Zayn Malik.

*****

07.00 p.m
Zayn tiba - tiba menelpon Kenni
"Halo,"
"Hmm?"
"Sorry for last night and how are those days without me?"
"Suck!" Jawab Kenni spontan, bahkan Ia sendiri pun kaget akan jawabannya
"Hahaha." Zayn tertawa lepas.
"Mm, anw, if you want a draw, a meal, or even a drive, all you need to do is only tell me." Kata Zayn.
"Okay, I make sure that I will always call you in this case. Hahaha."

Ada yang penasaran gak sih kemana Zayn pergi?? 10 hari lohh..
Tapi yang sabar yaa readers, bentar lagi kok. Thanks thanks a lot
-Author-

Us? [Zayn Malik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang