Problem

1.6K 136 15
                                    

Kenni dan Zayn sampai dirumah Zayn tepat pada pukul 10 malam.
"Ken." Panggil Zayn yang sedang berbaring dikasur. Menunggu Kenni selesai mandi.
"Hmm?" Jawab Kenni sambil keluar dari kamar mandi. Memakai sweater Zayn yang kebesaran dan hanya sebatas pahanya saja. Karena ia tidak membawa baju apapun.
"Bagaimana kal- Whoa. Kau cantik sekali. Lain kali kau pakai bajuku saja." Ucap Zayn saat menoleh ke arah Kenni.
"Zayn. Jangan gila."
"Tidak. Aku tidak gila. Aku serius. Kau cantik ken."
"Ah. Lupakan. Tadi kau mau bilang apa?"
"Oh iya. Bagaimana kalau kita berlibur ke- entahlah. Kau yang pilih kita kemana. Okay?"
"Loh? Kenapa tiba tiba?"
"Anggap saja sekarang liburan."
"Bagaimana dengan perusahaan dan kuliah kita Zayn?"
"Well. Kita suruh Kate bantu tangani perusahaan dan kita izin kuliah. Selesai, bukan?"
"Tapi kenapa kau mau berlibur?"
"Aku hanya ingin menghabiskan waktuku bersamamu, sweetie. Ya? Kita pergi ya?"
"Hmm. Baiklah. Kau mau kemana?"
"Terserah kau. Kan kau yang pilih."
"Tidak Zayn. Kita berdua yang pergi, aku tak mau pilih sendiri."
"Well. Aku pilih, Bali. Bagaimana?"
"Boleh juga. Yasudah, kita ke Bali saja."
"Okay. Aku siapkan tiket. Besok kita berangkat."
"Kenapa cepat sekali?"
"Tak apa kan?"
"Iya juga sih. Yasudah lah. Aku tidur dulu ya Mr.Malik, silahkan berkutat dengan tiket tiket itu."
"Hahaha. Goodnight Mrs.Malik. Love you."
"Goodnight too Mr.Malik. Love you more."

*****

Zayn P.O.V
Kenni sudah tertidur saat aku selesai memesan tiket dan booking tempat. Aku langsung merangkak naik kasur dan baring disamping Kenni yang sedang membelakangiku.
"I still can't believe that you will become my wife, ken." Ucapku pada Kenni yang sudah tertidur pulas sambil memeluknya dari belakang.
Lalu aku mengecup puncak kepalanya dan tidur sambil tetap memeluknya.

*****

"Ken." Panggilku saat kami sudah duduk manis di pesawat.
"Ya?"
"Kau masih ingat Mr.Parker dan Mrs.Mckenzie kan?"
"Masih. Kenapa?"
"Mereka tetap meminta pesanan mereka, karena kemarin itu kami sepakat mengerjai kau. Tapi pesanannya tetap harus diselesaikan."
"Eh? Kapan mereka minta?"
"Katanya tunggu kita selesai berlibur dulu. Aku yang memberitahu mereka kalau kita mau berlibur."
"Oh. Baiklah. Dan kau kurang ajar Malik."
"Loh? Kenapa? Kan itu ulang tahunmu."
"Iya. Aku tahu. Tapi- Ah. Yasudah lah."
Aku hanya tertawa melihat tingkahnya.

*****

Kami sampai dengan selamat di Bali. Aku langsung membawanya ke sebuah villa. Well. Villa perusahaan dad. Bisa dibilang seperti itu.
"Zayn. Ini terlalu besar." Ucap Kenni.
"Tak apa. Ini villa dad. Kita hanya perlu bersenang senang."
Lalu Kenni tertawa.
"Kau ini, pemborosan."
"Ini namanya menikmati hidup, bukan pemborosan sayang." Ucapku lalu tertawa.

*****

Kenni P.O.V
Well. Sekarang aku sarapan sendiri di cafetaria villa ini. Zayn bilang dia ada urusan kantor sebentar. Sekarang siapa yang mau liburan? Dan siapa yang malah bekerja saat liburan?
"Ken. Is that you?" 
Aku mendengar suara seorang laki laki.
Aku spontan membalikkan badanku mencari sumber suara itu. Hell. Itu Calum. Calum Hood! Kenapa dia bisa disini?
"Ternyata benar. Kau Kenni."
"Eh? Iya. Kau Calum kan?"
"Iya. How's life?"
"Better."
"Kau sama siapa kesini?"
"Sama calon suami ku."
Calum kaget mendengar kalimat ku. Well. Apa yang salah? Aku berusia 20 tahun. Aku tahu, ini masih sangat muda untuk menikah. Tapikan kami masih tunangan.
"Bagaimana denganmu? Kau sama siapa?" Tanyaku kepada Calum.
"Aku.. aku sama istriku."
"Great! Lain kali akan kusapa dia. Bawa dia ke aku ya."
"Ken." Panggil Calum sambil memegang kedua tanganku.
"Kau mau apa?" Tanyaku was was.
"Aku.. aku mencintaimu."
Aku sontak melepaskan tangannya dan menjauh.
"Kau gila? Kau sudah punya istri. Dan aku sangat bahagia bersama tunanganku."
"Emangnya siapa sih cowo itu?"
"Zayn Malik. Zayn Javvad Malik. Lelaki yang sangat tahu menghargai aku. Bukan sepertimu. Kau yang menjauhiku waktu itu, dan sekarang kau bilang kau mencintaiku? How funny Hood!"
"Ayolah Ken. Aku bisa menceraikan istriku, hanya untukmu. Belajarlah untuk mencintaiku. Aku akan memberikan apapun yang kau minta." Jawab Calum lalu langsung mencium bibirku dengan kasar. Ia menarik tengkukku. Aku langsung mendorongnya jauh. Menendang selangkanya dan berkata.
"Rasakan itu Hood! Aku tak akan belajar mencintaimu atau bahkan mencintaimu lagi. Tak akan! Dan aku punya segalanya bersama tunanganku, ia dapat memberikanku lebih dari yang bisa kau bayangkan. Jadi? Jauhi aku sekarang sebelum aku menendang selangkamu lebih kuat lagi!"
Calum masih merintih kesakitan. Dan dia belum pergi.
"Well. Aku yang pergi!" Jawabku lalu langsung pergi dari cafetaria.
Sial! Dimana Zayn sekarang?

Us? [Zayn Malik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang