Broken

1.9K 158 3
                                    

Zayn P.O.V
Kenni dimana? Kenapa aku tak melihatnya? Bel pulang udah bunyi dari tadi, firasatku tiba tiba tak enak. Aku berjalan kemanapun kaki ku membawaku. Tiba tiba.. aku terpaku.
Aku melihat seorang perempuan. Ya, Kenni. Tapi dia sama siapa? Kenapa ada cowo lain? Kenapa mereka dekat sekali? Kenapa mereka.. ber..ciuman?!

Kenni P.O.V
Liam, dia bilang dia merindukanku, tapi aku benar benar tak merindukannya. Ya tuhan, kenapa dia mendekatiku lagi?
"Kenni"
"Apa?"
"Aku mau minta bantuan kamu,"
"Apaan?"
Liam membisikkan sesuatu di telingaku, ia tidak membiarkan adanya jarak diantara kami. Tiba tiba, dia menciumku
"What the fu-"
BRUKK.
Aku mendengar suara tas jatuh. Zayn. Itu Zayn! Astaga.
"Zayn!"
Aku pergi mengejar Zayn yang sudah jauh, aku mengambil tasnya, kejadian tadi berlangsung sangat cepat, otakky masih mencerna apa yang terjadi, kakiku refleks berlari ke arah mobilnya, tapi dia meninggalkanku, dia meninggalkanku! Apa yang harus kulakukan? Sialan! Liam sialan! Air mataku mengalir deras.
Bentar lagi hujan turun, langit dari tadi memang sudah mendung. Aku memutuskan untuk pergi ke rumah Zayn. Ya. Jalan kaki.
Aku sampai dirumah Zayn dengan keadaan basah total, kecuali tas Zayn. Aku menaruh tasnya dikantong plastik. Ia merampas tasnya kasar dan masuk ke rumahnya begitu saja saat melihatku didepan rumahnya. Aku menangis lagi. Aku mencoba untuk terlihat kuat. Aku mencoba membaurkan air mataku dengan air hujan, tapi hasilnya nihil.. Aku tak dapat menahan teriakanku.
Aku berjalan kembali kerumahku dengan kondisi yang sama seperti tadi. Kacau. Basah. Berantakan.

*****

Zayn P.O.V
Kenni menangis diluar. Aku melihatnya dari sini. Aku melihatnya dari kamarku. Aku ingin berlari keluar dan memeluknya. Tapi tampaknya aku masih sangat kacau untuk menghibur orang lain.

*****

Hari ini genap seminggu aku tak berbicara apapun dengan Kenni, hubungan kami kacau, aku menyesal karena telah meninggalkannya hujan hujanan waktu itu, tapi diapun tak minta maaf.
Tepat setelah aku memikirkan hal itu, Kenni datang dan berbicara,
"Zayn, we need to talk."
Aku hanya diam menunggu penjelasannya.
Ia menceritakan semua kejadian itu. Aku kesal, marah, tak percaya. Entah kenapa aku merasa bahwa Kenni... Kenni cheat on me.
"Zayn. Do you believe me?"
"I don't know."
"Why? I.. I tried to believe in you. But you don't even try. Don't make me done believing you please" Jawab Kenni dengan suara serak, mata berkaca kaca.
Seketika aku muak melihatnya, tapi aku merasa bersalah. entah kenapa. Aku langsung pergi, meninggalkannya lagi.

*****

Tak kurasa, sebulan sudah berlalu, aku tak bicara apapun dengannya selama sebulan, aku tak peduli penampilanku, aku berantakan, aku kembali menjadi orang yang menyebalkan. Kenni jadi sering tak masuk sekolah sejak pertengkaran kami waktu itu.

Aku memberitahu diriku untuk pergi ke rumahnya nanti, karena hari ini dia memang tak masuk -lagi-

*****

Aku mampir ke tempat makan kami biasa sebelum aku ke rumah Kenni. Tapi, aku melihat Kenni disana..
Aku sangat merindukannya! Tampaknya Ia akan bernyanyi, sejak kapan ia bisa bernyanyi? Maksudku, aku tak pernah melihatnya bernyanyi..
"Err.. hai semua. Sekarang aku akan menyanyikan lagu Listen dari Beyonce."
Terdengar tepuk tangan dari para penonton yang menyambut pembukaan Kenni

Listen to the song here in my heart
A melody I start but can't complete

Listen, to the sound from deep within
It's only beginning
To find release

Oh, the time has come
For my dreams to be heard
They will not be pushed aside and turned
Into your own
All cause you won't
Listen

Listen, I am alone at a crossroads
I'm not at home, in my own home
And I've tried and tried
To say what's on my mind
You should have known

Oh, now I'm done believing you
You don't know what I'm feeling
I'm more than what you made of me
I followed the voice you gave to me
But now I gotta find my own

You should have listened
There is someone here inside
Someone I'd thought had died
So long ago

Oh, I'm screaming out, and my dreams will be heard
They will not be pushed aside on words
Into your own
All cause you won't
Listen

Listen, I am alone at a crossroads
I'm not at home, in my own home
And I've tried and tried
To say what's on my mind
You should have known

Oh, now I'm done believing you
You don't know what I'm feeling
I'm more than what you made of me
I followed the voice you gave to me
But now I gotta find my own

I don't know where I belong
But I'll be moving on
If you don't
If you won't

Listen to the song here in my heart
A melody I start
But I will complete

Oh, now I'm done believing you
You don't know what I'm feeling
I'm more than what you've made of me
I followed the voice you think you gave to me
But now I gotta find my own
My own

Tepuk tangan meriah pantas Kenni dapat untuk lagu high notes yang ia pilih, aku pun tak dapat berhenti bertepuk tangan, but I can't found my Kenni there. I mean. She's different, lebih dingin. Beku. Tak terseyum sama sekali.
Apa mungkin karena lirik lagu itu? Kurasa iya. Ya ampun! Aku tak tahan. Tiba tiba aku merasakan sebersit rasa bersalah dan menyesal.

Apa selama ini Nataline macam macam dengan Kenni? Apa Liam juga sembarangan? Tiba tiba aku resah. Aku takut. Aku khawatir. Aku langsung menghampirinya, memeluknya dari belakang.
"I'm sorry, ken. I should have trust you."

Kenni P.O.V
"I'm sorry, ken. I should have trust you."
Bisik seorang lelaki tepat ditelingaku, aku kenal jelas suara orang itu, suara orang yang sangat kurindukan. Zayn. Tapi bagaimana dia bisa disini? Bagaimana dia bisa tahu aku disini? Aku langsung angkat bicara.
"Kau jahat."
"Kenapa?" Jawabnya lembut.
"Kenapa baru sekarang Malik?"
Aku menghadap kearahnya, Zayn terlihat sedikit.. gila, mungkin. Tapi seketika ia tersenyum. Senyum favoritku.

"Suaramu bagus, dan kau terlihat seperti nenek lampir."
"Hah? What the-"
Zayn menciumku. Astaga ! Apa dia tak tahu kalau aku juga merindukan itu.
'Eh? Apa apaan?' Gumamku pada diriku sendiri. Alih alih melepaskan ciuman kami, tapi Zayn malah menarikku lebih dalam. Tiba tiba ia berkata,

"Eits, jangan marah ya, itu sudah peraturan."
Aku hanya tertawa kecil melihat tingkahnya.
"Peraturan?" Tanyaku.
"Iyaa.. Kau ingat? Katupkan mulutmu."
"Ohh.. Hahaha..Dasar."
"Tetaplah tertawa sweetie." Jawab Zayn
"Aku merindukannya." Tambahnya lagi.
Aku hanya tersenyum.

"Ken, aku benar benar minta maaf yaahh.. Seharusnya aku perc-"
"Ssttt." Kataku sambil meletakkan jari telunjukku dibibirnya, dan menggelengkan kepalaku.
Tapi Zayn malah mengambil tanganku, dan menggenggamnya.
"No ken, listen. That is my fault. I've said that I want to protect you, but I can't. Ken, please, don't ang-"
Aku meletakkan bibirku tepat di bibirnya, dia masih memengang tanganku,
"Diam lah Zayn, aku akan memaafkanmu kalau kau mau berjanji." Kataku sambil memeluknya.
"Tentu"
"Jangan mengulanginya lagi."
Zayn mendekapku makin erat,
"I'll promise you, never break your heart to a broken parts again."

Tapi, aku melupakan satu hal. Satu hal yang sangat mengerikan. Ancaman dari mantan sahabatku dan juga dari mantan pacarku yang tak kuanggap.
'Jauhi Zayn atau kau akan makin menderita.'

Us? [Zayn Malik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang