Let her go!

2.1K 175 4
                                    

Zayn P.O.V
Sudah pagi. Dimana aku?
Oh, depan rumah Kenni, wait.
KENNI!
Aku langsung masuk ke rumah Kenni dan mencarinya keliling - keliling, hasilnya nihil. Aku mencoba mengingat, semalam aku mendengar seorang perempuan meneriaki namaku, lalu..
Liam. Sialan!

Kenni P.O.V
Sudah pagi ya? Ugh, aku tak tau. Kenapa gelap sekali? Apa yang terjadi?
Aku mengingat ngingat. Astaga, Zayn.
Bagaimana keadaannya sekarang? Dimana dia sekarang? Wait, sekarang aku dimana? Semalam...
Liam. Sial! Apa dia menculik aku? What the?! Ngapain dia nyulik aku?! Shit!
Saat pikiranku lagi disibukkan dengan pertanyaan - pertanyaan tak jelas, Liam datang, Ia tampak berantakan.
Dan, Nataline. Kenapa Nataline bisa sama Liam? Firasatku makin tak enak.

"Good morning hun!"
"I'm not your 'hun' anymore! Let me go coward!!"
"Hey, calm down babe, I bring you breakfast. Yuk, makan."
"Kenapa kamu bisa sama Nataline?"
Aku hanya diam, aku melirik Nataline, Ia juga diam, tapi ekspresinya menunjukkan banyak dendam. Astaga, matilah aku.
"Karena aku dengar percakapan kalian -Kenni dan Zayn- di cafe."
"Waktu lunch itu?"
"Ya. Hei, aku suruh kamu makan!"
Aku takut, Zayn, where are you?
Aku hanya menuruti semua kata - kata Liam, aku bingung, kemana semua keberanian ku tadi? Astaga, Zayn, cepatlah datang!!

*****

Zayn P.O.V
Sialan! Liam sialan! Kemana Kenni dibawanya?! Zayn! Gak bakal gua maafin lo kalo Kenni kenapa - kenapa. Aku memarahi diriku sendiri. Bego!
Aku coba telpon Kenni, belum dijawab.
Aku ingin telpon orang tuanya, tapi selama ini aku belum kenal orang tuanya, bahkan belum pernah lihat. "Bego!" gumamku sekali lagi.
Aku menelpon Kenni terus menerus, tak dijawab, aku check kamarnya, rumahnya, semua ruangan di rumahnya, handphonenya tidak ada, berarti sekarang handphonenya ditubuhnya. Mungkin terbawa.
"Kenni, angkatlahh, tolong."

Kenni P.O.V
Drrtttt drrtt. Handphoneku getar, mampus, disini ada Liam dan Nataline, kuharap mereka tidak mendengar.

Akhirnya, mereka pergi setelah selesai acara -breakfast-terburuk-yang-pernah ada-
Tanganku diikat di kursi. Sial! I'm struggling to accept the call, from Zayn!
Thanks God!
"Halo?"
"Zayn, help me." jawabku sambil menahan tangisan ku.
"Where are you now?" Suara Zayn terdengar panik.
"I don't know."
"Wait, kamu lihat apa aja di sana?"
"Kayaknya hutan, bau pohonnya nusuk, banyak suara burung juga, kadang - kadang aku dengar suara mobil lewat. Zayn, aku takut."
"Okay, wait me."
"Zayn, I love you." Tangisku pecah.
"I love you too Ken, don't cry, I promise I'll find you, wait for me."

Zayn P.O.V
Tak salah lagi, pasti tempat itu. Tempat dimana aku ketemu Liam pertama kali. Wait for me ken, I love you!

*****

BUKK!
"Beraninya kau telpon Zayn!" Teriak Nataline sambil memukul Kenni,
Kenni meringis kesakitan, "Nat, I know you wanna revenge. I know that's all my fault, nat, I'm sorry. I felt very afraid that time."
"You think I don't felt the same? Slut!"
Nataline menendang tepat di perutku, dan yap, aku muntah.. Darah! Shit!
Aku tak dapat melawan, mengingat aku masih terikat dikursi, dan mungkin ini adalah karma.
"You know how I'm struggling on the hospital bed? You don't right?"
Aku hanya diam, kini Ia menangis,
"Ken, aku benar - benar rindu masa SD kita, tapi sayangnya kamu hancurin semuanya, pikiranku hanya dendam saat mengingat cerita orang tuaku. Kau meninggalkanku Ken! Sementara aku menyelamatkan mu! Kau tau? Setelah itu, aku tak dapat masuk SMP, tak ada orang yang suka denganku, mereka mengatakan bahwa aku jelek!"
"Nat, kau cantik, dulu aku iri samamu."
"Bahkan seperti ini?" Tanya Nataline sambil membuka poninya.
Aku kaget, sedari tadi memang Nataline menutupi sebelah mukanya dengan poninya, ternyata mukanya berbekas karena kecelakaan itu. Nataline melihat wajah kaget ku, dia menjawab,
"Aku tak cantik kan?" Ia tersenyum sinis sambil mengambil gunting,
Astaga! Apa yang akan dia lakukan?
"Nat, kamu mau ngapain?" Tanyaku panik.
"Kau telah mengambil semua milikku, sekarang aku akan mengambil semua milik mu juga."
"Maksudmu?"
"Pacar, kecantikan, kebahagiaan, kesempurnaan, dan semuanya! Aku akan merebut semua punyamu Ken!"
Nataline hampir mendaratkan gunting itu ke mukaku, aku mengelak sebisaku, dan gunting itu menancap di lantai, ia menarik gunting itu dan bersiaplah mati ken! Kataku pada diriku sendiri,

BUKK!
Tiba - tiba Nataline jatuh, ia pingsan, aku kira orang yang memukulnya adalah Zayn, ternyata Liam.
"Liam?"
"Tak mungkin aku membiarkan mu mati sebelum aku-"
"Sebelum apa?"
Liam tak menjawab, Ia malah langsung menarik bajuku,
"Liam! Stop it!"
Liam sedang membuka bajuku. Sialan!
"Zayn! Help me." Aku teriak sekuat yang aku bisa.

BUKK!
Sebelum Liam selesai membuka baju ku, Ia sudah jatuh pingsan karena pukulan Zayn.
"Zayn!"
Ia langsung membuka tali ditangan ku, dan memelukku.
Aku menangis, bahagia, entahlah. Yang penting sekarang aku sudah bersama Zayn.

"Lumayan juga style baju kamu." kata Zayn saat kami selesai berpelukan.
"Dasar pervert!" Aku memukul lengan Zayn
Astaga, bajuku! Aku memakai kemeja hari itu, and guess what? Liam merobeknya, jadi sekarang tak ada kain yang menutupi perut ku, Sialan!
"Hahaha, kan memang, cantik kok."
"Zayn!"
"Iya iya, hahaha. Ayok pulang."
Zayn langsung menggendongku ke mobil.

*****

"Thanks Zayn. Kamu pulang gih, udah malam loh."
"Gak, aku mau nginap dirumah kamu."
"What the hell za-"
Zayn menciumku, tepat di bibir. Gila!
Aku bengong, dia tertawa.
"Ayok masuk" katanya tiba - tiba.
Cowo ini gila!

Hei hei, akhirnya part ini keluar juga, aku sempat bingung mau buat apa. hehe, dan readers yang setia *cieee* (?)
Mau promote teman lagi nih, follow ya akun nya,
MeidianaLee
Keren ceritanya, dia otaku, cantik, baik pula tuh (gw sih kurang yakin) XD
Judul karangannya 'My Story'
Eits, readers, jangan lupakan aku juga yaaa, vote + comment,
Love love

Us? [Zayn Malik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang