Zayn P.O.V
"Dad?!"
"Dad Yaser?!"
Kami berdua teriak bersamaan. Bagaimana tidak? Ayahku baru saja keluar entah dari mana. Dan.. dia baik baik saja.
"Apa yang mereka lakukan terhadap ayah? Ayah baik baik saja?" Tanyaku cepat.
"Aku tak apa Zayn. Wait. Apa tadi Kenni panggil aku Dad?" Jawab ayahku.
"Dad. Aku serius. Nanti saja kalau mau menggoda Kenni. Kau tak apa kan?" Tanyaku kepada dad.
"Zayn! Aku.. aku-" bantah Kenni
"Ssstt. Ken. Apa kau tak khawatir sama ayahmu?" Jawabku kepada Kenni
"Hah? Ayah ku?"
Aku menempelkan bibirku ke bibirnya singkat.
"Iya. Ayahmu. Dan katupkan mulutmu dungu."
Kenni hanya mencibir pelan lalu terdiam.
Astaga. Cewe ini lucu sekali. Wait! Aku disini untuk ayahku. Bukan untuk bermesraan dengan Kenni. Sial.*****
Kenni P.O.V
Sebenarnya apa masalah keluarga Malik ini? Kenapa mereka tak bosan bosan menggodaku? Bahkan sepanjang perjalanan pulang tadi, aku digoda habis habisan sama Dad Yaser. Kurasa keputusanku untuk memanggil Mom dan Dad kepada ortu Zayn itu salah besar. Tapi.. apa boleh buat? Itu permintaan Mom Trisha. Yang mungkin akan menjadi mother-in-law ku. Sial. Apa yang kupikirkan? Seharusnya aku berpikir tentang masalah perusahaan keluarganya Zayn. Ralat. Perusahaan Zayn.*****
"Zayn. Bagaimana dengan perusahaan mu?" Tanya ku saat kami sampai dirumah Zayn dan duduk disofa.
"Entah lah." Jawab Zayn lesu.
"Aku tak tau ken." Tambahnya lagi."Let me help you." Jawabku
"Tidak."
"Kenapa?"
"Aku tak mau melibatkanmu. Kau tahu? Liam pasti akan kembali lagi. Tugas mu hanya duduk manis saja. Jangan ikut campur, ya? I love you." Jawab Zayn sambil mengecup puncak kepalaku lalu pergi kekamarnya.
"Huh! Keras kepala." Cibirku pelan saat dia pergi.
"Kau juga begitu sayang." Jawab Zayn yang sedang menaiki tangga.
Eh? Ternyata dia belum naik.
"Kau mau kemana?" Tanyaku dengan bodohnya.
"Ke hatimu."
"Eh?"
Sial. Aku tersipu malu.
"Mau ikut?"
"Kemana?" Tanyaku lagi.
"Ke kamar."
Aku bergidik.
"Pervert!" Jawabku polos.
"Kenni dungu. Kau yang tanya aku mau kemana sayang."
"Eh? Oh iyaa." Jawabku sambil menepuk dahiku. Lalu berjalan mengikutinya.
Pikiran tentang perusahaan Zayn itu membuatku jadi gila.*****
Zayn P.O.V
"Zayn. Please. Aku bantu ya?" Minta Kenni sekali lagi saat kami sudah sampai dikamar.
Aku membanting tubuhku ke kasur dan menjawab..
"Astaga. Kenni. Mengertilah sweetheart. Aku tak mau kau terlibat dengan urusanku. Nanti kau yang kena bahaya."
"Zayn. Ingat masalah Nataline yang dulu? Waktu dia mengancam aku. Remember?"
Aku mencoba memikirkan masalah itu sambil memeluknya. Meletakkan kepalanya didadaku. Lalu merangkul tubuh mungilnya.
"Oh.. iyaa. Aku ingat. Kenapa?"
"Waktu itu, aku juga gak mau kamu terlibat. Then? Akhirnya kamu terlibat juga. Dan sekarang kamu masih tentram hidup sama aku kan? Jadi-"
"Tidak Kenni. Masalah ini beda."
"Tidak beda Zayn. Aku tahu mungkin ini terlihat seperti merendahkan mu, tapi jujur aku ingin sekali membantumu. Anggap saja ini sebagai bantuan kepada keluarga mu."
"Hei. Kenapa kau begitu memaksa?"
"Hei. Kenapa kau tak bisa terima saja?" Tanya Kenni balik kepadaku.
"Karena.. kau masih belum Malik." Jawabku serius.
"Jangan bercanda." Jawabnya datar.
"Aku tidak bercanda Kenni."Kenni P.O.V
Deg."Kau melamarku huh?" Tanyaku.
"Eh? Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?"
"Kau menantangku Malik. Sekarang, aku tak mau tahu. Pokoknya aku harus membantumu, dengan atau tanpa persetujuanmu." Jawabku tegas sambil melepas pelukannya dan duduk di tepi kasur.
"Hei. Tolong. Mengertilah sayang." Jawab Zayn yang ikut ikutan duduk disampingku. Ia tertunduk lemas.
"Aku tak peduli Zayn Javvad Malik. Dengar, aku ini pacarmu dan aku berhak membantu-"Zayn P.O.V
"Kenapa kau mencium aku?!" Tanya Kenni setengah berteriak.
"Kenapa kau berteriak sayang? Itu bukan ciuman yang pertama kan? Aku bahkan sudah sering menciummu." Jawabku enteng.
"Sebenarnya karena aku ingin kau tutup mulut dan dengarkan aku saja. Jadi aku cium deh." Tambahku.
Kenni meninju pelan lenganku. Dan berkata dengan lesu
"Zayn, just let me help you."
"Oh Ken. Jangan dengan tampang itu. Aku.. aku tak bisa lihat kau memohon."
"Ayolah Zayn. Kau tahu? Aku merasa tidak di anggap pacar olehmu kalau aku tak dapat membantu apapun." Jawab Kenni semakin memohon.
Aku langsung berlari kecil dan berlutu didepannya
"Oh no! Bu-bukan itu maksud aku. Aku-aku hanyaa.. arghh!"
Aku mengacak rambutku frustasi.
"Ken." Panggilku sambil memegang kedua tangannya. Lalu melanjutkan
"Listen. Aku tak-"
"No. You listen. Aku keras kepala. Kuharap kau tahu. Aku tak akan peduli apa kau mengizinkan aku atau tidak, yang penting aku tetap membantumu! Titik." Potong Kenni.
Aku mendesah pelan sambil tertunduk.
Sekarang aku tak tahu. Aku tak tahu harus berbuat apa.
Tiba tiba Kenni melepaskan peganganku dan kedua tangannya beralih ke pipiku. Mengangkat wajah ku untuk melihatnya. Dan tersenyum memberikan semangat kepadaku."Everything will be alright Zaynie. I know it's tough. But we will face it together. Just like what you said, right?
I.. i just want to help you. I.. i just-"
Aku menempelkan bibirku ke bibirnya lagi. Melumatnya lembut. Ia pun tak menolak. Malahan ia membalas ciumanku. Sebelum aku kehilangan kendali, aku menarik diriku. Aku takut. Hanya takut ia terluka. Itu kelemahan terbesar ku. Dan bodohnya, aku menampar dia tadi. Hal itu pasti sangat menyayat hatinya, dan juga hatiku. Aku tak mengerti kenapa. Hanya.. itu saja yang kurasakan. Aku benar benar menyayanginya.
"Apa kau tak menyesal punya pacar seperti aku?" Tanyaku tiba tiba.
"Menyesal? Kenapa aku harus?"
"Karena.. entahlah. Kupikir kau akan menyesal."
"Tidak Malik. Aku tidak menyesal sedikitpun."
"Kau yakin?"
"Sangat yakin. Karena kau juga pasti sama denganku. Aku yakin kau juga tidak menyesal menjadi pacarku." Jawab Kenni dengar nyengir khas nya dan pedenya yang over. Well. Itu sangat lucu. Aku akui, ia sangat polos.
"Kau ini terlalu pede." Jawabku sambil mencubit hidungnya yang tidak mancung dan tidak pesek juga
"Ketularan dari kau juga Zaynie."
"Hah?"
Kenni menempelkan bibirnya ke bibirku.
Wait. Dia menciumku karena aku bilang 'Hah?' ! Serius?! Wow!
"Kau menciumku?"
"Rules are always rules?" Jawabnya kembali bertanya.
"Hahaha. Kau ini."
Aku menggelitik badan mungilnya. Menurutku ia terlihat sangat indah. Aku selalu diam diam memandanginya entah dari dekat atau dari jauh. Entah sejak kapan aku memulainya.. ia terasa seperti jauh, padahal aku dapat meraihnya. Entahlah. Aku tak mengerti.
"Stop it Zayn." Teriak Kenni sambil tertawa kegelian karena gelitik dari ku.
"Tak akan sampai kau bilang kalau kau berjanji akan menciumku kalau aku bilang hah."
"Kau modus Zayn!"
Aku menggelitiknya makin kuat.
"Okay okay. Aku janji."
"Janji apa?"
"Huh! Okay. Aku janji akan mencium mu kalau kau berkata hah."
"Baiklah. Janjimu kuterima." Jawabku sambil memberhentikan gelitikku.
"Kau menyebalkan Zayn." Cibir Kenni
Aku hanya tertawa pelan dan memeluknya erat.*****
"Jadi, kita beli saham perusahaanmu kembali?" Tanya Kenni kepadaku.
"Hmm.. baiklah. Tapi, dana darimana sayang?"
"Aku bilang, aku bantu!" Jawab Kenni kesal.
"Hahaha. Okay okay. Aku akan mengembalikannya nanti ken. Catat saja semuanya, nanti aku kembalikan saat perusahaanku sudah kembali."
"Jangan bahas itu. Yang penting sekarang balikin perusahaan kamu dulu."
"Aku bangga punya calon istri kayak kamu."Kenni P.O.V
"Aku bangga punya calon istri kayak kamu."Deg
Sialan. Zayn menggodaku lagi.
"Zayn! Stop menggodaku okay? Try to focus here. Gimana jadinya?"
"Hahaha. Okay okay. Jadi nanti kita beli kembali saham perusahaan ku. Then.. aku gatau lagi."
"Oh my God! Bodoh!"
"Siapa yang bodoh?" Tanya Zayn polos
"Kau bodoh!"
"Kau dungu." Cibir Zayn.
"Ya ya. Terserah."
"Hahaha. Jangan ngambek dong."
"Siapa yang ngambek?" Jawabku sambul menjulurkan lidahku.
"Kau menggoda aku ya?" Tanya Zayn dengan senyum jahilnya.
"Eh? Apa apaan?"
"Ahh. Yang penting kau menggodaku."
"Kau gila Malik."
"Aku gila karenamu Mrs.Malik" bisik Zayn tepat ditelingaku sebelum ia mengecup singkat pipiku.
Sial! Aku merona.
"Aww. Blushing huh? So cute." Ejek Zayn sambil menopang dagunya memperhatikan aku.
Shit!
"Shut up Malik."
"I love you Mrs.Malik"
"Hah? Kok tiba ti-"Aku merasakan sesuatu yang lembut menempel di bibirku.
Sial! Zayn terlalu peka mendengar kata 'Hah?'If we could only have this life for one more day, would you just vote for this?
You know I'll be thankful, happy, and always smiling
Thanks for reading and keep supporting, I will be glad to receive any comment, to improve my story~-if-you-know-what-this-song-is-
Guess? Guess?
Hahaha. #authorgila
So, leave you comment below, -cieee-below-(?)-
*abaikan
Love love.
Semangat buat UN (._. ) ( '-') ~( ^3^)~
KAMU SEDANG MEMBACA
Us? [Zayn Malik]
Fanfiction"Zayn Malik!" "Ya. Kenni Malik?" Kenni Nataline White. Gadis pendiam yang awalnya membenci namanya sendiri. Kecelakaan berturut-turut menimpa kehidupannya. Tetapi, gadis ini tetap kuat. Ditambah lagi dengan munculnya seseorang yang baru dalam kehid...