Kenni P.O.V
Pagi hari, aku masih di pelukan Zayn. Astaga, aku tak percaya cowo itu meluk aku sepanjang malam,
"Zayn," panggilku
"Hmm?"
Ternyata dia udah bangun,
"Tangan kamu gak kesemutan?"
"Menurut kamu?"
"Mm, mungkin iya."
"Dungu, ya iya lah."
Loh? Ia memelukku lebih erat lagi, tangan kanannya aku tiduri, tangan kirinya merangkul badanku.
"Loh? Bukannya tangan kamu kesemutan?"
"Memang."
"Lalu?"
"Ssst, nanti aku cium."
"Eh! dasar.""Hmm, Zayn."
"Astaga Kenni, aku disini kok jangan panggil aku ter-"
"Promise me something."
"Loh? Kok tiba - tiba jadi kay-"
"Jangan pernah cium cewe lain lagi."
Zayn diam sebentar, lalu Ia tertawa,
"Jadi dari tadi kamu mikirin ini?"
"Ya begitulah. Promise?"
"Hmm, yep." Kata Zayn sambil memainkan rambutku."Astaga, pasangan ini pagi - pagi udah sweet yaa. Mom, kayaknya teh hari ini gak usah pakai gula deh.. Hahaha,"
Tiba - tiba Waliyha muncul dan mengejek kami. Aku langsung melepas pelukan Zayn, loncat dari kasur.
"Astaga Waliyha, kamu ngapain?" Kata Zayn.
"Zayn, kamu lupa ya? Hari ini kamu harus anterin kami ke bandara."
"Oh iyaa! Sekarang jam berapa?"
"Setengah jam lagi kami bakal ketinggalan pesawat Zayn."
"Mampus aku!" Zayn langsung loncat dari kasur, ke kamar mandi, dan ya tentu mandi.Tak ku sangka cowo itu sudah biasa memakan waktu yang lama untuk berkaca karena Safaa tiba - tiba berteriak dari luar.
"Zayn! Cepatlah! Jangan berkaca lagi."
Aku hanya tertawa kecil saat mendengar Safaa meneriaki Zayn.
"Ayolah Zayn. Kamu seperti perempuan, sedangkan perempuan aja gak segitunya."
"Iya iya. Kamu menyebalkan ken."
"Ternyata kamu sering yaa ngaca lama - lama.. Hahaha"
"Loh? Darimana kamu tau?"
"Lah? Tadi Safaa aja bisa tau kamu lagi ngaca tanpa liat kekamar. Zayn zaynn. Astaga."
"Hahaha, yaudah. ayok"Hari ini, tepat hari Sabtu, kami tidak sekolah di hari Sabtu, dan aku rasa aku sudah sehat. Jadi aku ikut mengantar keluarga Zayn ke bandara,
Aku duduk di jok depan bersama Zayn. Autn Trisha, Uncle Yaser, dan Doniya di jok kedua, Waliyha dan Safaa di jok ketiga. Kami bercanda ria di dalam mobil.*****
"Kenni, jaga Zayn yaa." pesan Aunt Trisha ke aku.
"Kapan - kapan main ke Bradford yaaa." Pesan Safaa kepada ku.
"Dan Zayn, kau harus mengajaknya ke Bradford lain kali." oceh Safaa.
"Iyaa iyaa."
"Janji?" Safaa mengeluarkan jari kelingkingnya
"Janji." Zayn melingkarkan jari kelingkingnya ke jari Safaa. Pinky promise.
"Kamu juga harus janji ken," kata Safaa kini bergantian ke aku.
"Oke." aku langsung melingkarkan jari ku ke jarinya. Ke jari mungilnya."Dasar Safaa, untuk apa emangnya Kenni harus janji? Kan Zayn yang seharusnya ngajak." kata Doniya mencubit pipi Safaa.
"Soalnya kan Zayn jarang banget pulang ke Bradford, lalu biasanya dia lama banget baru pulang, jadi kalau misalnya tahun depan Zayn pulang ke Bradford, lalu nanti dia bawa Kenni, berarti mereka masih pacaran, lalu kalau Zayn gak bawa Kenni, berarti Kenni sama Zayn gak tepat janji."
"Jadi intinya mereka gak boleh putus?" Sambar Waliyha tiba - tiba.
"Yep. Tepat sekali. Terkadang kau pintar Waliyha."
"Eh? Dasar Safaa, anak kecil!" Jawab Waliyha.
"Sudahlah kalian, kita bakal benar - benar ketinggalan pesawat kalau gini." Aunt Trisha angkat bicara.*****
Terlihat sebersit tampang sedih di muka Zayn, mungkin karena Ia akan jauh dari keluarganya lagi, jadi aku angkat bicara
"Safaa lucu yaah?" Tanya ku pada Zayn saat kami berdua dalam perjalanan pulang.
"Iyaa, tapi terkadang dia seperti setan di neraka terdalam ken."
Aku langsung tertawa terbahak - bahak. Zayn bingung melihat aku, tapi Ia mengeluarkan senyum menawannya yang membuat ku berhenti tertawa.
"Loh? Kenapa?"
"Gapapa kok. Hahaha."
"Aku tahu, pasti karena aku senyum." kata Zayn sambil tertawa.
"Hahaha,"
"Kamu tetap sama kayak pertama kali kita ketemu ken,"
"Ya iyalahh. Dasar bego."
"Heh, kalo dungu ya dungu aja ken, jangan bilang aku bego, aku masih waras kok."
"Loh? Apa hubungannya bego sama waras?"
"Entah."
Kami berduapun langsung tertawa terbahak - bahak.
![](https://img.wattpad.com/cover/35860069-288-k739140.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Us? [Zayn Malik]
Fanfiction"Zayn Malik!" "Ya. Kenni Malik?" Kenni Nataline White. Gadis pendiam yang awalnya membenci namanya sendiri. Kecelakaan berturut-turut menimpa kehidupannya. Tetapi, gadis ini tetap kuat. Ditambah lagi dengan munculnya seseorang yang baru dalam kehid...