Wedding.

3.6K 172 24
                                    

This is the last part. :'
Should I cry or happy? Idk. XD
Okay. A long chappie guys. Already warn ya.
Enjoy!

*****

Kenni terbangun dalam pelukan seseorang. Ia pun tak tau itu siapa. Yang jelas, tangan kekar, lelaki. Tentu.

Wait. Lelaki. Kenni langsung berbalik, karena penciumannya masih kurang oleh flu, dan matanya masih kabur. Kenni hampir melompat karena cowo itu tiba tiba mengecup bibirnya. Membuat flu nya hilang sedetik, dan membuat matanya menjadi bulat sempurna.

"Good morning sweetie."

"Zayn! Kau hampir membunuhku. Kau tahu?"

"Ah. Kau berlebihan sekali."

"Aku kira kau siapa."

"Emangnya bisa ada siapa lagi?"

Zayn menggoda Kenni. Secara tidak langsung.

Kenni P.O.V

"Oh ya. Bagaimana dengan Rebbeca?"

Aku menanyakan hal tersebut karena aku ingin mengalihkan pembicaraan ini dan mengingat semalam aku tak dibolehkan Zayn ikut mencari Calum.

Hanya Zayn saja yang pergi. Oh ya. Dan Rebbeca menemaniku semalaman. Entahlah. Aku tadi hanya terbangun di.. pelukan Zayn.

"Sudah ku bereskan." Jawab Zayn singkat.

"Di 'bereskan' dalam arti berbicara atau berkelahi?"

Aku memberikan penekanan pada kata 'berbicara' dan 'berkelahi'

Zayn terkekeh kecil.

"Bahkan aku hampir masuk rumah sakit semalam."

Aku melompat dari kasur.

"Kau? Serius?"

"Dungu! Ya tidaklah. Kau tak lihat? Aku baik baik saja bukan? Bahkan tak ada satu luka pun dibadanku."

Aku menghembuskan nafas lega. Aku berpikir kembali. Dungu juga aku. Mana mungkin Zayn hampir masuk rumah sakit? Bahkan 1 luka pun tidak ada.

"Baiklah, aku ceritakan. Calum memberi Rebbeca uang. Menyuruhnya untuk menggugurkan anak nya. Reb-"

"Apa?! Rebbeca setuju tidak?"

"Tentu saja tidak. Kurasa, lebih baik kau lihat Rebbeca sekarang. Dia di kamar tamu."

"Kenapa tidak kau saja?"

"Kau ini meminta aku berselingkuh atau apa?"

"Hahaha. Aku tau. Kau tak akan melakukan itu Javvad. Baiklah, ayo. Kita lihat bersama."

"Okay."

*****

"Rebbeca? Kau mau kemana?" Tanyaku karena melihat Rebbeca mem-packing sebuah koper miliknya. Semalam ia memang kesini dengan semua barang barang nya.

"Eh? Kenni? Aku.. aku hanya mau pergi." Jawab Rebbeca.

"Kau mau kemana?" Tanyaku.

"Entahlah, mungkin ke tempat orang tuaku."

"Kau yakin? Maksudku, apa mereka akan marah?"

"Kurasa iya. Tapi, ini salahku, aku tak tahu lagi harus kemana. Tak mungkin kan aku disini terus?"

Benar juga.

"Baiklah, kalau kau diusir dari rumahmu, kau boleh numpang sementara disini." Zayn menjawab perkataan Rebbeca.

"Zayn!" Aku memukul lengan Zayn kuat. Entahlah. Kurasa itu kuat.

"Apa? Aku ta-"

"Shut up Zayn. Rebbeca, kalau ada apa apa, jangan sungkan datang ke kami."  Kataku.

Us? [Zayn Malik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang