Am I Still Not Good Enough?

2.3K 172 1
                                    

Kenni P.O.V
"Good morning sweetheart." kata Zayn pagi - pagi.
"Eh? Good morning too zayniee."
Zayn mencium singkt pipiku, yep, berhasil membuatku merona. Sial.
"Nanti pulang sekolah kita jalan yaaa." Tanya Zayn dengan semangat '45 (?)
"Gak."
"Loh? Kenapa?"
"Mau ngerjain kamu aja sih sebenarnya."
Zayn masih kelihatan bingung,
"Astaga zaynie, jadi nanti kita mau kemana?"
"Eh? Kamu mau?"
"Iya sayang."
"Hehehe, terserah kamu deh mau kemana."
"Ke rumah kamu."

*****

Bel pulang sekolah berbunyi, hari ini seperti biasanya, Zayn membawakanku bekal, kami makan bersama, bedanya hari ini dia lebih 'aneh' maksud ku pendiam, tak banyak menggodaku, bukannya aku ingin digoda, tapi aneh aja liat dia kayak gitu,
'Ada apa dengannya?' Hanya itu yang ada di otakku.

Tiba - tiba rasanya aku ingin ke toilet, astaga. Memikirkan Zayn membuat perutku penuh dengan kupu - kupu (?) -authorgila- *abaikan.

*****

Saat aku keluar dari toilet, tiba - tiba perasaanku gak enak. Yang pertama terpikir adalah Zayn, apakah dia baik - baik saja? Maksudku dia bahkan belum mencariku dari tadi.

Disaat yang sama juga aku melihat seorang lelaki yang sangat familiar, sangat mirip sama.. Zayn. Ya, mirip sekali. Tapi, lelaki itu tampak sedang berciuman dengan seorang perempuan yang tak ku kenal. Jadi, aku berpikir itu tak mungkin Zayn.

Aku kembali ke parkiran, pikiran tadi masih tetap membuatku bingung, apakah benar lelaki itu Zayn? Tidak, tidak mungkin. Tapi, kaki ku sendiri melangkah ke tempat tadi,

Disana masih ada laki - laki dan perempuan itu, saat aku mencoba memerhatikan lelaki itu, dan ya, ternyata benar, dia Zayn. Aku tercengang, tak percaya, apa yang sudah Ia lakukan? Kenapa Ia tega seperti itu? Am I still not good enough? Shit, aku nangis. Buku di tanganku terjatuh. Zayn langsung menoleh, aku berlari entah kemana, aku tak tau arah, dan ujung - ujungnya kakiku mendarat di toilet cewe, aku tahu Zayn gak mungkin masuk, jadi aku kesini. Pilihan dungu!
Zayn terus menunggu ku di luar,
"Ken, I can explain this, please. Listen to me."
Aku hanya diam, aku ingin sekali berlari keluar dan menjauhinya karena setiap suara yang Ia keluarkan seperti opera bagiku, ya. Aku benci opera, sangat benci!
"Cukup Zayn. Pulanglah, aku lelah." ucapku sambil berjalan keluar dan mencoba menjauh.
Ternyata Ia membawa buku yang tadi ku jatuhkan, dan ia menarik tanganku. Kali ini dia menariknya dengan sedikit kasar.
"Lepasin Zayn."
Zayn malah mempererat genggamannya.
"Zayn!"
Semakin erat.
"Zayn! Sakit!"
Kali ini Ia melonggarkan pegangannya dan langsung berkata,
"Maaf,"
Aku hanya diam saja, ternyata dia membawaku kedalam mobil, dia juga membawa tas dan semua buku - bukuku yang berantakan.

"Ken, listen. That's not like wh-"
"No zayn. You listen, I've tried to do my best as a girlfriend, but you.. you.. cheat at me." Suara ku mulai terdengar serak,
"Am I still not good enough Zayn?"
Zayn hanya diam, tapi kelihatannya dia menahan air matanya. Tanpa menjawab apapun dia mengantarku pulang.

*****

Sepanjang perjalanan, tidak ada yang bicara, tidak ada belok kiri atau kanan, tidak ada candaan. Yeah, canggung. Begitu sampai, Zayn mengambil tas dan semua buku ku serta turun dari mobil, dan membukakanku pintu mobil. Aku langsung turun dan masuk rumah, dia mengikutiku, lalu menaruh barang - barangku di meja ruang tamu,
"Ken. I'm sorry, I haven't tell you something."
Aku langsung naik ke kamarku, Zayn mengejarku dan tiba - tiba memelukku dari belakang,
"That girl is Nataline White." katanya yang hampir membuat jantungku copot.
"Na.. Nataline?"
"Perempuan yang aku cium tadi."
"Why?"
"I don't care if you believe or not, but i'm telling the truth now. Aku ketemu Nataline waktu istirahat, dia bilang dia akan revenge ke kamu, aku melarangnya, dia mengeluarkan syarat, jika aku menjadikan dia selingkuhanku, dia tidak akan revenge ke kamu, atau apa - apakan kamu."
Aku hanya diam saja sambil mencerna kata - kata Zayn, tak ku sangka mantan 'best friend' ku datang untuk revenge, mungkin karena aku meninggalkannya sendirian saat Ia kecelakaan. Terkutuk lah aku.

Tiba - tiba Zayn memelukku lebih erat karena tanpa kusadari air mata tipis mengalir di pipiku,

*****

10.00 p.m
Kami sudah baikan, dari tadi kami menceritakan banyak hal, tentang Nataline terutama. Aku baru sadar ternyata sudah jam 10 malam.
"Zayn, you need to go home."
"Mm, okay. But remember, I'll never cheating on you ken. I love you!"
Aku tersenyum dan mengecup pipinya singkat, "I love you too my zaynie."
"Kapan aku dapat cium di sini?" Kata Zayn sambil menunjuk bibirnya.
"Dasar pervert!"
"Hahaha, yaudah, aku pulang dulu yaa, byee."

Tepat sebelum Zayn membelakangi Kenni untuk pergi ke mobilnya, ada seseorang di balik Zayn yang membawa tongkat dan memukul Zayn.
"Zayn!" Teriak Kenni histeris. Ia mendongak untuk memandang orang itu.
"Liam?! What are you doing?"
"Make you to be mine," jawab Liam dengan senyum sinis.
"Go away! Let me go! Help help he-"
Gelap, hanya itu yang dapat Kenni lihat sekarang.

Hai readers, teman author juga jadi author loh di wattpad (?)
Nihh, follow + read yaa account & storynyaa.
Cika_Angela21
Thanks thanks, jangan lupa vote punya ku jugaa yaa >.
Hehehe
-Author-

Us? [Zayn Malik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang