Together.

1.7K 133 3
                                    

"Aku hamil. Anak Zayn."

Deg.

Apa itu benar? Apa Rebecca benar benar mengandung.. anak Zayn?

Tiba tiba Zayn datang dan berlari ke arahku. Ia melempar belanjaannya begitu saja ditengah jalan. Lalu berteriak ke Rebecca..

"Rebecca?! Apa yang kau lakukan disini?! Kenni. Kau tak apa?"

"Zayn. Aku butuh penjelasan." Ucapku lemas.

Aku tahu, aku memang tak boleh langsung percaya dengan Rebecca. Maka itu, aku minta penjelasan.

"Penjelasan? Apaan?"

"Zayn. A-aku hamil." Kata Rebecca.

"Lalu? Apa hubungannya sama aku?"

Zayn membentak Rebecca. Sepertinya, sebentar lagi Rebecca akan menangis.

"I-ini anak mu Zayn."

"Apa?! Kau bercanda? Aku bahkan belum pernah menyentuhmu sedikit pun!"

Aku hanya tercengang mendengar pernyataan Zayn. Kalau Zayn memang pernah berbuat 'itu' dengan Rebecca, maka Zayn yang jahat di sini. Tapi, bagaimana pun Rebecca juga kasihan kalau orang yang menghamilinya bukan Zayn.

Apa yang kupikirkan? Dungu!

"Apa aku mengganggu kalian?" Dari sekian banyak kalimat yang berputar putar diotakku, tapi aku hanya mengucapkan itu. Itu saja.

Tiba tiba Zayn menggenggam kedua tanganku. Menatap dalam mataku. Lalu berkata.

"Percaya padaku ken. Please."

Aku hanya terdiam. Menunduk. Aku tak bisa melihat matanya. Aku berharap aku dapat mempercayai perkataan Zayn. Hanya saja, rasanya berat karena otakku masih tidak dapat mencerna semua ini.

Bayangkan, tiba tiba mantan tunanganmu datang, dan berkata dia hamil. Anak calon suamimu. Yang artinya mereka melakukan hubungan paling tidak 2 bulan yang lalu, dimana kau berada dalam status tunangan dengan calon suamimu. Berarti, dia selingkuh bukan? Tak butuh seorang tamatan sarjana untuk menafsirkan arti itu.

Saat aku sedang berkecamuk dalam pikiranku sendiri, tiba tiba Zayn mengeluarkan kata kata lagi. Tapi, ia terdengar sangat lemah. Sangat.

"Ken. Please."

Zayn mengeratkan genggamannya. Ia sudah hampir menangis sekarang. Sial. Aku tak tega.

Akhirnya, aku mendongakkan kepalaku pelan, lalu menyunggingkan seulas senyumanku yang mungkin terlihat sangat lemas. Sampai sampai Zayn memelukku erat sekali.

"Kita buktikan. Ayo. Tes DNA."

*****

"Kenapa kau tak mau tes?! Berarti kau tak berani kan? Kau hamil. Dan itu pasti bukan anakku!"

Zayn lagi lagi membentak Rebecca. Aku hanya bisa menenangkannya. Karena jika tidak, Rebecca pasti sudah babak belur sekarang.

"T-tapi.. Zayn. I-ini anakmu. Anakmu!"

Rebecca tambah histeris. Aku tambah pusing. Aku tak bisa lagi lama lama mendengat teriakan mereka.

"Rebecca. Kalau memang ini anak Zayn. Ayo. Kita buktikan dengan DNA. Zayn harus bertanggung jawab kalau itu anaknya. Tapi kalau tidak, kau harus dengan senang hati untuk tidak mengganggu kami. Deal?"

Aku angkat bicara. Aku serius tidak sanggup membiarkan gendang telinga ku pecah perlahan lahan.

"Diam kau jalang! Kau tak tau apapun yang Zayn lakukan kepadaku. Kau tak berhak mencampuri urusan kami. Kau pikir sudah hebat menjadi tunangan Zayn? Kau ki-"

Us? [Zayn Malik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang